Berbagai Kejahatan Kaum Yahudi
1. Kaum Yahudi berusaha untuk memurtadkan kaum muslimin.
Kaum Aus
dan Khazraj setelah menerima ajaran Islam, mereka menjadi bersatu dan
bersaudara, mereka juga menjadi satu golongan yang berbudi luhur, sopan
santun dan benar-benar mengerjakan tuntunan agama Islam yang dipimpin
oleh Nabi Muhammad SAW, juga menjadi golongan ummat yang mau mengeluarkan harta bendanya untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin.
Adapun
kaum Yahudi, baik dari banu Nadlir maupun banu Quraidhah dan banu
Qainuqa', tatkala telah diperdengarkan suara adzan dengan perantaraan
Bilal pada setiap waktu shalat, maka terasalah oleh mereka masing-masing
terutama oleh ketua-ketua mereka, bahwa kota Madinah
sudah dibawah pengaruh atau dikuasai Nabi SAW. Dengan demikian, maka
mereka merasa tidak senang terhadap Nabi SAW dan para pengikutnya, dan
terhadap pengaruh beliau yang sudah sedemikian besar dan luasnya di kota
Madinah.
Oleh sebab itu, maka dengan segala cara mereka berusaha untuk menjatuhkan pengaruh Nabi Muhammad SAW, dan manakala ada kesempatan mereka berupaya untuk menghancurkan Islam yang sudah mulai meresap ke darah daging para pengikutnya.
Ketua-ketua
Yahudi dan pemimpin-pemimpin mereka, meskipun telah menerima dan
menyanggupi perjanjian damai yang diadakan dengan Nabi SAW dan kaum
muslimin, namun oleh karena mereka sudah merasa khawatir dan cemas
terhadap pengaruh Nabi SAW di tengah-tengah masyarakat kota Madinah,
maka mereka selangkah demi selangkah selalu berusaha untuk melemahkan
pengaruh Nabi SAW, yaitu dengan jalan mengejek, memperolok-olok dan
sebagainya.
Ketika
itu, mereka menerima dan menyanggupi perjanjian persahabatan dan
perdamaian dengan Nabi SAW dan kaum muslimin, dengan mengandung satu
maksud yang tersembunyi, yaitu : Mereka mengharapkan akan menarik kaum
muslimin untuk bekerja sama dengan mereka untuk menentang dan melawan
kerajaan Nashrani yang telah berkuasa di Baitul Maqdis dan yang telah
mengusir mereka dari kota suci itu. Tetapi, oleh karena ternyata, bahwa
harapan mereka yang tersembunyi itu tidak terlaksana dan sia-sia, maka
mereka dengan tidak malu-malu lagi mengkhianati perjanjian persahabatan
yang pernah disanggupi itu. Lebih-lebih setelah mereka melihat, bahwa
kedudukan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya dari hari ke hari
semakin teguh dan bertambah kuat, bahkan sudah lebih teguh dan lebih
kuat dari pada kedudukan kerajaan Nashrani. Oleh sebab itu, maka mereka
tidak senang kepada Nabi SAW dan para pengikutnya.
Perasaan iri hati dan dengki terhadap Nabi SAW dan kaum muslimin itu akhirnya makin memuncak. Maka dengan diam-diam
mereka merobah sikap hendak memusuhi dan melawan Nabi SAW dan
pengikutnya dengan terang-terangan. Maka sisa-sisa kaum Aus dan kaum
Khazraj yang masih mengikut agama berhala dan orang-orang munafiq
seorang demi seorang mereka tarik untuk ikut serta memusuhi dan melawan
Nabi SAW dan para pengikutnya.
Adapun diantara mereka yang berlaku sedemikian itu ialah Huyaiyyi bin
Akhthab dan Abu Yasir bin Akhthab, mereka berdua sangat dengki kepada
bangsa Arab yang telah mengikut Islam, dan mereka berusaha dengan
sungguh-sungguh akan mengembalikan orang-orang yang telah mengikut Islam
supaya keluar dari Islam dan kembali mengikuti agama mereka yang lama.
Sehubungan dengan itu, maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
وَدَّ
كَثِيْرٌ مّنْ اَهْلِ اْلكِتبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مّنْ بَعْدِ
اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مّنْ بَعْدِ مَا
تَبَيَّنَ لَهُمُ اْلحَقُّ، فَاعْفُوْا وَ اصْفَحُوْا حَتّى يَأْتِيَ
اللهُ بِاَمْرِه، اِنَّ اللهَ عَلى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. البقرة:109
Sebagian
besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari
diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka
maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan
perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah : 109]
Dalam
ayat tersebut dengan tegas Allah menyatakan bagaimana kedengkian kaum
Yahudi kepada kaum muslimin, karena mereka memang telah mengetahui
bagaimana besar nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada kaum
muslimin, nikmat yang akan membawa mereka menjadi satu ummat yang
berbahagia dan beruntung, memperoleh kemuliaan di dunia dan di akhirat
kelak. Sedang mereka (kaum Yahudi) masih merasa berat untuk mengikut
kebenaran yang sudah nyata bagi mereka. Tegasnya mereka masih tetap
enggan mengikut agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW itu.
Dan
sehubungan dengan perbuatan mereka yang sejahat itu, maka kaum muslimin
diperintahkan supaya memaafkan mereka dan membiarkan mereka, sehingga
Allah mendatangkan perintah-Nya, yaitu supaya memerangi dan mengusir
mereka.
2. Usaha kaum Yahudi untuk memecah persatuan
Selanjutnya
dikala itu para ketua dan pemimpin kaum Yahudi siang dan malam
mengadakan pembicaraan dan permusyawaratan diantara mereka untuk
membahas cara-cara merintangi dan membendung perkembangan dakwah Nabi
Muhammad SAW dan untuk menghancurkan kepemimpinan beliau.
Diriwayatkan,
bahwa pada suatu hari seorang ketua Yahudi yaitu Sya's bin Qais
(seorang ketua Yahudi yang sudah lanjut umurnya dan amat keras memusuhi
Nabi SAW), sengaja berlalu di tempat-tempat berkumpulnya kaum muslimin
dari suku Aus dan suku Khazraj. Karena dia mengerti, bahwa dengan
persatuan dan kesatuan kaum Aus dan Khazraj yang tampak sangat erat itu,
semakin susahlah bagi kaum Yahudi untuk melakukan perlawanan terhadap
kaum muslimin ataupun untuk menghambat kemajuan Islam yang kian hari
bertambah pesat itu, maka dia berkata kepada kawan-kawannya, "Orang-orang
bani Qailah (yang dimaksud kaum Aus dan kaum Khazraj) telah bersatu di
dalam negeri ini. Demi Allah, kita tidak akan mungkin berdiam lama lagi
beserta mereka, apabila golongan mereka itu telah memenuhi kota ini".
Setelah
itu lalu dia menyuruh seorang pemuda Yahudi yang besertanya untuk masuk
ke tempat dimana kaum muslimin berkumpul, lalu pemuda itu berupaya
memperoleh kesempatan untuk menceritakan peristiwa peperangan Bu'ats
yang pernah terjadi pada masa lampau antara bangsa Arab Aus dan bangsa
Arab Khazraj, serta menyebut-nyebut (membacakan syi'ir-syi'ir) yang
pernah dihambur-hamburkan oleh masing-masing pihak kepada yang lain,
yangmana pada perang Bu'ats itu kaum Aus mengalami kekalahan dan kaum
Khazraj yang memperoleh kemenangan.
Tatkala
pemuda Yahudi tadi melakukan perbuatan jahat dengan mengungkap peristiwa
yang sudah lalu itu atau mengobarkan api permusuhan antara dua golongan
yang sudah hidup rukun itu, maka seketika itu pula berkobarlah kembali
api permusuhan antara kedua golongan tersebut, yaitu suku Aus dan suku
Khazraj.
Orang-orang
Aus dan Khazraj yang hadlir di tempat mereka berkumpul tadi setelah
mendengar riwayat peperangan mereka di masa yang lalu itu, ditambah pula
dari kepandaian dan kelicikan pemuda Yahudi dalam menceritakan riwayat
itu, maka seketika itu hiduplah kembali semangat jahiliyah mereka, dan
seketika itu juga terjadilah perbantahan diantara kedua belah pihak.
Pada
mulanya terjadilah pertengkaran mulut antara kedua belah pihak, karena
masing-masing mempertahankan riwayat yang sebenarnya, lalu berpindahlah
dari pertengkaran mulut kepada perbantahan yang semakin memanas.
Kemudian dua orang dari Aus dan Khazraj, yaitu Aus bin Qaidhy dari pihak
Aus dan Jabbar bin Shakhr dari pihak Khazraj, sudah sama-sama khilaf
dan gelap ingatan, lantaran dari kemarahan mereka yang sudah memuncak,
lalu meloncatlah mengendarai kendaraannya masing-masing, lalu salah
seorang diantara kedua orang itu berkata dengan suara yang keras, "Demi
Allah, jika kamu berkehendak, marilah kita hidupkan kembali peperangan
itu". Kemudian dari kedua belah pihak berteriak dengan bangga, "Mari kita lakukan ! Mari kita lakukan ! Perjanjianmu di Adh-Dhahirah ! Senjata ! Senjata !".
Kemudian
mereka masing-masing keluar dan berangkatlah menuju ke tempat yang telah
dijanjikan, yaitu Adh-Dhahirah, dan masing-masing dengan persiapan
membawa senjata. Tetapi tidak semuanya dari kedua belah pihak tadi
berangkat ke tempat yang dituju, hanya sebagian dari mereka saja. Dan
ketika itu kelihatanlah, bahwa orang-orang dari Aus menyebelah ke pihak
orang Aus, dan orang-orang dari Khazraj menyebelah ke pihak orang
Khazraj. Dan masing-masing golongan sudah tidak berbeda dengan apa yang
pernah terjadi di zaman jahiliyah mereka.
Peristiwa
yang sedemikian itu lalu terdengar oleh Nabi SAW. Kemudian Nabi SAW
seketika itu juga keluarlah bersama sebagian para shahabat Muhajirin
menuju ke tempat mereka berkumpul untuk bertempur itu. Setiba Nabi SAW
di tempat itu, segera beliau bersabda :
يَا
مَعْشَرَ اْلمُسْلِمِيْنَ، اَللهَ! اَللهَ! اَبِدَعْوَى اْلجَاهِلِيَّةِ
وَ اَنَا بَيْنَ اَظْهُرِكُمْ، بَعْدَ اَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلاِسْلاَمِ
وَ اَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ عَنْكُمْ اَمْرَ اْلجَاهِلِيَّةِ وَ
اسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ اْلكُفْرِ وَ اَلَّفَ بِهِ مِنْ قُلُوْبِكُمْ؟
ابن هشام،3:94
Wahai
kaum muslimin, takutlah kepada Allah ! takutlah kepada Allah ! Apakah
kamu menyerukan kembali ke masa jahiliyah, sedang saya masih ada di
hadapan kamu, setelah Allah menunjukimu kepada Islam, dan setelah Allah
memuliakan kamu dengan agama itu, dan Dia telah memutuskan dari kamu
urusan-urusan jahiliyah, dan Dia telah menyelamatkan kamu dari
kekafiran, dan Dia telah mempersatukan dan menjinakkan hati-hatimu
dengan agama itu ? [Ibnu Hisyam juz 3, hal. 94]
Setelah
mendengar sabda Nabi SAW itu, teringatlah dan insyaflah mereka
masing-masing, bahwa mereka itu ternyata telah kena pengaruh syaithan
dan telah masuk ke dalam perangkap musuh-musuh mereka (kaum Yahudi),
seketika itu juga mereka melepaskan senjatanya. Lalu kaum Aus saling
berpelukan dengan kaum Khazraj. Kemudian mereka bersama-sama Nabi SAW
kembali dengan hati yang penuh ketenangan dan dengan perasaan yang penuh
kegembiraan, dengan mendengar thaat kepada Nabi SAW. Demikianlah dengan
perkataan yang singkat yang disabdakan Nabi SAW maka api fitnah yang
dikobar-kobarkan oleh Sya's bin Qais, seorang ketua Yahudi yang sudah
tua itu dengan idzin Allah dapat dipadamkan dan dimusnahkan dengan
segera. Dan dengan demikian, maka tipu daya kaum Yahudi yang akan
memecah belah persatuan dan kesatuan kaum muslimin dikala itu telah
kandas, tidak berhasil.
Sehubungan
dengan adanya peristiwa dari perbuatan Sya's bin Qais dan yang
dilakukan oleh Aus bin Qaidhy dan Jabbar bin Shakhr (kedua orang yang
mula-mula meloncat ke atas kendaraan lantaran mendengar riwayat
peperangan Bu'ats yang dihembus-hembuskan oleh seorang pemuda Yahudi
itu), maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
قُلْ
ياَهْلَ اْلكِتبِ لِمَ تَكْفُرُوْنَ بِايتِ اللهِ وَ اللهُ شَهِيْدٌ عَلَى
مَا تَعْمَلُوْنَ. قُلْ ياَهْلَ اْلكِتبِ لِمَ تَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ
اللهِ مَنْ امَنَ تَبْغُوْنَهَا عِوَجًا وَّ اَنْتُمْ شُهَدَآءُ وَ مَا
اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ. ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اِنْ
تُطِيْعُوْا فَرِيْقًا مّنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ يَرُدُّوْكُمْ
بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ كفِرِيْنَ. وَ كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ وَ اَنْتُمْ
تُتْلى عَلَيْكُمْ ايتُ اللهِ وَ فِيْكُمْ رَسُوْلُه، وَ مَنْ يَّعْتَصِمْ
بِاللهِ فَقَدْ هُدِيَ اِلى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ. ياَيُّهَا الَّذِيْنَ
امَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقتِه وَ لاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ
اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَ اعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّ لاَ
تَفَرَّقُوْا، وَ اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ
اَعْدَاءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِه
اِخْوَانًا، وَ كُنْتُمْ عَلى شَفَا حُفْرَةٍ مّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ
مّنْهَا، كَذلِكَ يُبَيّنُ اللهُ لَكُمْ ايتِه لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ.
وَ لْتَكُنْ مّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى اْلخَيْرِ وَ يَأْمُرُوْنَ
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ، وَ اُولئِكَ هُمُ
اْلمُفْلِحُوْنَ. وَ لاَ تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَ
اخْتَلَفُوْا مِنْ بَعْدِ مَا جَآءَ هُمُ اْلبَيّنتُ، وَ اُولئِكَ لَهُمْ
عَذَابٌ عَظِيْمٌ. ال عمران:98-105
Katakanlah,
"Hai ahli kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah
Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan ?" (98). Katakanlah, "Hai ahli
kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang
telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu
menyaksikan ?". Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu
kerjakan (99). Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti
sebagian dari orang-orang yang diberi al-kitab, niscaya mereka akan
mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman (100).
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah
dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu ?
Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya
dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus (101). Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa
kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam (102). Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. Dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk (103). Dan hendaklah ada diantara kamu
segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang
beruntung (104). Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai
berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat (105). [QS. Ali Imran : 98-105]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar