Semua Nabi-nabi pasti diberi bukti-bukti kenabian atau
mu’jizat-mu’jizat dari Allah SWT. Maka Rasulullah SAW pun diberi
mu’jizat oleh Allah SWT. Adapun mu’jizat beliau yang terbesar adalah
Al-Qur’an yang bisa dibaca dan didengar sampai akhir zaman, sebagaimana
dijelaskan dalam hadits :
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Tidak ada seorang
Nabi diantara para Nabi melainkan pasti diberi mu’jizat atau
yang semisalnya yang dengannya menyebabkan manusia beriman.
Dan sesungguhnya mu’jizat yang diberikan padaku adalah wahyu
(Al-Qur’an) yang Allah mewahyukannya kepadaku, maka aku berharap agar
pada hari qiyamat aku yang paling banyak pengikutnya diantara mereka’.
[HR. Bukhari juz 6, hal. 97]
Dan mu’jizat-mu’jizat beliau yang lain, diantaranya sebagai berikut :
Dari Jabir bin 'Abdullah RA, dia berkata : Pada peristiwa
Hudaibiyah orang-orang kehausan, sedangkan di depan Nabi SAW terdapat
wadah air (yang kecil dari kulit). Lalu beliau berwudlu, lalu
orang-orang bergegas ke arah beliau. Beliau bertanya, "Ada apakah kalian
?". Mereka berkata, "Kami tidak mempunyai air untuk berwudlu dan tidak
(ada air) untuk minum selain air di hadapan engkau". Lalu beliau
meletakkan tangan beliau ke dalam wadah itu, lalu memancarlah air dari
antara jari-jari beliau bagaikan mata air, maka kami minum dan berwudlu.
Aku (Salim bin ‘Abul Ja’di) bertanya, "Berapakah jumlah kalian ?".
Jabir menjawab, "Seandainya kami berjumlah seratus ribu pun tentu air
itu mencukupi kami. Kami (waktu itu) berjumlah seribu lima ratus orang".
[HR. Bukhari juz 4, hal. 170]
Dari 'Imran bin Hushain, dia menceritakan, bahwasanya para
shahabat bersama Nabi SAW dalam suatu perjalanan, lalu mereka berangkat
awal malam, dan ketika akan Shubuh,mereka istirahat, lalu mereka
tertidur hingga matahari telah naik. Orang pertama yang bangun dari
tidurnya adalah Abu Bakar, sedang Rasulullah SAW tidak dibangunkan dari
tidur beliau sehingga beliau bangunsendiri. Lalu 'Umar bangun. Kemudian
Abu Bakar duduk di samping kepala Nabi SAW, lalu dia bertakbir dengan
suara keras hingga Nabi SAW terbangun. Lalu beliau turun dan shalat
Shubuh bersama kami. Dari kaum ini ada seorang laki-laki yang menyendiri
tidak ikut shalat bersama kami. Setelah selesai (shalat), beliau
bertanya, "Hai Fulan, kenapa kamu tidak ikut shalat bersama kami ?". Ia
menjawab, "Saya berjanabat". Maka beliau menyuruh kepada orang itu
untuk bertayammum dengan tanah, kemudian ia shalat. Dan Rasulullah
SAW menyuruh aku untuk mengendarai kendaraan di depan beliau,
sedangkan kami sungguh merasakan haus yang berat.
Ketika kami dalam perjalanan (mencari air) tiba-tiba kami bertemu
dengan seorang wanita yang menjulurkan dua kakinya diantara dua girbah
(tempat air), maka kami bertanya kepadanya, "Dimanakah ada air ?". Dia
menjawab, "Tidak ada air". Kami bertanya lagi, "Berapakah
jauh perjalanan antara keluargamu dengan tempat air ?". Dia menjawab,
"Satu hari satu malam". Lalu kami berkata, "Pergilah kepada Rasulullah
SAW". Dia berkata, "Apa itu Rasulullah ?". Maka kami tidak membiarkan
dia dengan urusannya sehingga kami menghadapkannya kepada Nabi SAW. Lalu
dia bercerita kepada beliau seperti ceritanya kepada kami, hanya
saja dia ceritakan kepada beliau bahwa dia mempunyai anak-anak yatim.
Lalu beliau memerintahkan (supaya mendekatkan) dua qirbah miliknya,
lalu beliau mengusap pada mulut qirbah itu, Lalu kami yang sedang
kehausan berjumlah empat puluh orang itu minum hingga kami puas, lalu
kami mengisi penuh-penuh semua qirbah dan ember-ember yang ada
pada kami, hanya saja kami tidak memberi minum unta, sedang
qirbah-qirbah itu hampir meledak karena penuhnya. Kemudian beliau
bersabda, "Bawalah kemari apa-apa yang ada pada kalian". Maka
dikumpulkanlah untuk (diberikan kepada) wanita itu remukan-remukan roti
dan buah kurma, sehingga wanita itu kembali kepada keluarganya dan
berkata, "Aku
telah bertemu dengan orang yang paling pandai menyihir, atau dia seorang
nabi sebagaimana orang-orang mengatakan". Lalu Allah memberi petunjuk
(hidayah) kepada kampung itu dengan perantaraan wanita tersebut, maka
dia masuk Islam dan mereka (penduduk kampung itu pun) masuk Islam". [HR.
Bukhari juz 4, hal. 168]
Dari Anas (bin Malik) RA, dia berkata : Tibalah waktu shalat, maka
orang-orang yang rumahnya dekat masjid bangkit hendak berwudlu,
dan sekelompok orang tertinggal (belum berwudlu), lalu didatangkan
kepada Nabi SAW wadah dari batu yang berisi air. Kemudian beliau
meletakkan tapak tangan beliau, dan wadah itu terlalu kecil untuk bisa
memuat tapak tangan beliau yang membentang, maka beliau menggenggamkan
jari-jari beliau dan beliau meletakkannya di wadah itu. Lalu sekelompok
kaum itu berwudlu semuanya. Aku (Humaid) bertanya, "Berapakah mereka itu
?". Anas menjawab, "Delapan puluh orang". [HR. Bukhari juz 4, hal.
170]
Dari Anas bin Malik, dia berkata : Abu Thalhah berkata kepada
Ummu Sulaim, "Sungguh aku mendengar suara Rasulullah SAW yang lemah,
aku mengenalinya karena lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu ?".
Ummu Sulaim (istri Abu Thalhah) menjawab, "Ya". Ummu Sulaim
lalu mengeluarkan beberapa keping roti, lalu dia mengeluarkan
kerudungnya, lalu dibungkusnya roti itu dengan sebagian kerudung
tersebut, lalu
menyembunyikannya di bawah tangan (ketiak)ku dan dia melilitkan sebagian
kerudungnya pada kepalaku, kemudian dia menyuruh aku (Anas, putra Ummu
Sulaim) kepada Rasulullah SAW. Anas berkata, "Lalu aku
berangkat dengan membawa roti itu, dan aku menemukan Rasulullah SAW di
masjid bersama orang-orang (para shahabat). Aku berdiri, sedang mereka
duduk. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Kamu diutus oleh Abu
Thalhah ?“. Aku menjawab, "Ya". Beliau bertanya, "Jamuan makan ?". Aku
menjawab, "Ya". Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada orang-orang yang
bersama beliau, "Bangkitlah". Beliau berangkat (bersama shahabat) dan
aku berjalan di depan mereka sehingga sampai kepada Abu Thalhah dan aku
menceritakan (kedatangan mereka) kepadanya. Abu Thalhah berkata, "Hai
Ummu Sulaim, sungguh Rasulullah SAW datang dengan orang-orang, sedang
kita tidak mempunyai makanan (yang cukup) untuk menjamu mereka”. Ummu
Sulaim berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu". Lalu Abu Thalhah
keluar menemui Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW masuk, dan Abu
Thalhah bersama beliau. Lalu Rasulullah bersabda, "Kemarilah, hai Ummu
Sulaim. Apa yang kamu miliki ?". Lalu Ummu Sulaim menyuguhkan roti
tersebut, lalu Rasulullah SAW menyuruh roti itu supaya diremuk, dan Ummu
Sulaim memeras (minyak
samin yang tersisa) di wadah dan membuatnya sebagai lauk.
Kemudian Rasulullah SAW berdoa padanya menurut kehendak Allah,
kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Lalu Abu
Thalhah
menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang,
lalu mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk
sepuluh orang". Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka
makan hingga kenyang, kemudian mereka keluar. Kemudian beliau
bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Abu Thalhah menyuruh masuk
sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, kemudian keluar.
Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Maka kaum itu
makan semuanya hingga kenyang dan jumlah mereka adalah tujuh puluh
atau delapan puluh orang. [HR. Bukhari juz 4, hal. 171]
Bersambung………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar