Bersedekap.
عَنْ
وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ اَنــَّهُ رَأَى النَّبِيَّ ص رَفَعَ يَدَيــْهِ
حِيْنَ دَخَلَ فِى الصَّلاَةِ كَـبَّرَ ... ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ اْليُمْنَى
عَلَى اْليُسْرَى. مسـلم.
Dari Wail bin
Hujr, sesungguhnya ia pernah melihat Nabi SAW mengangkat kedua
tangannya waktu memulai shalat, beliau bertakbir .... Kemudian beliau
meletakkan tangan kanannya diatas tangan kirinya. [HR. Muslim].
عَنْ حُلْبِ الطَّائِيِّ قَالَ: رَأَيـْتُ النَّبِيَّ ص يَضَعُ اْليُمْنَى عَلَى اْليُسْرَى عَلَى صَدْرِهِ فَوْقَ اْلمِفْصَلِ. احمد
Dari
Hulb Ath-Thaiyi, ia berkata : "Saya pernah melihat Rasulullah SAW
meletakkan tangan kanan pada tangan kirinya, di dadanya, yakni diatas
pergelangannya". [HR. Ahmad].
Doa Iftitah.
Doa Iftitah ini yang dicontohkan oleh Nabi SAW adalah banyak macamnya. Diantaranya :
اَللّهُمَّ
بَاعِدْ بَـيْنـِى وَ بَـيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَـيْنَ
اْلمَشْرِقِ وَاْلمَغْرِبِ. اَللّهُمَّ نَـقِّنِى مِنَ اْلخَطَايَا كَمَا
يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبـْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اَللّهُمَّ اغْسِلْ
خَطَايَايَ بِاْلمَاءِ وَالثَّـلْجِ وَاْلـبَرَدِ. البخارى عن ابى هريرة. ج
1،ص:181
1. Ya
Allah, jauhkanlah antaraku dan antara kesalahan-kesalahanku sebagaimana
Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku
dari kesalahan-kesalahan sebagaimana kain yang putih dibersihkan dari
kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan
embun. [HR. Bukhari dari Abu Hurairah, Juz I : 181].
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا اسْتَفْتَحَ الصَّلاَةَ
قَالَ: سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالىَ
جَدُّكَ وَلاَ اِلهَ غَيْرُكَ. ابو داود.
2. Dari 'Aisyah, ia berkata : "Adalah Nabi SAW apabila memulai shalat, beliau membaca : Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakas-muka wa ta'aalaa jadduka walaa ilaaha ghairuka. (Maha suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mulah (aku memulai ibadat ini) dan Maha Bahagia nama-Mu, Maha tinggi kemulyaan-Mu, dan tiada Tuhan selain Engkau)". [HR. Abu Dawud]
عَنْ ابْنِ
عُمَرَ قَالَ: بَـيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّى مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص اِذْ
قَالَ رَجُلٌ مِنَ اْلقَوْمِ : اَللهُ اَكْـبْرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ
ِللهِ كَثِـيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً.فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص : مَنِ اْلقَائِلُ كَلِمَةَ كَذَا وَ كَذَا ؟ قَالَ
رَجُلٌ مِنَ اْلقَوْمِ: اَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: عَجِبْتُ لَهَا
فُتِحَتْ لَهَا اَبْوَابُ السَّمَاءِ. قَالَ ابْنُ عُمَرَ فَمَا
تَرَكْـتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُولُ ذلِكَ. مسـلم ج 1
ص :420.
3. Dari Ibnu 'Umar, ia berkata : Pada suatu ketika kami shalat bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba ada seorang lelaki dari suatu kaum membaca Allaahu Akbar kabiiraa, walhamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukrataw wa ashiilaa.
(Allah Maha Besar dari segala yang besar, segala puji bagi Allah
sebanyak-banyaknya, dan Maha suci Allah diwaktu pagi dan petang). Maka
Rasulullah SAW bersabda : "Siapakah orang yang membaca kalimat begitu
tadi ?". Lalu seorang laki-laki dari suatu kaum tadi menjawab : "Saya,
ya Rasulullah. Beliau bersabda : "Saya kagum akan bacaan itu. Telah
dibuka karenanya pintu-pintu langit". Ibnu 'Umar berkata : "Maka saya
tidak pernah meninggalkan bacaan itu sejak mendengar Rasulullah SAW
bersabda yang demikian itu". [HR. Muslim I : 420]
عَنْ
عَلَيِّ بْـنِ اَبِى طَالِبٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص
اَنــَّهُ كَانَ اِذَا قَامَ اِلىَ الصَّلاَةِ قَالَ: وَجَّهْتُ وَجْهِيَ
لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلاَرْضَ حَنِيْفًا وَمَا اَنـَا مِنَ
اْلمُشْرِكِـيْنَ. اِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِى ِللهِ
رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.لاَشَرِيـْكَ لَهُ وَ بِذلِكَ اُمِرْتُ وَ اَنــَا
مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اَنـــْتَ اْلمَلِكُ لاَ اِلهَ اِلاَّ
اَنــْتَ. اَنـْتَ رَبـِّى وَاَنــَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَـفْسِى،
وَاعْتَرَفْتُ بِذَنـْبِى فَاغْفِرْلىِ ذُنـُوْبِى جَمِيْعًا، اِنَّهُ لاَ
يـَغْفِرُ الذُّنـُوْبَ اِلاَّ اَنـْتَ ، وَاهْدِنـِى ِلاَحْسَنِ
اْلاَخْلاَقِ ، لاَ يـَهْدِى ِلاَحْسَنِهَا اِلاَّ اَنـْتَ، وَاصْرِفْ
عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنــْتَ.
لَبَّيْكَ وَسَعْدَيـْكَ. وَاْلخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيــْكَ. وَالشَّرُّ
لَيْسَ اِلَيْكَ. اَنـَا بِكَ وَ اِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَـيْتَ.
اَسْتَغْفِرُكَ وَاتــُوْبُ اِلَيْكَ. مسـلم 1 ، ص:534-535
4. Dari
Ali bin Abu Thalib, dari Rasulullah SAW, sesungguhnya beliau apabila
berdiri shalat, beliau membaca (yang artinya) : "Aku hadapkan wajahku
kepada (Allah) yang telah menjadikan langit dan bumi dengan ikhlas, dan
aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidupku dan matiku adalah untuk Allah Tuhan semesta alam,
tiada sekutu bagi-Nya. Dan dengan demikian itulah aku diperintahkan, dan
aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri. Ya Allah, Engkaulah
Raja, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau adalah Tuhanku dan aku adalah
hamba-Mu. Aku telah menganiaya diriku dan aku mengakui dosa-dosaku,
karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang
bisa mengampuni dosa kecuali Engkau, dan tunjukilah aku kepada
sebaik-baik akhlaq, dan tidak ada yang bisa menunjuki kepada sebaik-baik
akhlaq kecuali Engkau. Dan palingkanlah dariku akhlaq yang buruk, dan
tidak ada yang bisa memalingkan akhlaq yang buruk dariku selain Engkau.
Aku sambut panggilan-Mu dan aku tetap thaat kepada-Mu dan menolong
agama-Mu. Dan kebaikan
semuanya ada ditangan-Mu. Dan kejahatan tidaklah menuju kepada-Mu. Aku
berlindung dengan Engkau dan kepada-Mu. Maha suci Engkau dan Maha
Tinggi. Aku mohon ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu". [HR. Muslim, Juz I : 534-535].
Keterangan : Dan dalam riwayat lain disebutkan seperti diatas, namun bukan dengan lafadz "wa ana minal muslimin", tetapi dengan lafadz "wa ana awwalul muslimin". [Muslim, Juz I : 536]
Membaca Ta'awudz.
فَاِذَا قَرَأْتَ اْلـقُرْانَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ.النحل:98
Apabila kamu membaca Al-Qur'an hendaklah kamu meminta perlindu-ngan kepada Allah dari syetan yang terkutuk. [An-Nahl : 98].
قَالَ
اَبُو سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيُّ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا قَامَ اِلىَ
الصَّلاَةِ اسْتَفْتَحَ ثُمَّ يَقُوْلُ: اَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ
اْلعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ هَمْزِه وَ نَـفْخِهِ وَ
نَـفْثِهِ. احمد والترمذى.
Telah
berkata Abu Sa'id Al-Khudriy : "Adalah Nabi SAW apabila berdiri shalat,
beliau membaca doa iftitah, kemudian beliau membaca : A'uudzu billaahis-samii'il 'aliimi minasy-syaithaanir rajiim min hamzihi wa nafkhihii wa naftsihi (Aku
berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari
syaithan yang terkutuk, dari gangguannya, tiupannya dan hembusannya)". [HR. Ahmad dan Tirmidzi].
اَنَّ النَّبِيَّ ص كَانَ يَـقُوْلُ قَبْلَ الْـقِرَاءَةِ: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. ابن المنذر.
Bahwasanya Nabi SAW sebelum membaca Al-Fatihah, biasa membaca : A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir rajiim. (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk). [HR. Ibnul Mundzir].
قَالَ
اْلاَسْوَدُ: رَأَيـْتُ عُمَرَ حِيْنَ يَـفْـتَـتِحُ الصَّلاَةَ
يَـقُوْلُ: سُبْحَانَـكَ اللّهُمَّ ... ثُمَّ يَـتَـعَوَّذُ. الدارقطنى.
Telah berkata Al-Aswad : "Saya pernah melihat 'Umar waktu memulai shalat, ia membaca Subhaanakallaahumma...... kemudian ia membaca ta'awudz". [HR. Daruquthni].
Keterangan :
Dari ayat 98 surat An-Nahl di atas, ada ulama yang memahami bahwa membaca ta'awudz itu perlu pada tiap-tiap rekaat.
Tetapi
ada pula yang berpendapat bahwa ta'awwudz itu cukup pada reka'at yang
pertama saja, karena dalam satu shalat walaupun ada beberapa kali bacaan
Al-Qur'an, tetapi semuanya itu dalam satu ibadat saja, lagi pula
hadits-hadits tentang ta'awwudz itu semuanya menunjuk-kan untuk reka'at
yang pertama saja.
Membaca Basmalah :
Sabda Nabi SAW :
اِذَا قَرَأْتـُمُ اْلحَمْدَ فَاقْرَءُوْا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. الدارقطنى.
Apabila kalian membaca Alhamdu (Al-Fatihah), hendaklah kalian membaca Bismillaahir rahmaanir rahiim. [HR. Daraquthni]
قَالَ
اَبـُوْ هُرَيـْرَةَ: كَانَ النَّبيُّ ص اِذَا قَرَأَ وَ هُوَ يَـؤُمُّ
النَّاسَ افْـتَـتَحَ بِـبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. الدارقطنى.
Telah berkata Abu Hurairah : "Adalah Nabi SAW apabila menjadi imam, beliau memulai bacaan dengan Bismillaahir rahmaanir rahiim". [HSR. Daraquthni]
قَالَ
اَنــَسٌ: صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبيِّ ص وَاَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ
وَعُثْمَانَ وَكَانُوْا يَـسْتَـفْتِحُوْنَ بِاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ
اْلعَالَمِيْنَ. لاَ يَذْكُرُوْنَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فِى
اَوَّلِ اْلقِرَاءَةِ وَلاَ فِى اخِرِهَا. احمد ومسـلم.
Telah berkata Anas, Saya biasa shalat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Adalah mereka itu memulai dengan Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Mereka tidak menyebut Bismilaahir rahmaanir rahiim di permulaan bacaan dan tidak pula pada akhirnya (Basmalah untuk mulai membaca surat).[HR. Ahmad dan Muslim].
Keterangan :
Pada hadits riwayat Daruquthni diatas menunjukkan bahwa kita dituntunkan untuk membaca Basmalah sebelum membaca Al-Fatihah.
Adapun
pada hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Muslim tersebut menunjukkan
bahwa Nabi SAW dan sebagian dari pada shahabat-shahabatnya memulai
bacaan dengan Hamdalah.
Dari
riwayat-riwayat tadi bisa kita fahami bahwa bacaan Basmalah itu kadang
dibaca Jahr (nyaring) sebagaimana diriwayatkan Daruquthni tadi, dan
kadang dibaca Sirr (tidak nyaring) sebagaimana diriwayatkan Ahmad dan
Muslim tersebut.
Membaca Al-Fatihah
Sabda Nabi SAW :
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ اْلكِتَابِ. البخارى و مسـلم.
Tidak (sah) shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah. [HSR. Bukhari - Muslim]
Diriwayatkan :
قَالَ اَبُوْ قَتَادَةَ: اَنَّ النَّبيَّ ص كَانَ يَقْرَأُ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ اْلكِتَابِ. البخارى.
Telah berkata Abu Qatadah : "Sesungguhnya Nabi SAW biasa membaca Al-Fatihah di tiap-tiap raka'at". [HSR. Bukhari]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar