Menjauhi Sumpah Palsu.
عَنِ
ابْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ حَلَفَ يَمِيْنَ
صَبْرٍ لِيَقْتَطِعَ بِهَا مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ لَقِيَ اللهَ وَ هُوَ
عَلَيْهِ غَضْبَانُ. فَاَنْزَلَ اللهُ تَصْدِيْقَ ذلِكَ {اِنَّ الَّذِيْنَ
يَشْتَرُوْنَ بِعَهْدِ اللهِ وَ اَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيْلاً اُولئِكَ
لاَ خَلاَقَ لَهُمْ فِى اْلاخِرَةِ... اِلَى آخِرِ اْلآيَةِ} قَالَ
فَدَخَلَ اْلاَشْعَثُ بْنُ قَيْسٍ وَ قَالَ: مَا يُحَدِّثُكُمْ اَبُوْ
عَبْدِ الرَّحْمَانِ، قُلْنَا: كَذَا وَ كَذَا. قَالَ فِيَّ اُنْزِلَتْ،
كَانَتْ لِى بِئْرٌ فِى اَرْضِ ابْنِ عَمٍّ لِى. قَالَ النَّبِيُّ ص:
بَيِّنَتُكَ اَوْ يَمِيْنُهُ. فَقُلْتُ: اِذًا يَحْلِفَ يَا رَسُوْلَ
اللهِ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِيْنِ صَبْرٍ
يَقْتَطِعُ بِهَا مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ وَ هُوَ فِيْهَا فَاجِرٌ لَقِيَ
اللهَ وَ هُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ. البخارى
Dari
Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
bersumpah dengan suatu sumpah untuk mengambil harta orang Islam, maka dia
akan bertemu Allah sedangkan Allah murka kepadanya”. Lalu Allah
menurunkan (ayat) yang membenarkan hal itu, “Sesungguhnya orang-orang
yang menukar janji(nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan
harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat
....”. sampai akhir ayat (QS. Ali Imran : 77). Ibnu Mas’ud berkata,
“Lalu ‘Asy’ats bin Qais
datang dan berkata, “Apa yang diceritakan oleh Abu ‘Abdurrahman (Ibnu
Mas’ud) kepada kalian ?”. Kami menjawab, “Demikian dan demikian”.
‘Asy’ats berkata, “Ayat itu diturunkan berkenaan dengan saya, yaitu
dahulu aku mempunyai sumur di tanah anak pamanku. Ketika itu Nabi SAW
bersabda, “Mana tanda buktimu. Jika tidak ada maka sumpahnya dia yang
dipakai”. ‘Asy’ats berkata, “Kalau begitu tentu dia mau
bersumpah ya Rasulullah". Maka Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang
bersumpah dengan suatu sumpah untuk mengambil harta seorang Islam dan
dalam sumpahnya itu dia berdusta, maka dia akan bertemu Allah sedangkan
Allah murka kepadanya”. [HR. Bukhari].
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى اَوْفَى رض اَنَّ رَجُلاً اَقَامَ سِلْعَةً فِى
السُّوْقِ فَحَلَفَ فِيْهَا لَقَدْ اُعْطِيَ بِهَا مَا لَمْ يُعْطَهُ
لِيُوْقِعَ فِيْهَا رَجُلاً مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ. فَنَزَلَتْ { اِنَّ
الَّذِيْنَ يَشْتَرُوْنَ بِعَهْدِ اللهِ وَ اَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا
قَلِيْلاً ... اِلَى آخِرِ اْلآيَةِ} البخارى
Dari ‘Abdullah bin Abi Aufa RA, bahwasanya ada
seorang laki-laki yang menjual dagangan di pasar, lalu dia bersumpah
yang dengannya dia mendapatkan untung yang tidak semestinya, dimana
dengan sumpahnya itu dia menjerumuskan orang Islam. Kemudian turunlah
ayat, “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji(nya dengan) Allah dan
sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit .... hingga akhir ayat”. [HR. Bukhari]
عَنْ
وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ رض قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَ مَوْتَ وَ رَجُلٌ
مِنْ كِنْدَةَ اِلَى النَّبِيِّ ص فَقَالَ اْلحَضْرَمِيُّ: يَا رَسُوْلَ
اللهِ، اِنَّ هذَا قَدْ غَلَبَنِى عَلَى اَرْضٍ كَانَتْ ِلاَبِى، فَقَالَ
اْلكِنْدِيُّ: هِيَ اَرْضِى فِى يَدِى اَزْرَعُهَا لَيْسَ لَهُ فِيْهَا
حَقٌّ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص لِلْحَضْرَمِيِّ: اَ لَكَ بَيِّنَةٌ؟ قَالَ:
لاَ، قَالَ: فَلَكَ يَمِيْنُهُ. قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ
الرَّجُلَ فَاجِرٌ لاَ يُبَالِى عَلَى مَا حَلَفَ عَلَيْهِ، وَ لَيْسَ
يَتَوَرَّعُ عَنْ شَيْءٍ، فَقَالَ: لَيْسَ لَكَ مِنْهُ اِلاَّ يَمِيْنُهُ.
فَانْطَلَقَ لِيَحْلِفَ، فَقَالَ رَسُوْلُ للهِ ص لَمَّا اَدْبَرَ، لَئِنْ
حَلَفَ عَلَى مَالٍ لِيَأْكُلَهُ ظُلْمًا لَيَلْقَيَنَّ اللهَ وَ هُوَ
عَنْهُ مُعْرِضٌ. مسلم و ابو داود و الترمذى
Dari
Wail bin Hujr RA ia berkata : Ada seorang laki-laki dari Hadlramaut dan
seorang laki-laki dari Kindah datang kepada Nabi SAW. Orang dari
Hadlramaut itu berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya orang ini telah mengalahkan aku (merampas) atas
suatu tanah yang dahulu kepunyaan ayahku”. Lalu orang dari Kindah itu
berkata, “Tanah itu adalah tanahku sendiri, sekarang berada di tanganku,
akulah yang menanami tanah tersebut, dan dia tidak berhak atas tanah
itu”. Kemudian Nabi SAW bertanya kepada orang Hadlramaut itu, “Apakah
kamu mempunyai tanda bukti ?”. Orang tersebut menjawab, “Tidak punya”.
Nabi SAW bersabda, “Kalau begitu dia supaya bersumpah untukmu”. Orang
Hadlramaut tersebut berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya orang itu
adalah orang yang jahat, dia tidak akan mempedulikan atas apa yang dia
sumpahkan, dan dia tidak takut sesuatu”. Nabi SAW bersabda, “Tidak ada
bagimu, kecuali dia harus bersumpah”. Kemudian orang tersebut berangkat
untuk bersumpah. Setelah orang tersebut pergi, Rasulullah SAW bersabda,
“Sungguh jika dia bersumpah untuk mendapatkan suatu harta yang akan dia
makan secara dhalim, pasti dia akan bertemu Allah, sedangkan Allah
berpaling darinya”. [HR. Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi].
عَنِ
اْلاَشْعَثِ بْنِ قَيْسٍ رض اَنَّ رَجُلاً مِنْ كِنْدَةَ، وَ آخَرَ مِنْ
حَضْرَ مَوْتَ اخْتَصَمَا اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص فِى اَرْضٍ مِنَ
اْليَمَنِ فَقَالَ اْلحَضْرَمِيُّ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ اَرْضِى
اغْتَصَبَنِيْهَا اَبُوْ هذَا، وَ هِيَ فِى يَدِهِ. قَالَ: هَلْ لَكَ
بَيِّنَةٌ؟ قَالَ: لاَ وَ لكِنْ اُحَلِّفُهُ، وَ اللهِ مَا يَعْلَمُ
اَنَّهَا اَرْضِى اغْتَصَبَنِيْهَا اَبُوْهُ فَتَهَيَّأَ اْلكِنْدِيُّ
لِلْيَمِيْنِ، فَقَالَ رَسُوْلُ للهِ ص: لاَ يَقْتَطِعُ اَحَدٌ مَالاً
بِيَمِيْنٍ اِلاَّ لَقِيَ اللهَ وَ هُوَ اَجْذَمُ، فَقَالَ اْلكِنْدِيُّ:
هِيَ اَرْضُهُ. ابو داود
Dari
Asy’ats bin Qais RA, bahwasanya ada seorang laki-laki dari Kindah dan
yang lain dari Hadlramaut, keduanya mengadukan kepada Rasulullah SAW,
tentang sebidang tanah di Yaman. Orang dari Hadlramaut itu berkata, “Ya
Rasulullah, sesungguhnya tanahku telah dirampas oleh bapaknya orang ini,
dan sekarang tanah tersebut berada di tangannya”. Nabi SAW bertanya,
“Apakah kamu mempunyai tanda bukti ?”. Orang tersebut menjawab, “Tidak
punya. Tetapi aku berani bersumpah kepadanya, demi Allah dia tidak tahu
bahwasanya tanah itu milikku yang telah dirampas oleh ayah orang itu
dari tanganku”. Lalu orang dari Kindah itu bersiap-siap untuk bersumpah.
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mengambil harta orang
lain dengan sumpahnya kecuali dia akan bertemu Allah dalam keadaan
sakit lepra”. Kemudian orang dari Kindah itu berkata, “Betul, tanah itu
adalah miliknya”. [HR. Abu Dawud]
عَنْ
اَبِى مُوْسَى رض قَالَ: اخْتَصَمَ رَجُلاَنِ اِلَى النَّبِيِّ ص فِى
اَرْضٍ اَحَدُهُمَا مِنْ حَضْرَمَوْتَ. قَالَ: فَجَعَلَ يَمِيْنَ
اَحَدِهِمَا فَضَجَّ اْلآخَرُ. قَالَ: اِذَا يَذْهَبُ بِاَرْضِى، فَقَالَ:
اِنْ هُوَ اقْتَطَعَهَا بِيَمِيْنِهِ ظُلْمًا كَانَ مِمَّنْ لاَ يَنْظُرُ
اللهُ اِلَيْهِ يَوْمَ اْلقِـيَامَةِ، وَ لاَ يُزَكِّيْهِ وَ لَهُ عَذَابٌ
اَلِيْمٌ. قَالَ: وَ وَرِعَ اْلآخَرُ فَرَدَّهَا. احمد باسناد حسن و ابو
يعلى و البزار و الطبرانى فى الكبير
Dari
Abu Musa RA ia berkata, “Ada dua orang mengadukan kepada Nabi SAW
tentang sebidang tanah. Salah satunya orang dari Hadlramaut”. Abu Musa
berkata : Lalu Nab SAW menyuruh kepada salah satunya supaya bersumpah,
maka orang yang satunya berteriak dan berkata, “Kalau begitu dia membawa
pergi tanahku”. Nabi SAW bersabda, “Jika dia mengambil tanah itu dengan
sumpahnya secara dhalim, maka dia termasuk orang yang pada hari qiyamat
Allah tidak mau melihatnya, dan dia akan mendapatkan siksa yang padih”.
Abu Musa berkata, “Kemudian orang yang satunya itu takut dosa, lalu dia
mengembalikan tanah tersebut”. [HR. Ahmad dengan sanad Hasan, Abu Ya’la, Al-Bazzar dan Thabrani di dalam Al-Kabir]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ:
اْلكَبَائِرُ: اْلاِشْرَاكُ بِاللهِ، وَ عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ وَ
اْليَمِيْنُ اْلغَمُوْسُ. و فى رواية، اَنَّ اَعْرَابِيًّا جَاءَ اِلَى
النَّبِيِّ ص فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا اْلكَبَائِرُ؟ قَالَ:
اْلاِشْرَاكُ بِاللهِ. قَالَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: اْليَمِيْنُ
اْلغَمُوْسُ. قُلْتُ: وَ مَا اْليَمِيْنُ اْلغَمُوْسُ؟ قَالَ: الَّذِى
يَقْتَطِعُ مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ، يَعْنِى بِيَمِيْنٍ هُوَ فِيْهَا
كَاذِبٌ. البخارى و الترمذى و النسائى
Dari
‘Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash RA dari Nabi SAW, beliau bersabda,
“Dosa-dosa besar ialah mensekutukan kepada Allah, durhaka kepada kedua
orang tua dan sumpah palsu”. Dan dalam satu riwayat, bahwasanya ada
orang Arab gunung datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya, “Ya Rasulullah,
apa dosa-dosa besar itu ?”. Nabi SAW bersabda, “Mensekutukan Allah”.
Orang tersebut bertanya lagi, “Kemudian apa ?”. Nabi SAW bersabda,
“Sumpah palsu”. Aku (Abdullah bin Amr) bertanya, “Apa sumpah palsu itu
?”. Nabi SAW bersabda, “Orang bersumpah untuk mengambil harta orang
Islam, yaitu dengan sumpah yangmana orang itu berdusta dalam sumpah
tersebut”. [HR. Bukhari, Tirmidzi dan Nasa’i]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ اُنَيْسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مِنْ
اَكْبَرِ اْلكَبَائِرِ: اْلاِشْرَاكُ بِاللهِ وَ عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ
وَ اْليَمِيْنُ اْلغَمُوْسُ، وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يَحْلِفُ
رَجُلٌ عَلَى مِثْلِ جَنَاحِ بَعُوْضَةٍ اِلاَّ كَانَتْ كَيًّا فِى
قَلْبِهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. الترمذى و حسنه و الطبرانى فى الاوسط و ابن
حبان فى صحيحه و اللفظ له و البيهقى الا انه قال فيه: وَ مَا حَلَفَ
حَالِفٌ بِاللهِ يَمِيْنَ صَبْرٍ فَاَدْخَلَ فِيْهَا مِثْلَ جَنَاحِ
بَعُوْضَةٍ اِلاَّ جُعِلَتْ نُكْتَةٌ فِى قَلْبِهِ اِلَى يَوْمِ
اْلقِيَامَةِ
Dari
‘Abdullah bin Unais RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Diantara
dosa-dosa besar adalah mensekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang
tua dan sumpah palsu. Demi Tuhan yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah
seseorang bersumpah (palsu) untuk mendapatkan harta sesayap nyamukpun,
kecuali dengan sumpahnya itu akan dicap dengan besi panas di hatinya
pada hari qiyamat”. [HR. Tirmidzi dan ia menghasankannya, Thabrani di dalam Al-Ausath, Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, dan lafadh itu baginya]. Dan
Al-Baihaqi juga meriwayatkan, tetapi disebutkan padanya : (Nabi SAW
bersabda), “Dan tidaklah seseorang bersumpah dengan nama Allah atas
suatu sumpah (palsu) yang dengan sumpah itu untuk mendapatkan harta
walaupun sesayap nyamuk, kecuali dijadikan noda hitam di hatinya sampai
hari qiyamat”.
عَنِ
اْلحاَرِثِ بْنِ اْلبَرْصَاءِ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص فِى
اْلحَجِّ بَيْنَ اْلجُمْرَتَيْنِ، وَ هُوَ يَقُوْلُ: مَنِ اقْتَطَعَ مَالَ
اَخِيْهِ بِيَمِيْنٍ فَاجِرَةٍ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النـَّارِ،
لِيُبَلِّغْ شَاهِدُكُمْ غَائِبَكُمْ، مَرَّتَيْنِ اَوْ ثَلاَثًا. الحاكم و
صححه، و احمد و رواه الطبرانى فى الكبير و ابن حبان فى صحيحه الا انهما
قالا: فَلْيَتَبَوَّأْ بَيْتًا فِى النَّارِ
Dari
Harits bin Barshaa’ RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda ketika Hajji diantara dua jamrah, beliau bersabda, “Barangsiapa
yang mengambil harta saudaranya dengan sumpah palsu, maka hendaklah
mempersiapkan tempat duduknya di neraka. Orang yang datang diantara kamu
sekalian hendaklah menyampaikan kepada yang tidak datang”. Beliau
bersabda demikian dua atau tiga kali. [HR. Al-Hakim dan ia menshahihkannya dan Ahmad]. Thabrani
juga meriwayatkan di dalam Al-Kabir dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya,
hanya saja keduanya berkata, “Maka hendaklah dia mempersiapkan rumah di
neraka”.
عَنْ
عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَنْ حَلَفَ عَلَى
يَمِيْنٍ مَصْبُوْرَةٍ كَاذِبَةٍ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدُهُ مِنَ
النَّارِ. ابو داود و الحاكم و قال: صحيح على شرطهما
Dari
Imran bin Hushain RA dari Nabi SAW beliau bersabda, “Barangsiapa
bersumpah dengan sumpah palsu untuk mendapatkan sesuatu, maka hendaklkah
ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka”. [HR. Abu Dawud dan Al-Hakim ia berkata : shahih atas syarat Bukhari dan Muslim]
عَنْ
عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ عَوْفٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اْليَمِيْنُ
اْلفَاجِرَةُ تُذْهِبُ اْلمَالَ، اَوْ تَذْهَبُ بِاْلمَالِ. البزار
Dari
‘Abdurrahman bin ‘Auf RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sumpah palsu
itu menyebabkan hilangnya harta, atau menghilangkan harta”. [HR. Al-Bazzar].
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَيْسَ مِمَّا عُصِيَ
اللهُ بِهِ هُوَ اَعْجَلُ عِقَابًا مِنَ اْلبَغْيِ، وَ مَا مِنْ شَيْءٍ
اُطِيْعَ اللهُ فِيْهِ اَسْرَعُ ثَوَابًا مِنَ الصِّلَةِ، وَ اْليَمِيْنُ
اْلفَاجِرَةُ تَدَعُ الدِّيَارَ بَلاَقِعَ. البيهقى
Dari
Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada sesuatu
perbuatan makshiyat kepada Allah yang lebih cepat hukuman (siksa)nya
daripada perbuatan zina. Dan tidak ada sesuatu perbuatan thaat kepada
Allah yang lebih cepat balasan (pahala)nya daripada shilaturrahim. Dan
sumpah palsu itu meninggalkan kerusakan dan kehancuran”. [HR. Al-Baihaqi]
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَتِيْكٍ رض اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنِ
اقْتَطَعَ مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِيْنِهِ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ
اْلجَنَّةَ، وَ اَوْجَبَ لَهُ النَّارَ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ
اِنْ كَانَ شَيْئًا يَسِيْرًا. قَالَ: وَ اِنْ كَانَ سِوَاكًا. الطبرانى فى
الكبير و اللفظ له و الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari
Jabir bin ‘Atik RA, bahwasanya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa mengambil harta orang Islam dengan sumpahnya, maka Allah
mengharamkan surga kepadanya, dan Allah mewajibkan neraka untuknya”.
Beliau ditanya, “Ya Rasulullah, meskipun sesuatu yang kecil ?”. Beliau
bersabda, “Meskipun sebatang siwak”. [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir dan lafadh itu baginya dan Al-Hakim, dan dia berkata : shahih sanadnya]
عَنْ
اَبِى اُمَامَةَ اِيَاسِ بْنِ ثَعْلَبَةَ اْلحَارِثِىِّ رض اَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص قَالَ: مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِيْنِهِ
فَقَدْ اَوْجَبَ لَهُ النَّارَ، وَ حَرَّمَ عَلَيْهِ اْلجَنَّةَ، قَالُوْا
وَ اِنْ كَانَ شَيْئًا يَسِيْرًا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ: وَ اِنْ
كَانَ قَضِيْبًا مِنْ اَرَاكٍ. مسلم و النسائى و ابن ماجه. و رواه مالك الا
انه كرر: وَ اِنْ كَانَ قَضِيْبًا مِنْ اَرَاكٍ ثَلاَثًا
Dari
Abu Umamah bin Iyas bin Tsa’labah Al-Haritsiy RA, bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa mengambil haknya orang Islam dengan
sumpahnya, maka sesungguhnya Allah mewajibkan neraka untuknya dan
mengharamkan surga untuknya”. Para shahabat bertanya, “Meskipun sesuatu
yang kecil, ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Meskipun sebatang kayu
arok”. [HR. Muslim, Nasai dan Ibnu Majah] Malik
juga meriwayatkannya, hanya saja disebutkan dengan berulang, “Meskipun
sebatang kayu arok”, beliau menyebutkannya tiga kali.
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَحْلِفُ عِنْدَ
هذَا اْلمِنْبَرِ عَبْدٌ، وَ لاَ اَمَةٌ عَلَى يَمِيْنٍ آثِمَةٍ، وَ لَوْ
عَلَى سِوَاكٍ رَطْبٍ اِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ. ابن ماجه باسناد صحيح
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
bersumpah di sisi mimbar ini seorang hamba laki-laki dan tidak pula
seorang hamba perempuan dengan sumpah yang berdosa walaupun (hanya untuk
mendapatkan) siwak yang basah, kecuali wajib neraka baginya”. [HR. Ibnu Majah dengan sanad shahih]
~oO[ A ]Oo~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar