Menangguhkan pelaksanaan hukuman bagi orang hamil atau sakit.
عَنْ
سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص جَاءَتْهُ
امْرَأَةٌ مِنْ غَامِدٍ مِنَ اْلاَزْدِ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ
طَهِّرْنِى، فَقَالَ: وَيْحَكَ ارْجِعِى فَاسْتَغْفِرِى اللهَ وَ تُوْبِى
اِلَيْهِ، فَقَالَتْ: اَرَاكَ تُرِيْدُ اَنْ تُرَدِّدَنِى كَمَا رَدَّدْتَ
مَا عِزَبْنَ مَالِكٍ، قَالَ: وَ مَا ذَاكَ؟ قَالَتْ: اِنَّهَا حُبْلَى
مِنَ الزِّنَا، قَالَ: اَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، فَقَالَ لَهَا: حَتَّى
تَضَعِى مَا فِى بَطْنِكِ، قَالَ: فَكَفَلَهَا رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ
حَتَّى وَضَعَتْ، قَالَ: فَأَتَى النَّبِيَّ ص فَقَالَ: قَدْ وَضَعَتِ
اْلغَامِدِيَّةُ، فَقَالَ: اِذَنْ لاَ تَرْجُمْهَا وَ نَدَعَ وَلَدَهَا
صَغِيْرًا لَيْسَ لَـهُ مَنْ يُرْضِعُهُ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ
فَقَالَ: اِلَيَّ رَضَاعُهُ يَا نَبِيَّ اللهِ، قَالَ: فَرَجَمَهَا. مسلم و
الدارقطنى و قال هذا حديث صحيح
Dari Sulaiman bin
Buraidah, dari ayahnya, bahwa Nabi SAW pernah didatangi seorang wanita
dari Ghamid dari suku Al-Azdi, lalu ia berkata, “Ya Rasulullah,
bersihkanlah aku”. Nabi SAW bersabda, “Celaka engkau, pergilah dan minta
ampunlah kepada Allah serta tobatlah kepada-Nya”. Lalu wanita itu
berkata, “Aku menduga engkau meragukan aku sebagaimana engkau meragukan
Ma’iz bin Malik”. Nabi kemudian bertanya, “Apakah yang engkau maksud ?”.
Wanita itu menjawab, “Sesungguhnya dia kini telah hamil karena
berzina”. Nabi SAW bertanya lagi, “Engkau sendiri ?” Ia menjawab, “Ya”.
Kemudian Nabi SAW bersabda, “(Tunggulah) hingga engkau melahirkan anak
yang dalam kandunganmu”. Sulaiman berkata, “Lalu wanita itu diasuh oleh
seorang laki-laki Anshar sampai ia melahirkan”. Sulaiman berkata, “Lalu
laki-laki Anshar itu datang kepada Nabi SAW untuk memberitahukan bahwa
wanita Ghamidiyah tersebut telah melahirkan”. Maka jawab Nabi SAW,
“Kalau begitu dia jangan engkau rajam dulu, biarkan anaknya yang masih
kecil (diteteki) dulu, karena tidak ada yang menetekinya”. Lalu
laki-laki Anshar itu berdiri seraya berkata, “Serahkan saja padaku
tentang meneteki anak itu, ya Nabiyallah”. Sulaiman berkata, “Lalu
beliau merajamnya”. [HR. Muslim dan Daruquthni, dan Daruquthni berkata : Hadits ini adalah shahih].
عَنْ
عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ اَنَّ امْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ اَتَتْ رَسُوْلَ
اللهِ ص وَ هِيَ حُبْلَى مِنَ الزِّنَا، فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ
اَصَبْتُ حَدًّا قَأَقِمْهُ عَلَيَّ، فَدَعَا نَبِيُّ اللهِ ص وَلِيَّهَا
فَقَالَ: اَحْسِنْ اِلَيْهَا، فَاِذَا وَضَعَتْ فَأْتِنِى، فَفَعَلَ،
فَاَمَرَبِهَا رَسُوْلُ اللهِ ص فَشُدَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا ثُمَّ
اَمَرَ بِهَا فَرُجِمَتْ ثُمَّ صَلَّى عَلَيْهَا، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ:
تُصَلِّى عَلَيْهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ قَدْ زَانَتْ؟ قَالَ: لَقَدْ
تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِمَتْ بَيْنَ سَبْعِيْنَ مِنْ اَهْلِ
اْلمَدِيْنَةِ لَوَسِعَتْهُمْ، وَ هَلْ وَجَدْتَ اَفْضَلَ مِنْ اَنْ
جَادَتْ بِنَفْسِهَا ِللهِ؟ الجماعة الا البخارى و ابن ماجه
Dari Imran bin Hushain, bahwa ada
seorang wanita dari Juhainah datang kepada Rasulullah SAW dalam keadaan
hamil karena zina. Lalu ia berkata, “Ya Rasulullah, aku telah berbuat
pelanggaran, maka laksanakanlah hukuman itu atasku”. Lalu Nabi SAW
memanggil walinya, seraya bersabda, “Peliharalah wanita ini dengan baik,
dan jika ia telah melahirkan, maka bawalah kemari”. Kemudian walinya
itu mengerjakannya. Ketika wanita itu dibawa kepada Rasulullah SAW,
diperintahkan supaya pakaiannya diikat rapat-rapat, lalu diperintahkan
untuk dirajam, kemudian wanita itu dirajam, lalu beliau menshalatkannya.
Maka Umar menegur Rasulullah SAW, “Mengapa engkau menshalatinya, ya
Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah, “Sungguh dia telah tobat, yang
andaikata tobatnya itu dibagi kepada tujuh puluh orang penduduk Madinah,
niscaya mencukupinya. Apakah kamu pernah mendapati orang yang lebih
utama dari orang yang memperbaiki dirinya karena Allah ?”. [HR. Jamaah, kecuali Bukhari dan Ibnu Majah].
عَنْ
عَلِيٍّ قَالَ: اِنَّ اَمَةً لِرَسُوْلِ اللهِ ص زَنَتْ، فَاَمَرَنِى اَنْ
اَجْلِدَهَا، فَاَتَيْتُهَا فَاِذَا هِيَ حَدِيْثَةُ عَهْدٍ بِنِفَاسٍ،
فَخَشِيْتُ اَنْ اَجْلِدَهَا اَنْ اَقْتُلَهَا، فَذَكَرْتُ ذلِكَ
لِلنَّبِيِّ ص فَقَالَ: اَحْسَنْتَ اُتْرُكْهَا حَتَّى تُمَاثِلَ. احمد و
مسلم و ابو داود و الترمذى و صححه
Dari
Ali, ia berkata, “Sesungguhnya seorang hamba perempuan Rasulullah SAW
berzina, lalu beliau SAW memerintah aku untuk menderanya. Kemudian aku
datang kepada hamba tersebut, ternyata ia baru saja melahirkan, maka aku
khawatir seandainya dia kudera, maka dia akan mati. Kemudian hal itu
kusampaikan kepada Nabi SAW”. Maka jawabnya, “Bagus pendapatmu itu,
biarkanlah dia sampai betul-betul sehat kembali”. [HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi, sedang Tirmidzi menilai hadits itu shahih].
Di zaman Rasulullah, hukuman had juga diberlakukan kepada ahli kitab.
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ رض اَنَّ اْليَهُوْدَ اَتَوْ رَسُوْلَ اللهِ ص بِرَجُلٍ وَ
امْرَأَةٍ مِنْهُمْ قَدْ زَنَيَا، فَقَالَ: مَا تَجِدُوْنَ فِى
كِتَابِكُمْ؟ قَالُوْا: تُسَخَّمُ وُجُوْهُهُمَا وَ يُخْزَيَانِ. قَالَ:
كَذَبْتُمْ اِنَّ فِيْهَا الرَّجْمَ، فَأْتُوْا بِالتَّوْرَاةِ
فَاتْلُوْهَا اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ، فَجَاءُوْا بِالتَّوْرَاةِ وَ
جَاءُوْا بِقَارِئٍ لَهُمْ فَقَرَأَ حَتَّى اِذَا انْتَهَى اِلَى مَوْضِعٍ
مِنْهَا وَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهِ، فَقِيْلَ لَهُ: اِرْفَعْ يَدَكَ فَرَفَعَ
يَدَهُ، فَاِذَا هِيَ تَلُوْحُ فَقَالَ اَوْ فَقَالُوْا: يَا مُحَمَّدُ
اِنَّ فِيْهَا الرَّجْمَ وَ لكِنَّا كُنَّا نَتَكَاتَمُهُ بَيْنَنَا،
فَاَمَرَ بِهِمَا رَسُوْلُ اللهِ ص فَرُجِمَا، قَالَ: فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ
يَجْنَأُ عَلَيْهَا يَقِيْهَا اْلحِجَارَةَ بِنَفْسِهِ. احمد و البخارى و
مسلم
Dari
Ibnu Umar RA, bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah SAW
dengan membawa seorang laki-laki dan seorang perempuan dari kalangan
mereka, dimana keduanya telah berzina. Lalu Rasulullah SAW bertanya,
“Bagaimana yang kalian dapati dalam kitab kalian (Taurat) ?”. Mereka
menjawab, “Wajah mereka itu dicoreng-coreng dengan arang dan mereka
dibuat malu”. Rasulullah SAW bersabda, “Kalian berdusta”. Sesungguhnya
di dalam kitab kalian ada hukum rajam. Oleh karena itu cobalah bawa
kemari Taurat itu, lalu bacalah sendiri kalau benar-benar kalian jujur”.
Lalu mereka pun mengambil Taurat, lalu datang dengan membawa Taurat dan
membawa seorang tukang membaca untuk membacakannya. Lalu dibacalah
Taurat itu. Tetapi ketika sampai pada ayat tentang rajam, ia menutup
ayat (rajam) itu dengan tangannya. Kemudian dikatakan kepada orang itu,
“Angkatlah tanganmu, lalu ia pun mengangkatnya, tiba-tiba ayat (rajam)
itu nampak jelas. Maka berkatalah dia atau mereka, “Ya Muhammad, memang
betul di situ ada hukum rajam, tetapi kami sengaja menyembunyikannya di
antara kami”.
Lalu Rasulullah SAW memerintahkan supaya kedua orang yang berzina itu
dirajam. Lalu mereka dirajam. Ibnu Umar berkata, “Sungguh aku melihat si
laki-laki (yang dirajam) itu mencondongkan dirinya ke arah perempuan
itu untuk melindunginya dari lemparan batu”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim].
و فى رواية احمد: بِقَارِئٍ لَهُمْ اَعْوَرَ يُقَالُ لَهُ ابْنُ صُوْرِيَا
Dan dalam riwayat Imam Ahmad, dikatakan, “Dibawalah seorang tukang membaca yang buta sebelah dan namanya Ibnu Shuriya”.
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: رَجَمَ النَّبِيُّ ص رَجُلاً مِنْ
اَسْلَمَ وَ رَجُلاً مِنَ اْليَهُوْدِ وَ امْرَأَةً. احمد و مسلم
Dari
Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Nabi SAW pernah merajam seorang
laki-laki dari suku Aslam dan seorang laki-laki dari Yahudi serta
seorang perermpuan”. [HR. Ahmad dan Muslim]
عَنِ
اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: مُرَّ عَلَى النَّبِيِّ ص بِيَهُوْدِيٍّ
مُحَمَّمٍ مَجْلُوْدٍ فَدَعَاهُمْ فَقَالَ: اَهكَذَا تَجِدُوْنَ حَدَّ
الزَّانِى فِى كِتَابِكُمْ؟ قَالُوْا: نَعَمْ. فَدَعَا رَجُلاً مِنْ
عُلَمَائِهِمْ فَقَالَ: اَنْشُدُكَ بِاللهِ الَّذِى اَنْزَلَ التَّوْرَاةَ
عَلَى مُوْسَى، اَهكَذَا تَجِدُوْنَ حَدَّ الزَّانِى فِى كِتَابِكُمْ ؟
قَالَ: لاَ، وَ لَوْ لاَ اَنَّكَ نَشَدْتَنِى بِهذَا لَمْ اُخْبِرْكَ
بِحَدِّ الرَّجْمِ، وَ لكِنْ كَثُرَ فِى اَشْرَافِنَا، وَ كُنَّا اِذَا
اَخَذْنَا الشَّرِيْفَ تَرَكْنَاهُ، وَ اِذَا اَخَذْنَا الضَّعِيْفَ
اَقَمْنَا عَلَيْهِ اْلحَدَّ، فَقُلْنَا: تَعَالَوْا، فَلْنَجْتَمِعْ عَلَى
شَيْءٍ نُقِيْمُهُ عَلَى الشَّرِيْفِ وَ اْلوَضِيْعِ. فَجَعَلْنَا
التَّحْمِيْمَ وَ اْلجَلْدَ مَكَانَ الرَّجْمِ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص:
اَللّهُمَّ اِنِّى اَوَّلُ مَنْ اَحْيَا اَمْرَكَ اِذْ اَمَاتُوْهُ،
فَاَمَرَ بِهِ فَرُجِمَ. فَـاَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ {ياَيُّهَا
الرَّسُوْلُ لاَ يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ مِنَ
الَّذِيْنَ قَالُوْا امَنَّا بِاَفْوَاهِهِمْ اِلَىقَوْلِهِ اِنْ
اُوْتِيْتُمْ هذَا فَخُذُوْهُ} يَقُوْلُوْنَ: اُئْتُوْا مُحَمَّدًا، فَاِنْ
اَمَرَكُمْ بِالتَّحْمِيْمِ وَ اْلجَلْدِ فَخُذُوْهُ وَ اِنْ اَفْـتَاكُمْ
بِالرَّجْمِ فَاحْذَرُوْا. فَاَنْزَلَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى { وَ
مَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَا اَنْزَلَ اللهُ فَاُولئِكَ هُمُ اْلكفِرُوْنَ} {
وَ مَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا اَنْزَلَ اللهُ فَاُولئِكَ هُم الظّلِمُوْنَ}
{ وَ مَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا اَنْزَلَ اللهُ فَاُولئِكَ هُمُ
اْلفَاسِقُوْنَ} قَالَ: هِيَ فِى الْكُفَّارِ كُلُّهَا. احمد و مسلم و ابو
داود
Dari
Baraa’ bin ‘Azib, ia berkata, “Ada seorang Yahudi yang mukanya
dicoreng-coreng dengan arang setelah didera, dibawa lewat di hadapan
Nabi SAW. Lalu Nabi SAW memanggil (orang-orang Yahudi) untuk ditanya,
“Apakah demikian itu yang kalian dapati dalam kitab kalian tentang hukum
zina ?” Mereka menjawab, “Betul”. Lalu Nabi SAW memanggil salah seorang
‘alim dari mereka, seraya bersabda, “Aku menyumpahmu dengan nama Allah
yang telah menurunkan Taurat kepada Musa, apakah memang begitu yang
kalian dapati dalam kitab kalian tentang hukum zina ?”. Ia menjawab,
“Tidak, dan seandainya tuan tidak menyumpahku begini, sudah pasti aku
tidak akan memberitahu tuan tentang hukum rajam, tetapi karena banyak
pembesar-pembesar kami yang berzina, maka jika mereka kami tangkap, kami
tidak kenakan hukum rajam kepadanya, tetapi jika orang kecil yang
berzina, maka kami laksanakan hukum rajam itu atasnya. Kemudian kami
berkata kepada mereka, “Marilah kita bermusyawarah untuk membicarakan
sesuatu (hukuman) yang harus kita terapkan terhadap orang-orang besar
dan terhadap orang kecil”. Lalu kami bersepakat, yaitu mereka
dicoreng-coreng dengan arang dan didera, sebagai ganti rajam. Nabi SAW
bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya akulah orang yang pertama-tama
menghidupkan hukum-Mu, disaat mereka (Yahudi) itu mematikannya”. Lalu
Rasulullah SAW menyuruh supaya dia dirajam, lalu orang itu dirajam.
Kemudian Allah ‘Azza wa jalla menurunkan ayat, “Hai Rasul, janganlah
kamu disedihkan oleh orang-orang yang berlomba dalam kekufuran itu.
Diantara mereka itu ada orang-orang yang mengatakan (iman) dengan
mulut-mulut mereka, padahal hati mereka tidak beriman. Dan diantara
orang-orang Yahudi itu ada orang-orang yang suka mendengar untuk
berdusta, suka mendengar untuk satu golongan yang tidak datang kepadamu
(yaitu para pendeta)”. Mereka itu biasa mengubah perkataan (Allah) dari
tempatnya. Bahkan mereka itu juga berkata (kepada kaumnya), “Jika kamu
diberi (hukum seperti) ini, maka ambillah” [QS. Al-Maidah : 41]. Mereka
(Yahudi itu) berkata, “Datanglah kepada Muhammad, jika dia menyuruhmu
untuk mencoreng-coreng (wajah pezina) dan dera, maka terimalah. Tetapi
jika ia memberi fatwa kepadamu untuk merajam maka berhati-hatilah kamu”.
Lalu Allah menurunkan ayat, “Dan barangsiapa tidak berhukum dengan apa
yang telah diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir”
[QS. Al-Maidah : 44]. “Dan barangsiapa tidak berhukum dengan apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang dhalim” [QS. Maidah
: 45]. “Dan barangsiapa tidak berhukum dengan apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang fasiq”. [QS. Maidah 47].
Baraa’ berkata, “Semua ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang kafir. [HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud].
Hukuman itu tidak dapat dijatuhkan karena suatu tuduhan atau pengakuan yang tidak jelas.
عَنْ
اَنَسٍ رض قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ ص فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنِّى اَصَبْتُ حَدًّا فَاَقِمْهُ عَلَيَّ وَ لَمْ
يَسْأَلْهُ. قَالَ: وَ حَضَرَتِ الصَّلاَةُ، فَصَلَّى مَعَ النَّبِيِّ ص.
فَلَمَّا قَضَى النَّبِيُّ ص الصَّلاَةَ، قَامَ اِلَيْهِ الرَّجُلُ
فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنِّى اَصَبْتُ حَدًّا، فَاَقِمْ فِى كِتَابِ
اللهِ. قَالَ: اَلَيْسَ قَدْ صَلَّيْتَ مَعَنَا؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ:
فَاِنَّ اللهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ ذَنْبَكَ اَوْ حَدَّكَ. احمد و البخارى و
مسلم
Dari
Anas RA, ia berkata : Dahulu saya di sisi Nabi SAW, tiba-tiba ada
seorang laki-laki datang seraya berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya
telah berbuat tindak kejahatan, oleh karena itu laksanakanlah hukuman
atasku !”. Sedang Nabi SAW sendiri tidak menanyakan apa-apa kepadanya.
(Tidak lama kemudian) datanglah waktu shalat, lalu orang tersebut shalat
bersama Nabi SAW. Setelah selesai shalat, laki-laki tersebut berdiri
menghampiri Nabi SAW, seraya berkata, “Ya Rasulullah, sungguh aku telah
berbuat tindak kejahatan, oleh karena itu laksanakanlah hukuman (atasku)
berdasar Kitabullah”. Kemudian Nabi SAW bertanya, “Bukankah engkau
telah shalat bersamaku tadi ?”. Ia menjawab, Ya. Lalu Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosamu” atau “tindak kejahatanmu”. [HR. Bukhari dan Muslim].
وَ ِلاَحْمَدَ وَ مُسْلِمٍ مِنْ حَدِيْثِ اَبِى اُمَامَةَ نَحْوُهُ
Dan diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan Muslim dari hadits Abu Umamah seperti itu juga.
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لاَعَنَ بَيْنَ اْلعَجْلاَنِيِّ
وَ امْرَأَتِهِ، فَقَالَ شَدَّادُ بْنُ اْلهَادِ: هِيَ اْلمَرْأَةُ
الَّتِى قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كُنْتُ رَاجِمًا اَحَدًا بِغَيْرِ
بَيِّنَةٍ لَرَجَمْتُهَا قَالَ: لاَ، تِلْكَ امْرَأَةٌ كَانَتْ قَدْ
اَعْلَنَتْ فِى اْلاِسْلاَمِ. احمد و البخارى و مسلم
Dari
Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW pernah mengadakan mula’anah (sumpah
li’an) antara seorang laki-laki ‘Ajlaani dengan istrinya, Syaddad bin
Hadi berkata : Dia
adalah seorang wanita yang pernah dikatakan oleh Rasulullah SAW, “Kalau
sekiranya aku merajam seseorang (yang tertuduh) tanpa bukti, niscaya
wanita itu kurajam”. Syaddad berkata, “Tidak, sebab wanita tersebut
telah menyatakan Islam”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim].
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كُنْتُ رَاجِمًا
اَحَدًا بِغَيْرِ بَيِّنَةٍ رَجَمْتُ فُلاَنَةً، فَقَدْ ظَهَرَ مِنْهَا
الرِّيْبَةُ فِى مَنْطِقِهَا وَ هَيْئَتِهَا وَ مَنْ يَدْخُلُ عَلَيْهَا.
ابن ماجه
Dari
Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya aku
merajam seseorang tanpa bukti, niscaya si fulanah itu kurajam. Tetapi
lantaran dalam pembicaraan dan gerak-geriknya nampak meragukan dan juga
orang yang masuk padanya, (maka dia tidak dirajam)”. [HR. Ibnu Majah].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِدْفَعُوا اْلحُدُوْدَ مَا وَجَدْتُمْ لَهَا مَدْفَعًا. ابن ماجه
Dari
Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Hindarkanlah hukuman
selama kamu masih menemukan alasan untuk menghindarkannya itu”. [HR. Ibnu Majah]
عَنْ
عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِدْرَؤُا اْلحُدُوْدَ
عَنِ اْلمُسْلِمِيْنَ مَا اسْتَطَعْتُمْ. فَاِنْ كَانَ لَهُ مَخْرَجٌ
فَخَلُّوْا سَبِيْلَهُ، فَاِنَّ اْلاِمَامَ اِنْ يُخْطِئْ فِى اْلعَفْوِ
خَيْرٌ مِنْ اَنْ يُخْطِئَ فِى اْلعُقُوْبَةِ. الترمذى
Dari
Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tolaklah hukuman
terhadap kaum muslimin selama kamu bisa. Maka jika ada jalan keluar,
lepaskanlah dia, sebab seorang imam itu jika keliru dalam memberikan
ampunan, adalah lebih baik daripada keliru dalam menjatuhkan hukuman”. [HR. Tirmidzi].
~oO[ A ]Oo~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar