E. Shalat Sunnah Thahur
Istilah yang diberikan
bagi dua rekaat shalat sunnah yang dikerjakan sehabis bersuci/wudlu dan
dengan sirr (tidak nyaring). Nabi SAW bersabda :
يَا
بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِاَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِى اْلاِسْلاَمِ. اِنِّى
سَمِعْتُ دَقَّ نَعْلَـيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِى اْلجَنَّةِ. قَالَ: مَا
عَمِلْتُ عَمَلاً اَرْجَى عِنْدِى مِنْ اَنِّى لَمْ اَتَطَهَّرْ طَهُوْرًا
فِى سَاعَةٍ مِنْ لَـيْلٍ اَوْ نَهَارٍ اِلاَّ صَلَّـيْتُ بِذلِكَ
الطَّهُوْرِ مَا كُتِبَ لِيْ اَنْ اُصَلِّىَ. البخارى و مسلم
"Wahai Bilal, ceritakan
kepadaku amalan yang paling besar dan memberi harapan yang telah engkau
kerjakan di dalam Islam. Aku mendengar suara sepatumu di hadapanku di
dalam surga". Bilal menjawab : "Tak ada suatu amal yang banyak
memberikan harapan selain daripada aku tiada berwudlu dengan sesuatu
wudlu kapanpun, baik malam maupun siang, melainkan aku mengerjakan
shalat dengan wudlu itu dengan shalat yang telah ditetapkan untukku
(yaitu dua rekaat sunnah Thahur)". [HSR Bukhari dan Muslim].
F. Shalat Sunnah Intidhar
Istilah untuk shalat
sunnah intidhar ialah : Shalat sunnah yang dikerjakan sebelum imam naik
ke mimbar/sebelum adzan pada hari Jum'at.
Waktunya : Sejak masuk masjid di hari Jum'at hingga imam naik ke mimbar/adzan diserukan.
Cara Pelaksanaan/Bilangan Rekaatnya :
Dua rekaat dengan satu
salam, dengan sirr (suara yang lembut) dan tidak terbatas bilangan
rekaatnya, boleh dikerjakan menurut kemampuan dan kehendak
masing-masing. Sabda Nabi SAW :
مَنِ
اغْتَسَلَ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ ثُمَّ اَتَى اْلجُمُعَةَ فَصَلَّى مَا
قَدِرَ لَهُ ثُمَّ اَنْصَتَ حَتَّى يَـْفُرغَ اْلاِمَامُ مِنْ خُطْبَتِهِ
ثُمَّ يُصَلِّى مَعَهُ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَ بَيْنَ اْلجُمُعَةِ
اْلاُخْرَى وَ فَضْلُ ثَلاَثَةِ اَيَّامٍ. مسلم
Barangsiapa mandi di
hari Jum'at kemudian datang ke tempat shalat, lalu shalat seberapa ia
mampu, kemudian diam sehingga imam selesai berkhutbah, lalu shalat
bersama imam, niscaya diampuni dosanya antara dua Jum'at dan tiga hari
sesudahnya. [HR. Muslim].
G. Shalat Sunnah (Ba'diyah) Jum'ah
Bila dikerjakan di masjid, 4 rekaat (2 rekaat salam, 2 rekaat salam).
عَنْ
اَبِىْ هُرَ يْـرَةَ ر ض اِنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا صَلَّى
اَحَدُكُمُ اْلجُمُعَةَ فَلْيُصَلِّ بَعْدَهَا اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ.
الجماعة الا البخارى
Dari Abu Hurairah RA,
bahwasanya Nabi SAW pernah bersabda : "Apabila seseorang diantara kalian
shalat Jum'ah, maka hendaklah shalat sesudah itu 4 rekaat". [HR Jama'ah, kecuali Bukhari].
Bila dikerjakan di rumah, 2 rekaat.
عَنِ
ابـْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: اَنَّ النَّبِيَّ ص كَانَ يُصَلِّى
بَعْدَ اْلجُمُعَةِ رَكْعَتَيْنِ فِى بَـيْـتِهِ. الجماعة
Dari Ibnu 'Umar RA, bahwasanya Nabi SAW biasa shalat sesudah Jum'ah 2 rekaat di rumahnya. [HR. Jama'ah].
Keterangan :
Shalat sunnah sesudah
Jum'ah, Nabi SAW mengerjakannya 2 rekaat di rumahnya. Sedang menurut
hadits yang pertama shalat ba'diyah Jum'ah itu 4 rekaat, maka ini bisa
diambil suatu pengertian bahwa yang 4 rekaat itu dikerjakan di masjid.
H. Shalat Sunnah Istisqa'
Shalat sunnah istisqa' ialah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon hujan dikala lama tidak turun hujan.
Cara Pelaksanaan/bilangan rekaatnya :
Cara pelaksanaannya ada dua macam :
a. Bersama-sama ke tanah
lapang, berpakaian sederhana dan dengan merendahkan diri serta penuh
rasa harap kepada Allah SWT. Kemudian diadakan khutbah dan berdoa dengan
mengangkat tangan tinggi-tinggi. Lalu berpaling menghadap Qiblat dengan
tetap berdoa. Setelah itu shalat dua rekaat dengan suara nyaring
(jahr).
b. Bila dilakukan pada hari Jum'ah, maka cukup dengan berdoa ketika khutbah Jum'ah, yaitu :
اَللّهُمَّ اَغِثْنَا، اَللّهُمَّ اَغِثْنَا، اَللّهُمَّ اَغِثْنَا
"Ya Allah berilah kami hujan". X 3
Dalil-dalil pelaksanaannya :
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ: شَكَاالنَّاسِ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص قُحُوْطَ
اْلمَطَرِ. فَاَمَرَ بِمِنْبَرٍ فَوُضِعَ لَهُ بِاْلمُصَلَّى. وَوَعَدَ
النَّاسَ يَوْمًا يَخـْرُجُوْنَ فِـيْهِ. فَخَرَجَ حِيْنَ يَدَاحَاجِبُ
الشَّمْسِ فَقَعَدَ عَلَى اْلِمنْبَرِ. فَكَبَّرَ وَحَمِدَ اللهَ، ثُمَّ
قَالَ: اِنَّكُمْ شَكَوْتُمْ جَدْبَ دِيَارِكُمْ وَقَدْ اَمَرَكُمُ اللهُ
اَنْ تَدْعُوْهُ وَ وَعَدَكُمْ اَنْ يَسْتَجِيْبَ لَكُمْ. ثُمَّ قَالَ:
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ
يَوْمِ الدِّيـْنِ. لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. يَـفْعَلُ مَا يُرِيـْدُ،
اَللّهُمَّ اَنْتَ اللهُ. لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ، اَنْتَ اْلغَنِيُّ وَ
نَحْنُ اْلفُقُرَاءُ. اَنْزِلْ عَلَـيْنَا اْلغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا
اَنْزَلْتَ عَلَـيْنَا قُوَّةً وَ بَلاَغًا اِلَى حِيْنٍ. ثُمَّ
رَفَعَ يَدَيـْهِ فَلَمْ يَـزَلْ حَتَّى رُئِيَ بَيَاضُ اِبـْطَـيْهِ
ثُمَّ حَوَّلَ اِلىَ النَّاسِ ظَهْرَهُ وَقَلَبَ رِدَاءَهُ وَهُوَ رَافِعٌ
يَدَيـْهِ ثُمَّ اَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ وَ نَزَلَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ.
ابوداود
Telah berkata 'Aisyah,
orang-orang telah datang mengadu pada Rasulullah SAW tentang tidak
adanya hujan. Maka Rasulullah SAW memerintahkan agar diadakan mimbar,
lalu mereka menyediakan itu di tanah lapang tempat shalat. Dan
Rasulullah SAW menentukan satu hari untuk manusia berkumpul di tempat
itu. Maka pada hari yang ditentukan Rasulullah SAW keluar pada waktu
matahari terbit kemudian beliau duduk di atas mimbar, lalu bertakbir dan
memuji Allah 'Azza wa Jalla. Setelah itu beliau bersabda :
"Sesungguhnya kamu mengadu kekeringan dan kelambatan hujan daripada
waktu yang biasa, sedang Allah 'Azza wa Jalla telah memerintahkan agar
kamu sekalian memohon kepada-Nya dan Ia menjanjikan akan memperkenankan
permohonanmu". Kemudian beliau berdoa : "Al-Hamdu lillaahi Robbil
'aalamiin .... dst". (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Raja di hari pembalasan. Tidak ada Tuhan
yang layak disembah melainkan Allah. Ia berbuat apa yang
dikehendaki-Nya. Ya Tuhan, Engkaulah Allah yang tidak ada Tuhan
melainkan Engkau. Engkaulah Yang Maha Kaya dan kamilah yang sangat
membutuhkan(Mu), turunkanlah atas kami hujan dan jadikanlah apa yang
Engkau turunkan atas kami itu kekuatan dan bekal hingga satu masa).
Kemudian beliau mengangkat tangannya dan tetap demikian itu sehingga
kelihatan putih kedua ketiaknya. Setelah itu beliau berpaling
membelakangi orang ramai dan membalikkan selendangnya dalam keadaan
mengangkat kedua tangannya lalu beliau menghadap kepada khalayak ramai
pula, dan turun dari mimbar, lalu shalat dua rekaat". [HR. Abu Dawud].
قَالَ
اَنــَسٌ: اِنَّ رَجُلاً دَخَلَ اْلمَسْجِدَ يَوْمَ جُمُعَةٍ وَ رَسُوْلُ
اللهِ ص قَائِمٌ يَخْطُبُ. فَاسْتَقْبَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص قَائِمًا ثُمَّ
قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلَكَتِ اْلاَمْوَالُ وَ انْـقَطَعَتِ
السُّبُلُ فَادْعُ اللهَ يُغِثْنَا. فَرَفَعَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَدَيـْهِ
ثُمَّ قَالَ: اَللّهُمَّ اَغِثْنَا، اَللّهُمَّ اَغِثْنَا، اَللّهُمَّ
اَغِثْنَا. متفق عليه
Telah berkata Anas :
Sesungguhnya orang laki-laki telah masuk ke masjid pada hari Jum'at
ketika Rasulullah SAW sedang berkhutbah. Maka ia menghadap Rasulullah
SAW sambil berdiri dan berkata : "Ya Rasulullah, telah binasa
hewan-hewan dan terputus perjalanan. Mohonkanlah agar Allah memberi
hujan kepada kami". Maka Rasulullah SAW pun mengangkat kedua tangannya
dan berdoa, "Alloohumma aghitsnaa, Alloohumma aghitsnaa, Aloohumma
aghitsnaa". (Ya Allah, berilah kami hujan. X 3 ) [HR. Muttafaq 'Alaih]
I. Shalat Sunnah Istikharah.
Shalat sunnah Istikharah
ialah istilah shalat sunnah yang dilakukan ketika hendak mengerjakan
sesuatu pekerjaan yang penting untuk memohon petunjuk ke arah kebaikan.
Waktunya : Tidak tertentu, boleh dikerjakan pagi, siang, maupun malam
Cara pelaksanaan/bilangan rekaatnya :
Shalat ini bilangan rekaatnya, 2 rekaat dan dengan sirr (suara lembut).
قَالَ
جَابِرٌ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُعَلِّمُنَا اْلاِسْتِخَارَةَ فِى
اْلاُمُوْرِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّوْرَةَ مِنَ اْلقُرْانِ
يَقُوْلُ: اِذَا هَمَّ اَحَدُكُمْ بِاْلاَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ
مِنْ غَيْرِ اْلفَرِيـْضَةِ ثُمَّ لْـيَقُلْ: اَللّهُمَّ اِنِّى
اَسْتَخِيْرُكَ ... وَ يُسَمِّى حَاجَتَهُ. البخارى
Telah berkata Jabir,
Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada kami istikharah dalam semua
urusan penting sebagaimana beliau mengajarkan Al-Qur'an kepada kami.
Beliau bersabda : "Apabila seseorang dari padamu akan mengerjakan suatu
perkara hendaklah ia shalat 2 rekaat selain shalat fardlu, kemudian
hendaklah berdoa "Alloohmmua ..... dst" dan hendaklah ia sebutkan
hajatnya". [HR. Bukhari].
Doa tersebut sebagai berikut :
اَللّهُمَّ
اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَ اَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَ
اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ اْلعَظِـيْمِ. فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ اَقْدِرُ
وَ تَعْلَمُ وَلاَ اَعْلَمُ. وَ اَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ. اَللّهُمَّ
اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَا اْلاَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِيْنِيْ وَ
مَعَاشِيْ وَ عَاقِبَةِ اَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَ يَسِّرْهُ لِيْ،
ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِـيْهِ. وَ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَا
اْلاَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَ مَعَاشَيْ وَ عَاقِبَةِ اَمْرِيْ
فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَ اصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَ اقْدُرْلِيَ اْلخَيـْرَ
حَيْثُ كَانَ ثُمَّ اَرْضِنِيْ بِهِ. البخارى
Ya Allah, sesungguhnya
aku mohon Engkau pilihkan yang baik dengan pengetahuan-Mu, aku mohon
Engkau memberi kekuatan dengan kekuasaan-Mu, dan aku mohon karunia-Mu
yang agung, karena sesungguhnya Engkau berkuasa sedang aku tidak
berkuasa, dan Engkau mengetahui, sedangkan aku tidak mengetahui. Engkau
yang amat mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Ya Allah, kalau Engkau
ketahui bahwa perkara ini baik bagiku, agamaku penghidupanku dan buat
hari penghabisanku, maka berikanlah dia kepadaku dan mudahkanlah
(urusannya) buatku dan berkahilah aku dengannya. Dan jika memang Engkau
ketahui bahwa perkara ini tidak baik bagiku, bagi agamaku, penghidupanku
dan hari panghabisanku, maka jauhkanlah dia dari padaku dan jauhkanlah
aku daripadanya. Dan berikanlah kepadaku kebaikan itu walau dimanapun
adanya, serta jadikanlah aku orang yang ridla akan (pemberian) itu". [HSR. Bukhari].
J. Shalat Kusuf, shalat Khusuf.
Kusuf/Khusuf ialah istilah yang diberikan untuk shalat sunnah di waktu terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Bilangan rekaat/Cara Pelaksanaannya :
- Shalat kusuf/khusuf ini utamanya dilaksanakan di masjid secara berjama'ah dan dengan khutbah sesudah shalat.
- Shalat gerhana itu
tanpa adzan dan iqamah; tetapi hanya panggilan, misalnya "Ash-Sholaatu
Jamii'ah" (Mari kita berkumpul untuk shalat)
- Shalat sunnah ini dikerjakan sebanyak 2 rekaat dengan bacaan jahr.
- Pada Tiap-tiap rekaat mengandung 2 ruku' dan 2 sujud dengan cara sebagaimana berikut :
1. Takbiratul Ihram, 2. Membaca doa iftitah, 3. Membaca ta'awudz, 4. Membaca Basmalah, 5. Membaca Al-Fatihah, 6. Membaca Amin, 7. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an, 8. Ruku' dan membaca tasbih ruku', 9. I'tidal (berdiri tegak kembali), 10. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an (tangan bersedekap seperti semula), 11.Ruku' dan membaca tasbih ruku', 12. I'tidal (berdiri tegak kembali), 13. Sujud dan membaca tasbih sujud, 14. Duduk antara dua sujud, 15. Sujud kedua.
Kemudian berdiri untuk rekaat yang kedua. Pada rekaat kedua dikerjakan
seperti rekaat yang pertama tadi, mulai dari urutan nomor 4, dan
seterusnya, 16, Duduk Attahiyat dengan membaca tasyahud dan shalawat, 17. Salam. Kemudian tenang untuk mendengarkan khutbah.
Dalil Pelaksanaannya :
عَنْ
عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ ص قَالَتْ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى حَيَاةِ
رَسُوْلِ اللهِ ص، فَخَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِلىَ اْلمَسْجِدِ فَقَامَ وَ
كَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ. فَاقْتَرَأَ رَسُوْلُ اللهِ ص
قِرَاءَةً طَوِيْلَةً ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً. ثُمَّ
رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَ لَكَ
اْلحَمْدُ. ثُمَّ قَامَ فَاقْتَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيْلَةً. هِيَ اَدْنَى
مِنَ اْلقِرَاءَةِ اْلاُوْلىَ. ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً
هُوَ اَدْنَى مِنَ الرُّكُوْعِ اْلاَوَّلِ. ثُمَّ قَالَ: سَمِعَ اللهُ
لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَ لَكَ اْلحَمْدُ. ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ فَعَلَ
فِى الرَّكْعَةِ اْلاُخْرَى مِثْلَ ذلِكَ حَتَّى اسْتَكْمَلَ اَرْبَعَ
رَكَعَاتٍ وَ اَرْبَعَ سَجَدَاتٍ. وَ انْجَلَتِ الشَّمْسُ قَبْلَ اَنْ
يَنْصَرِفَ. ثُمَّ قَامَ فَخَطَبَ النَّاسَ. فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا
هُوَ اَهْلُهُ، ثُمَّ قَالَ: اِنَّ الشَّمْسَ وَ اْلـقَمَرَ ايَتَانِ مِنْ
ايَاتِ اللهِ. لاَ يَخـْسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ.
فَاِذَا رَأَيـْتُمُوْهَا فَافْزَعُوْا لِلصَّلاَةِ. متفق عليه
Dari 'Aisyah istri Nabi
SAW, ia berkata : "Sesungguhnya telah terjadi gerhana matahari dimasa
Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW pergi ke masjid. Kemudian belia
berdiri dan bertakbir dan orang-orang bershaf di belakang beliau. Dalam
shalat tersebut Rasulullah SAW membaca bacaan yang panjang. Kemudian
beliau bertakbir dan ruku' dengan ruku' yang panjang pula. Kemudian
beliau mengangkat kepalanya sambil membaca "Sami'alloohu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu".
Lalu beliau membaca lagi bacaan yang panjang, tetapi lebih pendek dari
pada bacaan yang pertama. Sesudah itu beliau bertakbir lalu ruku' dengan
ruku' yang panjang, tetapi lebih pendek dari pada ruku' yang pertama
tadi. Kemudian beliau membaca (sambil berdiri) "Sami'alloohu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu".
Sesudah itu beliau sujud. Kemudian beliau melaksanakan pada rekaat yang
kedua sedemikian itu pula, sehingga genap empat kali ruku' dan empat
kali sujud, sedang gerhana pun habis sebelum beliau selesai (shalat).
Setelah itu Rasulullah SAW berkhutbah, memuji Allah SWT dengan
pujian-pujian-Nya, kemudian beliau bersabda : "Sesungguhnya matahari dan
bulan itu adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Dua-duanya
tidaklah gerhana karena mati atau lahirnya seseorang. Apabila kamu
sekalian melihat yang demikian itu maka segeralah untuk melaksanakan
shalat". [HR. Muttafaq 'Alaih]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar