Salam

Salam

Selasa, 17 Desember 2013

SHALAT (ke-9)

Wanita Pergi Ke Masjid
 
عَنْ سَالِمِ بْـنِ عَبْدِ اللهِ  عَنْ اَبِيْهِ عَنْ النَّبِيِّ ص اِذَا اسْتَأْذَنــَتِ امْرَأَةُ  اَحَدِكُمْ فَلاَ يَمْنَعْهَا. البخارى.
 
Dari Salim bin Abdullah dari ayahnya dari Nabi SAW, beliu bersabda : "Apabila isteri salah seorang diantara kalian  minta idzin (untuk pergi ke masjid), janganlah ia mencegahnya". [HR. Bukhari]
 
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص  قَالَ: اِذَا اسْتَأْذَنــَكُمْ  نـِسَاؤُكُمْ بِاللَّيْلِ اِلَى اْلمَسْجِدِ فَأْذَنــُوْا لَـهُنُّ.
 
Dari Ibnu Umar RA. dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Apabila isteri-isterimu minta idzin ke masjid di malam hari maka berilah idzin mereka itu".
 
عَنْ هِنْدٌ بِنْتِ اْلحَارِثِ اَنَّ اُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ  النَّبِيِّ ص اَخْبَرَتْهَا اَنَّ النِّسَاءَ فِى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص كُنَّ اِذَا اَسْلَمْنَ مِنَ اْلمَكْـتُوْبـَةِ قُمْنَ وَثَبَ رَسُوْلُ اللهِ ص. وَمَنْ صَلَّى مِنَ الرِّجَالِ مَا شَآءَ اللهُ فَاِذَا قَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص قَامَ الرِّجَالُ.
 
Dari Hindun binti Harits bahwasanya Ummu Salamah istri Nabi SAW memberitahukan kepadanya, bahwasanya wanita-wanita di masa Rasulullah SAW setelah mereka selesai shalat, mereka segera pulang. Sedangkan Rasulullah SAW masih tinggal bersama kaum laki-laki. Setelah Rasulullah SAW berdiri, barulah orang laki-laki itu berdiri pula".
 
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: اِنْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص لَيُصَلِّى الصُّبْحَ فَيَنْصَرِفُ النِّسَاءُ مُتَـلَـفِّعَاتٍ بِمُرُوْطِهِـنَّ مَا يُعْرَفْنَ مِنَ اْلغَـلَسِ.
 
Dari Aisyah RA, ia berkata : Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan shalat Shubuh, wanita-wanita sama pulang dengan mengenakan kerudung-kerudung mereka, dan mereka tidak dikenal karena dari gelapnya". [HR. Bukhari]
 
عَنْ عَـبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى قَـتَادَةَ  اْلاَنــْصَارِيِّ عَنْ اَبــِيْهِ  قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِنِّى لاَقُوْلُ اِلَى الصَّلاَةِ وَاَنـَا اُرِيْدُ اَنْ اُطَوِّلُ فِيْهَا فَاَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَاَتـَجَوَّزُ فِى صَلاَتِىْ كَرَاهِيَةَ اَنْ اَشُقَّ عَلَى اُمِّهِ.
 
Dari Abdullah bin Abu Qatadah Al-Anshari dari ayahnya, ia  berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Aku berdiri hendak shalat. Aku bermaksud hendak membaca surat yang panjang-panjang dalam shalat itu. Tetapi tiba-tiba kudengar tangis anak-anak. Maka kusingkatkan saja bacaan ayat dalam shalat itu, karena aku tidak suka menyusahkan ibu si anak itu".
 
Wajib Menutup Aurat Dalam Shalat
a. Bagi Pria :
 
عَنْ اَبِى هُرَيــْرَةَ قَالَ: اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يـُصَلِّـيَنَّ اَحَدُكُمْ فِى الـثـَّوْبِ اْلوَاحِدِ لـَيْسَ عَلَى عَاتِقِهِ مِنْهُ شَيْءٌ. البخارى و مسـلم ولكن قال عَلَى عَاتِقَيْهِ. ولاحمد اللفظان.
 
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda : "Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kamu shalat dengan memakai satu kain, yang diatas pundaknya tidak ada sesuatu" [HR. Bukhari Muslim dan Ahmad. Tetapi Muslim mengatakan dengan "diatas kedua pundaknya". Sedang bagi Ahmad menggunakan kedua lafadl tersebut].
 
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا صَلَّيْتَ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ فَإِنْ كَانَ وَاسِعًا فَاْلـتَحِفْ بِهِ وَ اِنْ كَانَ ضَيِّقًا فَاتَّـزِرْ بِهِ متفق عليه و احمد. و اللفظ لاحمد.
 
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda : "Apabila kamu shalat dengan memakai satu kain, jika kain itu luas hendaklah engkau selempangkan dia, tetapi jika kain itu sempit hendaklah engkau berkain dengannya". [HR. Ahmad Bukhari Muslim. Dan lafadl itu bagi Ahmad]
b. Bagi Wanita :
 
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يـَقْبَلُ اللهُ صَلاَةَ حَائِضٍ اِلاَّ بِخِمَارٍ. الخمسة الا النسائى.
 
Dari Aisyah, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda : "Allah tidak menerima shalatnya seorang wanita yang sudah baligh, kecuali dengan memakai kerudung". [HR. Khamsah, kecuali Nasai].
 
عَنْ اُمِّ سَلاَمَةَ اَنــَّهَا سَأَلـَتِ النَّبِيَّ ص: اَتُصَلِّى اْلمَرْأَةُ فِى دِرْعٍ وَخِمَارٍ وَلَـيْسَ عَلَيْهَا اِزَارٌ؟ قَالَ: اِذَا كَانَ الدِّرْعُ سَابِغًايـُغَطِّى ظُهُوْرَ قَدَمَيْهَا. ابو داود.
 
Dari Ummi Salamah : Sesungguhnya ia pernah bertanya kepada Nabi SAW : "Bolehkah seorang wanita shalat dengan memakai blues dan kerudung tanpa memakai kain bawah ?". Jawab Nabi SAW : "(Boleh saja), apabila blues-nya itu panjang sehingga menutup luar kedua tapak kakinya". [HR. Abu Dawud].
 
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ جَرَّثَوْ بَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ اِلَـيْهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فَقَالَتْ اُمُّ سَلَمَةَ. فَكَـيْفَ تَصْنَعُ النِّسَاءُ بِذُيـُوْلـِهِـنَّ؟ قَالَ: يُرْخِيْنَ شِبْرًا قَالَتْ: اِذَنْ تـَنْكَشِفَ اَقْدَامُهُنَّ. قَالَ: فَيُرْحِيْنَهُ ذِرَاعًا. لاَ يَزِدْنَ عَلَيْهِ. النسائى و الترمذى وصححه.
 
Dari Ibnu Umar ia berkata Rasulullah SAW pernah bersabda : "Barangsiapa yang melabuhkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihat kepadanya pada hari qiyamat". 'Lalu Ummu Salamah bertanya : "Lalu bagaimana para wanita itu harus berbuat terhadap ujung pakaiannya ?" Jawab Nabi SAW : "Turunkanlah sejengkal". Ummu Salamah berkata : "Jika demikian masih terbuka kaki-kaki mereka". Nabi SAW menjawab : "Hendaklah mereka menurunkannya sehasta, jangan melebihkan dari itu". [HR. Nasai dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi mengesahkannya].
 
Bab Sutrah
 
عَنْ اَبِىْ سَعِيْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ فَـلْـيُصَلِّ اِلىَ سُتْرَةٍ وَلْيَدْنُ مِنْهَا. ابودو داود وابن ماجه.
 
Dari Abu Sa'id, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Apabila seseorang di antara kalian shalat, maka hendaklah shalat menghadap sutrah, dan hendaklah ia mendekat kepadanya". [HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah]
 
عَنْ اَبِى هُرَيـْرَةَ عَنِ النَّبِي ص ِانَّهُ قَالَ. اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ  فَلْيَجْعَلْ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ شَيْئًا. فَإِن لَم ْ يَجِدْ فَلْـيَنْصِبْ عَصًا. فَإِن لَمْ يَكُنْ مَعَهَ عَصًا فَلْيَخُطَّ خَطًّا وَلاَ يَضُّرُّهُ مَا بَـيْن يَدَيــْهِ. احمد وابو داود وابن ماجه.
 
Dari bu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Apabila seseorang di antara kalian shalat, hendaklah membuat sesuatu (sutrah) didepannya, jika ia tidak mendapatkan, hendaklah menancapkan tongkat, dan jika tidak ada tongkat, hendaklah membuat garis. Dan tidak mengapa apa saja yang lewat didepannya".[HR.Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah]
 
Lewat didepan Orang yang Shalat
 
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا كَانَ اَحَدُكُمْ يُصَلِّى فَلاَ يَدَعْ اَحَدًا يَمُرُّ بَـيْنَ يَدَيـْهِ. فَإِنْ اَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ. فَإِنَّ مَعَهُ اْلقَرِيْنَ. احمد ومسـلم وابن ماجه.
 
Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda : "Apabila seseorang di antara kalian sedang shalat, maka janganlah membiarkan orang lewat di depannya, dan jika orang yang lewat nekat, maka perangilah dia, karena bersamanya itu ada syetan" [HR. Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah]
 
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص يَـقُوْلُ: اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ اِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ  مِنَ النَّاسِ فَأَرَادَ اَحَدٌ  اَنْ يَجْتَازَ بَـيْن يَدَيْهِ  فَلْـيَدْفَعْهُ. فَإِنْ اَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ. فَـإِنَّـمَا هُوَ شَيْطَانٌ. الجماعة الا الترمذى وابن ماجه.
 
Dari Abu Sa'id, ia berkata : Saya mendengar Nabi SAW bersabda : "Apabila seseorang dari kalian shalat menghadap sesuatu yang membatasinya dari manusia, lalu ada seseorang yang hendak melintas didepannya, maka hendaklah ia mencegahnya. Dan jika orang yang lewat itu nekad, hendaklah ia perangi dia karena hanyasanya dia itu syaithan" [HR. Jamaah, kecuali Tirmidzi dan Ibnu Majah]
 
عَنِ ابـْنِ عَبَّاسٍ رض اَنــَّهُ قَالَ: اَقْبَلْتُ رَاكِبًا عَلَى حِمَارٍ اَتـَانَ وَاَنـَا يَوْمَئِذٍ قَدْ نَاهَزْتُ اْلاِحْتِلاَمَ وَرَسُوْلُ اللهِ ص يُصَلِّى بِالنَّاسِ بِمِنًى اِلى غَيْرِ جِدَارٍ فَمَرَرْتُ بَـيْنَ يَدَى بـَعْضِ الصَّفِّ فَنَزَلْتُ وَاَرْسَلْتُ اْلاَتـَانَ تَرْتَعُ وَدَخَلْتُ فِى الصَّفِّ فَـلَمْ يُـنْكِرْ ذلِكَ عَلَيَّ اَحَدٌ.
 
Dari Ibnu Abbas RA bahwasanya ia berkata : "Aku baru saja tiba dengan mengendarai seekor keledai betina dan pada waktu itu aku hampir mencapai usia baligh, sedangkan Rasulullah SAW, shalat dengan orang banyak di Mina tanpa menghadap sebuah dinding. Aku lewat di depan shaf dan membiarkan keledai betina itu pergi mencari rumput. Dan aku masuk ke dalam barisan, maka tak seorangpun yang melarang perbuatanku" [HR. Bukhari]
 
عَنْ اَبِى النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ عَن بُسْرِ بْـن سَعِيْدِ عَنْ اَبِى جُهَيْمٍ عَبْدِ اللهِ بْـنِ اْلحَارِثِ بْـنِ الصِّمَّةِ اْلاَنـْصَارِىِّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : لَوْ يَعْلَمُ  اْلمَارُّ  بَـيْنَ يَدَىِ اْلمُصَلِّى مَاذَا عَلَيْهِ لَكَانَ اَن يَـقِفَ اَرْبـَعِيْن خَيْرًا لَهُ مِنْ اَنْ يَمُرَّ بَيْن يَدَيـْهِ. قَالَ اَبـُو النَّضْرِ لاَ أَدْرِىْ قَالَ: اَرْبـَعِيْنَ يَوْمًا اَوْ شَهْرًا اَوْ سَنَةً . الجماعة.
 
Dari Abu Nadlri bekas budaknya 'Umar bin Ubaidillah dari Busri bin Sa'id dari Abu Juhaim Abdullah bin Harits bin Shimmah Al-Anshari, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Seandainya orang yang lewat didepan orang yang shalat itu mengetahui apa yang ada padanya (dari dosa), sungguh ia berhenti selama empat puluh itu lebih baik baginya dari pada ia lewat di depan orang yang sedang shalat. Abu Nadlir berkata : "Saya tidak tahu beliau bersabda Empat puluh itu (empat puluh) hari, atau bulan atau tahun" [HR. Jama'ah]
[BERSAMBUNG]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar