8. Larangan menangisi mayyit secara berlebihan (meratap), memukul pipi, mencakar-cakar wajah dan merobek-robek pakaian.
عَنْ
عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص اَلـْمَيِّتُ
يُعَذَّبُ فِى قَبْرِهِِ بِمَا نِـيْحَ عَلَـيْهِ.البخارى و مسلم و ابن
ماجه و النسائى وَ قَالَ بِالنِّيَاحَةِ عَلَـيْهِ
Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda : "Mayyit itu disiksa dikuburnya dengan sebab diratapi atasnya". [HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Nasai. Dan Nasai berkata : "dengan sebab ratapan atasnya"].
عَنِ
اْلمُغِيْرَةِِ بْنِ شُعْبَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَقُوْلُ: اِنَّهُ مَنْ نـِيْحَ عَلَـيْهِ يُعَذَّبُ بِمَا نِـيْحَ
عَلَـيْهِ. البخارى و مسلم
Dari
Mughirah bin Syu'bah RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda : "Sesungguhnya orang yang diratapi atasnya, maka ia disiksa
dengan sebab diratapi atasnya". [HR. Bukhari dan Muslim]
عَنِ
النُّعْمَانِ بْنِ بَـشِيْرٍ رض قَالَ: اُغْمِيَ عَلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ
رَوَاحَةَ فَجَعَلَتْ اُخْتُهُ عَمْرَةُ تَـبْكِى، وَاجَبَلاَهْ، وَا
كَذَا، وَا كَذَا، تُعَدِّدُ عَلَـيْهِ، فَقَالَ حِيْنَ اَفَاقَ: مَا
قُـلْتِ شَيْئًا اِلاَّ قِـيْلَ لِى: اَنــْتَ كَذلِكَ. فَـلَمَّا مَاتَ
لَمْ تَـبْكِ عَلَـيْهِ. البخارى
Dari
Nu'man bin Basyir RA, ia berkata : Ketika Abdullah bin Rawahah pingsan,
'Amrah (yaitu) saudara perempuannya menangis (sambil berteriak) dengan
menyebut-nyebutnya : "Oh, pelindungku, oh-ini,
oh-itu", ia menyebut-nyebut berbagai kebaikannya. Kemudian ketika
(Abdullah bin Rawahah) siuman, ia berkata : "Tidaklah engkau mengatakan
sesuatu, kecuali dikatakan kepadaku. Apakah kamu seperti yang dikatakan
itu ?!" Maka setelah (Abdullah bin Rawahah) meninggal, 'Amrah tidak
menangisinya. [HR. Bukhari]
عَنْ
اَبِى مُوْسَى رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِنَّ اْلمَيِّتَ لَـيُعَذَّبُ
بِـبُكَاءِ اْلحَيِّ اِذَا قَالَتْ وَ اعَضُدَاهُ، وَا مَانِعَاهُ، وَا
نــَاصِرَاهُ، وَا كَاسِبَاهُ جُبِذَ اْلمَيَّتُ فَـقِيْلَ: اَنــَاصِرُهَا
اَنــْتَ؟ اَكَاسِبُهَا اَنــْتَ؟. الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari Abu Musa
RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Sesungguhnya mayyit itu disiksa
dengan sebab tangisnya orang yang hidup, apabila ia menyebut-nyebutnya :
"Oh, penanggungjawabku, Oh, penjagaku, Oh penolongku, Oh tumpuan
harapanku", maka mayyit itu ditarik dan ditanya dengan
pertanyaan-pertanyaan "Apakah kamu penolongnya ? Apakah kamu tumpuan
harapannya ?" [HR. Al-Hakim, dan ia berkata : "Sahih sanadnya"]
عَنْ
اَبِى مُوْسَى رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا مِنْ مَمِّتٍ
يَمُوْتُ فَـيَقُوْمُ بَاكِـيْهِمْ فَيَقُوْلُ: وَا جَبَلاَهُ، وَا
سَيِّدَاهُ اَوْ نَحْوَ ذلِكَ اِلاَّ وُكِّلَ بِهِ مَلَكَانِ
يُلْـهِزَانِهِ هكَذَا كُـنْتَ. ابن ماجه و الترمذى و اللفظ له و قال: حديث
حسن غريب
Dari Abu Musa RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda : "Tidaklah seorang mayyit yang meninggal, lalu ada
orang yang menangisi diantara mereka dengan menyebut-nyebutnya :
"Oh-pelindungku, Oh-penanggungjawabku" atau seperti itu, kecuali
dengannya ada dua malaikat yang diserahi untuk memukul dada (mayyit itu)
dengan bertanya : "Apakah seperti itu keadaanmu ?". [HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, dan ia berkata : "Ini hadits Hasan Gharib"]
عَنْ
اَبِى هُرَيـْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِثْـنَتَانِ فِى
النَّاسِ هُمَابِـهِمْ كُـفْرٌ: اَلطَّعْنُ فِى الـنَّسَبِ،وَ النِّيَاحَةُ
عَلَى اْلمَيِّتِ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, ia berakta : Rasulullah SAW bersabda : "Ada dua perkara
yangmana dua perkara itu merupakan kekufuran padanya, yaitu : 1.
Mencaci nasab (keturunan) dan, 2. Niyahah (meratapi) atas mayyit". [HR. Muslim]
عَنْ
اَنــَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّ عُمَرَ رض لَمَّا طُعِنَ عَوَّلـَتْ
عَلَـيْهِ حَفْصَةُ فَـقَالَ لَهَاعُمَرُ: يَـا حَفْصَةُ اَمَا سَمِعْتِ
رَسُوْلَ اللهِ ص يَـقُوْلُ: اِنَّ اْلمُعْوَلَ عَلَـيْهِ يُـعَذَّبُ؟
قَالَتْ: بَـلَى. ابن حبان فى صحيحه
Dari Anas bin Malik RA, sesungguhnya 'Umar RA ketika dia
ditikam orang, Hafshah menangisinya. Maka 'Umar berkata kepadanya :
"Hai Hafshah, apakah kamu tidak mendengar Rasulullah SAW pernah bersabda
: "Sesungguhnya (mayyit) yang ditangisi itu tersiksa ?" Hafshah
menjawab : "Ya, saya sudah mendengarnya". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيِّ رض قَالَ: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلنـَّائِحَةَ وَ اْلمُسْتَمِعَةَ. ابو داود
Dari
Abu Sa'id Al-Khudriy RA, ia berkata : "Rasulullah SAW melaknat orang
perempuan yang meratapi mayyit dan orang perempuan yang sengaja duduk
untuk mendengarkan orang yang meratap tersebut". [HR. Abu Dawud]
Keterangan :
Tentang Orang yang mati (mayyit) disiksa karena tangisan/ratapan yang hidup,
ini maksudnya : Si mayyit sedih dan susah mengetahui orang-orang yang
menangisi atau meratapinya karena mereka melanggar larangan agama.
عَنْ
اَنــَسٍ قَالَ: لَمَّا ثَـقُلَ رَسُوْلُ اللهِ ص جَعَلَ يَـتَغَشَّاهُ
اْلكَرْبُ فَقَالَتْ فَاطِمَةُ: وَ اَقْرَبَ اَبـْتَاهُ فَقَالَ: لَـيْسَ
عَلَى اَبِـيْكَ كَرْبٌ بَعْدَ اْليَوْمِ. فَـلَمَّا مَاتَ قَالَتْ: يَـا
اَبـْتَاهُ اَجَابَ رَبـًّا دُعَاهُ، يَـا اَبـْتَاهُ جَنَّةُ
اْلـفِرْدَوْسِ مَأْوَاهُ يَـا اَبـْتَاهُ اِلَى جـِبْرِيـْلَ نَـنْعَاهُ.
فَـلَمَّا دُفِنَ قَالَتْ فَاطِمَةُ: اَطَابَتْ اَنــْفُسُكُمْ اَنْ
تَحْثُوْا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص التُّـرَابَ. البخارى
Dari
Anas, ia berkata : Ketika Rasulullah SAW bertambah berat sakitnya
sehingga diliputi oleh kesukaran (keluarnya ruh), lalu Fathimah berkata :
"Alangkah sukarnya ayahku". Lalu (Nabi SAW) bersabda : "Tidak ada
kesukaran bagi ayahmu sesudah hari ini !". Maka ketika beliau wafat
Fathimah berkata : "Oh ayahku, ia telah memenuhi panggilan Tuhannya. Oh
ayahku surga Firdaus tempat kembalinya. Oh ayahku, kepada Jibril
kuberitahukan". Lalu ketika beliau dimakamkan, Fathimah berkata :
"Sampai hatikah kalian menaburkan tanah atas jenazah Rasulullah ?". [HR. Bukhari]
عَنْ
اَنــَسٍ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ دَخَلَ عَلَى النَّبِيِّ ص بَعْدَ وَفَاتُهُ
فَوَضَعَ فَمَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَ وَضَعَ يَدَيـْهِ عَلَى صُدْغَيْهِ
وَ قَالَ: وَا نَـبِيَّاهُ وَا خَلـِيْلاَهُ وَا صَفِـيَّاهُ. احمد
Dari
Anas, sesungguhnya Abu Bakar masuk ke (kamar) Nabi SAW sesudah wafatnya,
lalu ia letakkan mulutnya diantara kedua mata beliau, dan meletakkan
kedua tangannya atas dua pelipisnya sambil berkata : "Oh Nabi, Oh
kekasih, Oh orang pilihan". [HR. Ahmad]
Keterangan :
Apa yang
dilakukan Fathimah dan Abu Bakar tersebut tidak termasuk meratap, atau
menyebut-nyebut yang dilarang agama, karena tidak dilakukan dengan cara
Jahiliyah.
عَنْ
اَبِى هُرَيـْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص ثَـلاَثـَةٌ مِنَ
اْلكُـفْرِ بِاللهِ: شَقُّ اْلجَيْبِ، وَ النـِّيَاحَةُ، وَ الطَّعْنُ فِى
الـنَّسَبِ. ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari
Abu Hurarirah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Ada tiga
perkara termasuk kufur kepada Allah : 1. Merobek-robek pakaian, 2.
Niyahah (meratap) dan, 3. Mencaci nasab". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Al-Hakim, ia berkata : "Shahih sanadnya"].
عَنْ
اَبِى اُمَامَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَعَنَ اْلخَامِسَةَ
وَجْهَهَا، وَ الشَّاقَّةَ جَيْبَهَا، وَ الدَّاعِيَةَ بِاْلـوَيـْلِ وَ
الـثُّـبُوْرِ. ابن ماجه و ابن حبان فى صحيحه
Dari
Abu Umamah RA, ia berkata : "Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat wanita
yang mencakar-cakar wajahnya, wanita yang merobek-robek bajunya dan
wanita yang berdoa (meminta) supaya ditimpa kecelakaan dan kebinasaan". [HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنِ
ابـْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَـيْسَ مِنَّا مَنْ
ضَرَبَ اْلخُدُوْدَ، وَ شَقَّ اْلجُيُوْبَ، وَ دَعَا بِدَعْوَى
اْلجَاهِلـِيَّةِ. البخارى و مسلم و الترمذى و النسائى و ابن ماجه
Dari
Ibnu Mas'ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Bukanlah dari
golongan kita orang yang memukul pipi, yang merobek-robek baju dan yang
menyeru dengan seruan jahiliyah". [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah]
عَنْ
اَسِيْدِ بْنِ اَبِى اَسِيْدٍ التــَّابِعِيِّ عَنِ امْرَأَةٍ مِنَ
اْلمُبَايِعَاتِ قَالَتْ: كَانَ فِـيْمَا اَخَذَ عَلَـيْنَارَسُوْلُ اللهِ ص
فِى اْلمَعْرُوْفِ الَّذِى اَخَذَ عَلَـيْنَا اَنْ لاَ نَخـْمِشَ وَجْهًا،
وَ لاَ نَدْعُوَ وَيـْلاً، وَ لاَ نَـشُقَّ جَيْبًا، وَ لاَ نَـنْشُرَ
شَعْرًا. ابو داود
Dari
Asid bin Abi Asid seorang tabi'in dari seorang wanita yang ikut bai'at
kepada Rasulullah SAW, ia berkata : "Adalah diantara apa-apa yang
Rasulullah ambil dari bai'at kami di dalam kebaikan yang beliau menyuruh
kami supaya dipegang teguh ialah supaya kami tidak mencakar-cakar muka,
tidak berdoa dengan kebinasaan, tidak merobek-robek baju dan tidak
mengurai rambut". [HR. Abu Dawud]
9. Menyiarkan Khabar Kematian
عَنِ
ابْنِ مَسْعُوْدٍ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِيـَّاكُمْ وَ النَّعْيَ
فَاِنَّ النَّعْيَ عَمَلُ اْلجَاهِلـِيَّةِ. الترمذى كذلك و رواه موقوفا،
وذكر انه اصح
Dari
Ibnu Mas'ud dari Nabi SAW beliau bersabda : "Takutlah kamu akan
menyiar-nyiarkan kabar kematian, karena menyiar-nyiarkan kabar kematian
itu perbuatan orang Jahiliyah".
[Begitulah dikatakan Tirmidzi, dan ia meriwayatkannya dengan Mauquf
sedang ia menyebutnya : sebagai hadist (dalam bab ini) yang paling
shah].
عَنْ
حُذَيـْفَةَ اَنــَّهُ قَالَ: اِذَا مِتُّ فَلاَ تُـؤْذِنُوْانـِى
اَحَدًا. اِنِّى اَخَافُ اَنْ يَكُوْنَ نَعْيًا. اِنِّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ ص يَنْهَى عَنِ النَّعْيِ. احمد و ابن ماجه و الترمذى و صححه
Dari
Hudzaifah bahwa ia pernah berkata : "Apabila aku telah meninggal, maka
janganlah ada seorangpun yang mengumumkan kematianku, karena aku
khawatir itu merupakan menyiarkan kabar kematian, sebab aku pernah
mendengar Rasulullah SAW melarang menyiarkan berita kematian". [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengesahkannya]
عَنْ
اِبْرَاهِيْمَ اَنـــَّهُ قَالَ: لاَ بَـأْسَ اِذَا مَاتَ الرَّجُلُ اَنْ
يُؤْذَنَ صَدِيـْقُهُ وَ اَصْحَابُهُ، اِنَّمَا كَانَ يُكْرَهُ اَنْ
يُطَافَ فِى اْلمَجَالـِسِ، فَيُقَالُ: اَنــْعِى فُلاَنـًا، فِعْلَ اَهْلِ
اْلجَاهِلـِيَّةِ. سعيد فى سننه
Dari
Ibrahim bahwa ia berkata : "Tidak mengapa apabila ada seorang meninggal
lalu ia memberi kabar kepada teman dan shahabat-shahabatnya, hanyasanya
yang tidak disukai adalah yang diberitakan secara berkeliling di
majlis-majlis lalu diumumkan : "Aku umumkan bahwa fulan telah
meninggal". Demikian itu adalah perbuatan orang-orang Jahiliyah". [HR. Sa'id di dalam Sunannya]
عَنْ
اَنــَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اَخَذَ الرَّايَةَ زَيـْدٌ
فَـأُصِيْبَ، ثُمَّ اَخَذَهَا جَعْفَرٌ فَـاُصِيْبَ، ثُمَّ اَخَذَهَا
عَبْدُ اللهِ بْنُ رَوَاحَةَ، فَاُصِيْبَ. وَ اِنَّ عَيْنَيْ رَسُوْلِ
اللهِ ص لَـتَذْرَفَانِ. ثُمَّ اَخَذَهَا خَالـِدُ بْنُ اْلوَلــِيْدِ مِنْ
غَيْرِ اِمْرَةٍِ، فَـفُـتِحَ لَهُ. احمد و البخارى
Dari
Anas ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Zaid telah membawa bendera
lalu terbunuh kemudian diambil oleh Ja'far lalu ia pun terbunuh,
kemudian diambil oleh Abdullah bin Rawahah lalu ia juga terbunuh. (Anas
berkata) : "Sedang kedua mata Rasulullah SAW bercucuran". Lalu diambil
oleh Khalid bin Walid tanpa diperintah, lalu ia diberi kemenangan". [HR. Ahmad dan Bukhari]
Keterangan :
A.
Mengkhabarkan kematian yang dilarang oleh Nabi SAW adalah sebagaimana
yang biasa dilakukan oleh kaum jahiliyah, yaitu : Apabila ada seorang
yang terpandang di masyarakat meninggal dunia, mereka menyiarkan berita
kematian itu ke seluruh penjuru kota dengan berteriak-teriak sambil
menyebut-nyebut kebaikan yang mati, dan kecelakaan bangsa Arab karena
ditinggal olehnya.
B. Adapun
kalau tidak sebagaimana cara Jahiliyah tersebut tidaklah mengapa, lagi
pula karena merawat dan mengurus orang yang mati itu adalah kewajiban
bagi qaum Muslimin, maka bagaimana mungkin kewajiban itu dapat
terlaksana dengan baik tanpa menyiarkan berita kematiannya ?
Jadi yang
dilarang oleh Nabi SAW itu adalah menyiarkan khabar kematian dengan
cara Jahiliyah seperti keterangan A. Sedangkan untuk keterangan B,
perhatikan riwayat di bawah ini :
عَنْ
اَنــَسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص نَعَى زَيـْدًا وَ جَعْفَرًا وَ ابْنَ
رَوَاحَةَ قَـبْلَ يَأْتـِيَهُمْ خَبَرُهُمْ. احمد و البخارى
Dari
Anas RA meriwayatkan, bahwa Rasulullah mengkhabarkan meninggalnya Zaid,
Ja'far dan Ibnu Rawahah sebelum berita kematian itu sampai kepada mereka. [HR. Ahmad dan Bukhari]
عَنْ اَبِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ النَّبَيَّ ص نَعَى النَّجَاشِيَّ فِى اْلــيَوْمِ الَّذِىْ مَاتَ فِيْهِ. الجماعة
Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW menyiarkan berita wafatnya Raja Najasyi pada hari kematiannya itu. [HR. Jama'ah]
Dan juga riwayat :
Dari
Abi Hurairah tentang kisah perempuan yang biasa menyapu masjid, lalu
Nabi SAW bertanya dari hal (perempuan) itu; mereka menjawab : "Ia telah
mati". Maka sabdanya : "Mengapa tidak kamu beritahukan kepadaku ?"
Seolah-olah mereka pandang kecil urusannya. Maka beliau bersabda :
"Tunjukkanlah kepadaku quburnya". Lalu mereka tunjukkan kepadanya,
kemudian beliau menshalatkannya. [Muttafaq 'alaih]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar