Salam

Salam

Senin, 16 Desember 2013

Janaiz (ke-4)


10.  Sifat/Cara Memandikan Mayyit
 
عَنْ اُمِّ عَطِـيَّةَ قَالَتْ : دَخَلَ عَلَـيْنَا رَسُوْ لُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَـيْهِ وَسَلَّمَ حِـيْنَ تُـوُفِّـيَتْ اِبْـنَـتُهُ فَـقَالَ : اِغْسِلْـنَهَا ثَـلاَ ثًـا أَوْخَمْسًا أَوْ أَ كْـثَرَ مِنْ ذلِكَ اِنْ رَأَ يْتُنَّ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَاجْعَلْنَ فِى اْلاَخِيْرَةِِ كَافُوْرًا، أَوْشَيْئًا مِنْ كَافُوْرٍ. فَاِذَا فَرَغْتُنَّ فَــآذِنَّـنِى، فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَ نَّـاهُ، فَأَعْطَانَـا حَـقْوَ هُ، فَـقَالَ أَشْعِرْنَـهَا إِ يَّاهُ يَعْنِي اِزَارَهُ. الجماعة فى نيل الاوطار 4:35
 
Dari Ummu Athiyah, ia berkata: Rasulullah SAW. masuk kepada kami ketika putrinya meninggal dunia, lalu beliau bersabda : "Mandikanlah dia tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kamu pandang perlu, dengan air dan bidara, dan yang terakhir campurilah dengan kapur barus atau sedikit kapur barus, kemudian apabila kamu sudah selesai beritahukanlah kepadaku". Kemudian setelah kami selesai maka kami beritahukan kepada beliau, lalu beliau memberikan kain kepada kami, dan bersabda : "Pakaikanlah dia dengan ini" (yakni kainnya). [HR. Jama'ah dalam Nailul Authar juz 4 hal. 35]
 
وَ فِي رِوَا يَــةٍ لَــهُمْ اِبـْدَأْنَ بِمَيَامِـنِـهَا وَمَوَاضِعِ الْـوُضُوْءِ مِنْـهَا.
 
Dan dalam satu riwayat dari Jama'ah ( dikatakan) : "Mulailah dari anggota-anggota sebelah kanan dan anggota-anggota wudlunya".
 
وَ فِي لَـفْظٍ اِغْسِلْـنَـهَا وِتْـرًا - ثَلاَ ثًا أَوْخَمْسًا، أَوْ سَبْعًا - أَوْاَ كْـثَرَ مِنْ ذلِكَ اِنْ رَأَيــْتُنَّ وَ فِـيـْهِ قَالَتْ: فَضَـفَرْنَـا شَعْرَهَـا ثَـلاَ ثَـةَ قُرُوْنٍ، فَـأَ لْـقَـيْنَـاهَـا خَـلْـفَـهَـا. متـفق علـيـــه. لكِـنْ لَـيْسَ لِمُسْلِمٍ فِيْهِ: فَـأَ لْـقَـيْنَاهَا خَلْـفَهَـا. نيل الاوطار 4:35
 
Dan dalam satu lafadh (dikatakan) : "Mandikanlah dengan ganjil - tiga kali, lima kali, tujuh kali atau lebih dari itu jika kamu pandang perlu". Dan di dalam hadits ini Ummu 'Athiyah berkata : "Kemudian kami anyam (klabang) rambutnya tiga anyaman lalu kami pertemukannya menjadi satu di belakangnya". (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim). Tetapi di dalam riwayat Muslim tidak menyebutkan kata-kata : "Kemudian kami pertemukannya menjadi satu di belakangnya". [Nailul Authar juz 4 hal. 35]
 
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: لَمَّا أَرَادُوْا غُسْلَ رَسُوْلِ اللهِ ص اِخْتَـلَفُوْا فِيْهِ، فَقَالُوْا: وَ اللهِ مَا نَدْرِيْ كَيْفَ نَصْنَعُ، أَ نُجَرِّدُ رَسُوْلَ اللهِ ص كَمَا نُجَرِّدُ مَوْتَـانَـا، اَمْ نُـغَسِّلُهُ وَعَلَـيْهِ ثِـيَابُهُ؟ قَالَتْ: فَـلَمَّا اخْتَـلَـفُوْا اَرْسَلَ اللهُ عَلَـيْهِمُ السِّنَةَ، حَتَّى وَ اللهِ مَامِنَ الْـقَوْمِ مِنْ رَجُلٍ اِلاَّ ذَقْنُهُ فِي صَدْرِهِ نَائِمًا قَالَتْ: ثُمَّ كَلَّمَهُمْ مُكَلِّمٌ مِنْ نَاحِيَةِ الْبَيْتِ، لاَ يَدْرُوْنَ مَنْ هُوَ، فَقَالَ اِغْسِلُوا النَّبِيَّ ص. وَعَلَـيْهِ ثِيَابُهُ. قَالَتْ: فَـثَارُوْا اِلَـيْهِ، فَغَسَّلُوْا رَسُوْ لَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ فِى قَمِيْصِهِ، يُفَاضُ عَلَـيْهِ الْمَاءُ وَالسِّدْرُ، وَ يَدْلُكُ الرِّجَالُ بِـالْـقَمِيْصِ. احمد وأبوداود فى نيل الاوطار 4:37
 
Dan dari Aisyah ia berkata: Ketika sahabat-sahabat akan memandikan Rasulullah saw. maka mereka berselisih. Kemudian mereka berkata: Demi Allah, kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, apakah kami harus menelanjangi Rasulullah saw. sebagaimana kami menelanjangi mayit-mayit kami, ataukah kami memandikannya dalam keadaan berpakaian? Aisyah berkata: Kemudian ketika mereka berselisih, lalu Allah menjadikan mereka mengantuk, sehingga demi Allah sampai tidak ada seorang pun dari kaum itu melainkan janggutnya terkulai ke dadanya karena tidur. Aisyah berkata : "Kemudian ada seseorang yang memberitahu mereka dari sebelah rumah yang mereka tidak mengetahui siapa dia itu, yaitu dia berkata Mandikanlah Nabi SAW dalam keadaan berpakaian !" Aisyah berkata : "Kemudian mereka menuju kepada Nabi saw. lalu mereka memandikan Rasulullah SAW dalam keadaan beliau tetap memakai baju gamisnya, dituangkanlah air dan bidara di atasnya dan beberapa orang laki-laki menggosoknya dengan bajunya itu". [HR Ahmad dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 4 hal. 37]
Keterangan:
Dari hadits-hadits tersebut bisa diambil pengertian bahwa cara memandikan mayyit itu sebagai berikut:
a.  Menyiramkan air ke seluruh tubuh, di mulai dari anggota sebelah kanan dan anggota wudlu, (bila perlu dengan meremas-remas/memijit perut mayat secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin masih tersisa dalam perutnya).
b.  Membersihkan tubuh mayyit itu dari najis dan kotoran.
c.  Menggosok badannya dengan sepotong kain
d. Memandikannya dengan bilangan ganjil (tiga kali, lima kali dan seterusnya bila dipandang perlu) dengan air yang dicampuri daun bidara dan pada siraman yang terakhir dengan air yang dicampur kapur barus.
e. Mengeringkannya dengan handuk dan sebagainya untuk menjaga agar tidak membasahi kafan.
 
11.  Orang yang memandikan mayyit harus bersikap lemah lembut, dan menutupi aib/cacatnya.
 
عَنْ عَائـِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ غَسَّلَ مَيـِّتًا فَأَدَّى فـِيْهِ اْلاَمَانَةَ، وَ لَمْ يُفْشِ عَلَـيْهِ مَا يَكُوْنُ مِنْهُ عِنْدَ ذلِكَ، خَرَجَ مِنْ ذُنــُوْبِهِ كَـيَوْمَ وَلَدَتْهُ اُمـُّهُ. وَقَالَ: لِـيَلـِهِ اَقْرَبـُكُمْ اِنْ كَانَ يَعْلَمُ، فَاِنْ لَمْ يَكُنْ يَعْلَمُ فَمَنْ تَرَوْنَ عِنْدَهُ حَظًّا مِنْ وَرَعٍ وَ أَمَانَةٍ. احمد فى نيل الاوطار 4:29
 
Dari Aisyah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa memandikan mayit kemudian ia menunaikan amanat padanya, dan tidak menyiar-nyiarkan (cacat) yang ada padanya pada waktu itu, maka keluarlah ia dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari ia baru dilahirkan ibunya", dan beliau bersabda : "Hendaklah yang mendampinginya itu keluarga yang lebih dekat jika dia mengerti, tetapi jika tidak mengerti maka orang yang kamu pandang wira'i dan dapat dipercaya". [HR Ahmad, dalam Nailul Authar juz 4 hal. 29]
 
عَنْ عَائـِشَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّ كَسْرَ عَظْمِ اْلمَيِّتِ مِثْلُ كَسْرِ عَظْمِهِ حَـيًّا. احمد و ابو داود و ابن ماجه
 
Dari 'Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya mematahkan tulang mayyit itu (dosanya) sama dengan mematahkannya di waktu hidupnya". [HR Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah]
 
عَنْ ابـْنِ عُمَرَ اَنَّ الـنَّبِيَّ ص قَالَ: مَنْ سَتَرَ مُسْلـِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ اْلـقِيَامَةِ. احمد و البخارى و مسلم
 
Dari Ibnu 'Umar, sesungguhnya Nabi SAW bersabda : "Barangsiapa menutupi (cacat) seorang muslim, maka Allah akan menutupinya kelak di hari qiyamat". [HR Ahmad, Bukhari dan Muslim]
Keterangan :
Hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa yang lebih berhak memandikan mayit adalah keluarga yang lebih dekat dengannya, dengan syarat ia mengerti apa yang diperlukan. Dan juga menunjukkan wajibnya berlaku lemah lembut terhadap mayit ketika memandikan, mengkafani, membawa dan sebagainya, serta menganjurkan untuk menutup cacat/aibnya si mayyit.
12.  Suami boleh memandikan isteri dan sebaliknya.
 
عَنْ عَائـِشَةَ قَالَتْ: رَجَعَ اِلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ ص مِنْ جَنَازَةٍِ بِاْلـبَـقِيْعِ وَ أَنــَا اَجـِدُ صُدَاعًا فِى رَأْسِى، وَ أَقُوْلُ وَا رَأْسَاةُ. فَقَالَ: بَلْ اَنــَا وَارَأْسَاهُ، مَا ضَرَّكِ لَوْ مُتِّ قَـبْـلـِى فَـغَسَلْـتُكِ وَ كَـفَّـنْتُكِ ثُمَّ صَلَّـيْتُ عَلَـيْكِ وَ دَفَـنْـتُكِ. احمد و ابن ماجه
 
Dari Aisyah ia berkata : Rasulullah SAW kembali kepadaku dari mengantarkan janazah di pekuburan Baqi' sedang aku merasa sakit kepala, lalu aku berkata : "Aduuh sakitnya kepalaku", lalu beliau bersabda : "Bahkan aku juga, aduuh sakitnya kepalaku. Tidak ada salahnya kalau engkau mati lebih dahulu, maka aku akan memandikanmu, mengkafanimu, kemudian aku menshalatimu dan menguburmu". [HR Ahmad dan Ibnu Majah]
 
عَنْ عَائـِشَةَ اَنــَّهَا كَانَتْ تَـقُوْلُ: لَوِ اسْتَـقْبَلْتُ مِنَ اْلاَمْرِ مَا اسْتَدْبَرْتُ مَا غَسَّلَ رَسُوْلَ اللهِ ص اِلاَّ نِسَاؤُهُ. احمد و ابو داود و ابن ماجه
 
Dari Aisyah bahwa ia pernah berkata : "Seandainya aku menjumpai perkara ini, maka tidak ketinggalan niscaya tidak ada yang akan memandikan Rasulullah SAW melainkan isteri-isterinya". [HR Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah]
Keterangan :
Dari hadits di atas bisa diambil pengertian bahwa suami boleh memandikan isterinya, begitu pula isteri boleh memandikan suaminya. Dan juga diriwayatkan bahwa Asma' memandikan Abu Bakar, dan 'Ali memandikan Fathimah. [lihat Nailul Author juz IV halaman 31]
 
13.  Orang yang mati syahid di medan pertempuran tidak usah dimandikan
 
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَجْمَعُ بَـيْنَ الـرَّجُلَـيْنِ مِنْ قَـتْلـَى اُحُدٍ فِى الـثَّوْبِ اْلـوَاحِدِ، ثُمَّ يَـقُوْلُ: اَيــُّهُمَا اَكْـثَرُ اَخْذًا لِلْـقُرْآنِ؟ فَاِذَا اُشِيْرَ لَهُ اِلَى اَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِى اللَّحْدِ، وَ أَمَرَ بِدَفْـنِهِمْ فِى دِمَائـِهِمْ، وَ لَمْ يُغَسَّلُـوْا، وَ لَمْ يُصَلَّ عَلَـيْهِمْ. البخارى و النسائى و ابن ماجه و الترمذى و صححه فى نيل الاوطار 4:32
 
Dari Jabir ia berkata : Rasulullah SAW pernah mengumpulkan dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dalam satu kafan, kemudian beliau bertanya : "Siapa diantara mereka yang lebih banyak hafal Al Qur'an ?" Kemudian setelah diberitahu salah satu diantara keduanya, maka beliau mendahulukannya memasukkan di dalam liang lahad, dan beliau memerintahkan menguburnya dengan darah mereka dan tidak dimandikan serta tidak dishalati. [HR Bukhari, Nasa'i, Ibnu Majah, dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengesahkannya, dalam Nailul Authar juz 4 hal. 32]
 
وَ ِلاَحْمَدَ اَنَّ الـنَّبِيَّ ص قَالَ: فِى قـَتْلَى اُحُدٍ لاَ تُـغَسِّلُوْهُمْ فَاِنَّ كُلَّ جُرْحٍ اَوْ كُلَّ دَمٍ يَـفُوْحُ مِسْكًا يَوْمَ اْلـقِيَامَةِ وَ لَمْ يُصَلَّ عَلَـيْهِمْ.
 
Dan menurut riwayat Ahmad (dikatakan) : Bahwa Nabi SAW bersabda : Tentang orang-orang yang gugur dalam perang Uhud : "Jangan kamu mandikan mereka, karena setiap luka atau setiap tetes darah akan berbau kasturi pada hari qiyamat nanti. Dan mereka tidak dishalati".
 
وَ رَوَى مُحَمَّدٌ بـْنُ اِسْحَاقَ فِى اْلمَغَازِى بِـاِسْنَادِهِ عَنْ عَاصِمٍ بْنِ عُمَرَ ابْنِ قَـتَادَةَ عَنْ مَحْمُوْدِ بْنِ لَـبِـيْدٍ اَنَّ الـنَّبِيَّ ص قَالَ: اِنَّ صَاحِبَكُمْ لَـتُـغَسِّلَهُ اْلمَلاَئـِكَةُ يَعْنِى حَنْظَـلَةَ: فَسَأَلــُوْا اَهْلَهُ، مَا شَأْنــُهُ؟ فَسُئِلَتْ صَاحِبَـتُهُ فَقَالَتْ: خَرَجَ وُ هُوَ جُنُبٌ، حِيْنَ سَمِعَ اْلهَائِعَةَ. فَـقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لِذلِكَ غَسَّلَـتْهُ اْلمَلاَئـِكَـةُ. فى نيل الاوطار 4:33
 
Dan Muhammad bin Ishaq meriwayatkan di dalam Al-Maghazi dengan sanadnya, dari Ashim bin Umar bin Qatadah dari Mahmud bin Labid, bahwa Nabi SAW bersabda : "Sesungguhnya temanmu yakni Handhalah dimandikan oleh malaikat". Kemudian para sahabat bertanya kepada keluarganya : "Bagaimana keadaan dia ?" Lalu isterinya ditanya, kemudian ia menjawab : "Ia keluar dalam keadaan junub ketika mendengar suara ramai-ramai". Kemudian Rasulullah SAW bersabda : "Itulah sebabnya maka ia dimandikan oleh malaikat". [Dalam Nailul Authar juz 4 hal. 33]
 
عَنْ اَبِى سَلاَمٍ عَنْ رَجُلٍ مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اَغَرْنـَا عَلَى حَيٍّ مِنْ جُهَـيْـنَةِ فَطَـلَـبَ رَجُلٌ مِنَ اْلمُسْلـِمِيْنَ رَجُلاً مِنْهُمْ، فَضَرَبـَهُ فَـأَخْطَأَهُ. وَ اَصَابَ نَـفْسَهُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَخُوْكُمْ يـَا مَعْشَرَ اْلمُسْلـِمِيْنَ، فَابـْتَدَّرَهُ النَّاسُ فَـوَجَدُوْهُ قَدْ مَاتَ. فَـلَـفَّهُ رَسُوْلُ اللهِ ص بِـثِـيَابِهِ وَ دِمَائِهِ وَ صَلَّى عَلَـيْهِ وَ دَفَـنَهُ، فَـقَالُوْا: يَـا رَسُوْلَ اللهِ اَ شَاهِدٌهُوَ؟ قَالَ: نَعَمْ وَ اَنــَا لَهُ شَهِـيْدٌ. ابو داود فى نيل الاوطار 4:34
 
Dari Abu Salam dari seorang laki-laki shahabat Nabi SAW, ia berkata : "Kami pernah menyerang sebuah kampung dari suku Juhainah, kemudian seorang laki-laki muslim mencari seorang laki-laki dari mereka, lalu ia (laki-laki muslim itu) memukulnya, tetapi meleset dan mengenai dirinya sendiri". Kemudian Rasulullah SAW bersabda : "Itu saudaramu, hai kaum Muslimin, maka bersegeralah orang-orang kepadanya", tapi mereka mendapatinya ia telah meninggal dunia. Kemudian Rasulullah SAW membungkus dia dengan pakaian dan darahnya, menshalatinya dan menguburnya. Lalu shahabat-shahabat bertanya : "Ya Rasulullah, syahidkah dia ?" Beliau menjawab : "Ya, dan akulah sebagai saksinya". [HR Abu Dawud, dalam Naiulul Authar 4 : 34]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar