18. Ejekan Ubay bin Khalaf
Ubay bin
Khalaf, adalah seorang dari pemuka Quraisy Musyrikin yang sangat benci
kepada Nabi SAW dan seruannya. Pada suatu hari ia datang kepada Nabi SAW
dengan membawa tulang-tulang binatang yang sudah kering. Setelah ia
bertemu dengan Nabi SAW lalu ia berkata : "Hai Muhammad, betulkah engkau berkata : "Kalau orang sudah mati akan hidup lagi ?". Nabi SAW menjawab : "Ya, betul begitu". Ia lalu mematah-matahkan tulang-tulang yang dibawanya itu sambil berkata: "Engkau pendusta ! Mana mungkin, orang yang sudah hancur lalu dapat hidup lagi. Adakah tulang ini kelak akan hidup lagi ?".
Ia menunjuk kepada tulang-tulang itu, dan berkata lagi : "Engkau memang ada-ada saja, dan macam-macam yang kamu kemukakan kepada kami !".
Nabi SAW dengan tenang menjawab, : "Ya,
ia pasti hidup lagi. Allah yang menghidupkannya. Dialah yang
menghidupkan kamu, lalu mematikan kamu, lalu menghidupkan kamu lagi
kelak. Dia Maha Kuasa. Kemudian Dia memasukkan kamu ke dalam api neraka jahannam !".
Ia berkata lagi kepada Nabi SAW dengan congkaknya : "Tidak akan mungkin, tulang yang sudah rusak dan hancur akan hidup lagi. Itu kan anggapanmu sendiri".
Ketika itu Nabi SAW diam, lalu turunlah wahyu Allah kepada beliau :
اَوَلمَْ
يَرَاْلاِنْسنُ اَنـَّا خَلَـقْنهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيْمٌ
مُّبِيْنٌ. وَ ضَرَبَ لَنَا مَثَلاً وَّ نَسِيَ خَلْقَه قَالَ مَنْ يُحْيِ
العِظمَ وَ هِيَ رَمِيْمٌ. قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْ اَنـْشَأَهَا اَوَّلَ
مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٍ. اَلَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ
الشَّجَرِ اْلاَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا اَنــْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ.
اَوَلَيْسَ الَّذِىْ خَلَقَ السَّموتِ وَاْلاَرْضَ بِقدِرٍ عَلى اَنْ
يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلى وَهُوَ اْلخَـلّقُ اْلعَلِيْمُ. اِنَّمَآ
اَمْرُه اِذَا اَرَادَ شَيْئاً اَنْ يَّقُوْلَ لَه كُنْ فَيَكُوْنُ.
فَسُبْحنَ الَّذِىْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْئٍ وَاِلَيْهِ
تُرْجَعُوْنَ. يس:77-83
"Dan
apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari
setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata !". Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa
kepada kejadiannya; ia berkata : "Siapakah yang dapat menghidupkan
tulang belulang, yang telah hancur luluh ?". Katakanlah : "Ia akan
dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia
Maha Mengetahui tentang segala makhluk, yaitu Tuhan yang menjadikan
untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api)
dari kayu itu". Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu
berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu ?
Benar. Dia berkuasa. Dan Dia-lah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah
berkata kepadanya : "Jadilah !", maka terjadilah ia. Maka Maha Suci
(Allah) yang di tangan-Nya Kekuasaan atas segala sesuatu dan
kepada-Nyalah kamu dikembalikan. [Yaasiin : 77 - 83]
Setelah
turun wahyu itu, Nabi SAW. lalu membacakan ayat-ayat itu, sebagai
jawaban perkataan Ubay bin Khalaf tadi. Namun ia tetap tidak percaya
juga.
MASUK ISLAMNYA BEBERAPA SHAHABAT
1. Masuk Islamnya Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.
Abu Bakar
RA. adalah seorang lelaki merdeka dan hartawan besar yang pertama kali
beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan seruannya. Dan Nabi SAW sendiri
pernah bersabda :
مَا دَعَوْتُ اَحَدًا اِلىَ اْلاِسْلاَمِ اِلاَّ كَانَتْ لَهُ كَبْوَةٌ غَيْرَ اَبِى بَكْرٍ.
"Tidaklah saya mengajak seseorang kepada Islam melainkan ada padanya maju-mundurnya, kecuali Abu Bakar"
Maksudnya
: Nabi SAW. ketika mengajak seseorang untuk mengikut Islam, mesti orang
itu ada keraguan, kecuali Abu Bakar RA. Beliau ketika mengikut Islam
adalah sudah dengan keinsyafan dan keyakinan sendiri, tidak ada rasa
bimbang atau ragu sedikitpun.
Diriwayatkan : Pada suatu hari shahabat Abu Bakar RA dan Nabi SAW serta para pengikut beliau (kaum
Muslimin) pergi ke masjid. Setelah mereka duduk bersama di masjid. Abu
Bakar mohon idzin kepada Nabi SAW. untuk berdiri di tengah masjid dan
berseru kepada kaum Musyrikin Quraisy agar supaya mereka itu sadar dan
mau menerima seruan Allah dan Rasul-Nya. Di kala itu Nabi SAW. menjawab :
"Kita masih sedikit, hai shahabatku ! Kita masih sedikit hai Abu Bakar !" Berkali-kali beliau mengatakan demikian kepada Abu Bakar RA.
Namun
kelihatan oleh beliau bahwa Abu Bakar sangat berkeinginan hendak
berdakwah. Oleh sebab itu kehendaknya yang baik itu akhirnya diizinkan
oleh beliau SAW.
Kemudian
Abu Bakar berdiri ditengah-tengah masjid, lantas berpidato dengan suara
keras menyeru kepada kaum musyrikin Quraisy supaya mengikut seruan Allah
dan Rasul-Nya, sedangkan Nabi SAW dikala itu tetap duduk bersama-sama
dengan kaum Muslimin.
Setelah
orang-orang musyrikin Quraisy mendengar seruan Abu Bakar tersebut,
mereka lalu datang mengeroyoknya, mereka terus menerus memukulinya. Dan
akhirnya Abu Bakar tidak kuat menolak dan menahan pukulan-pukulan mereka
sehingga beliau jatuh.
Ketika
beliau mencoba hendak melarikan diri, dengan segera beliau ditangkap
oleh 'Utbah bin Rabi'ah seorang pemuka kaum musyrikin Quraisy, lalu
beliau dibanting sehingga jatuh lagi, lalu diinjak-injaknya dengan
sandalnya. Tiba-tiba pada saat itu datanglah sekelompok orang dari
keturunan keluarga Taimy yang masih musyrik juga. Kedatangan mereka itu
sengaja hendak menolong beliau. Dengan segera mereka mencegah kaum
musyrikin Quraisy memukuli Abu Bakar. Lantaran itu terlepaslah beliau
dari penganiayaan kaum musyrikin Quraisy yang sangat kejam itu. Kemudian
beliau dibawa pulang oleh sekelompok orang dari keturunan Taimy
tersebut ke rumah Abu Quhafah, ayah beliau.
Setelah
itu mereka lalu kembali ke masjid untuk menemui kaum musyrikin Quraisy
yang telah memukuli Abu Bakar, dan di antara mereka ada yang berkata: "Demi Allah! Jika sekiranya Abu Bakar mati terbunuh olehmu, kami harus membunuh 'Utbah sebagai balasan kami kepadamu".
Kemudian
mereka kembali lagi ke rumah Abu Quhafah, untuk menengok keadaan Abu
Bakar, adakah beliau sampai tewas atau tidak. Disitu mereka
bercakap-cakap dengan ayah dan ibu beliau. Dan keduanya sangat berduka
cita, karena melihat Abu Bakar banyak mendapat luka.
Dengan
taqdir Allah tidak lama kemudian, Abu Bakar sembuh dari luka-luka itu
dan beliau sehat kembali. Selama dalam keadaan sakit itu, beliau selalu
menanyakan keadaan diri Nabi SAW. Maka setelah dia sehat kembali,
segeralah ia bersama-sama dengan ibunya pergi ke rumah Nabi SAW karena
khawatir kalau-kalau diri Nabi SAW juga dianiaya sebagaimana dia
sendiri. Demikianlah cinta kasih Abu Bakar RA kepada Nabi SAW. Dan
ketika Abu Bakar sampai di rumah Nabi SAW maka dipeluklah ia oleh Nabi
SAW. Dan pada waktu itu juga ibunya Abu Bakar menyatakan beriman dan
mengikut seruan Nabi SAW. dengan ikhlas.
2. Masuk Islamnya 'Utsman bin Affan RA.
Setelah
'Utsman bin Affan masuk Islam lalu diketahui oleh pamannya yang bernama
Hakam bin Abil 'Ash bahwa beliau sudah menjadi pengikut Nabi SAW, maka
beliau dipanggil oleh pamannya tersebut. Setelah berada dihadapannya,
lalu ditanya : "Betulkah kamu sudah bertukar agama ? Betulkah kamu sekarang sudah mengikut agama Muhammad ?".
Petanyaan itu beliau jawab dengan tegas : "Ya, saya sudah mengikut seruan Nabi Muhammad dan memeluk agamanya".
Kemudian
setelah itu 'Utsman bin Affan lalu dipasung oleh pamannya dengan kedua
tangan beliau diikat dengan tali ditengkuknya, lalu beliau ditanya lagi :
"Apakah kamu sekarang tidak mau lagi kepada agama orang-orang tuamu
dahulu ? Apakah agama Muhammad itu lebih baik dari pada agama nenek
moyangmu ? Celaka kamu! Demi Allah dan demi Al-Lata dan Al-'Uzza! Aku
tidak akan melepaskan belengguku ini dari dirimu selama-lamanya, kecuali
jika kamu mau meninggalkan agama Muhammad dan kembali mengikut agamamu
yang lama, agama yang dipeluk oleh orang-orang tuamu dahulu !".
Beliau menjawab : "Demi Allah ! Aku tidak akan meninggalkan agama Muhammad selama-lamanya !".
Walaupun
beliau berada dalam pasungan paman beliau yang kejam itu, namun beliau
tetap membela keyakinan beliau dan memepertahankan keimanannya yang
suci. Dan akhirnya paman beliaupun tahu bahwa beliau sangat kuat
keimanannya dan sangat teguh keyakinannya. Oleh sebab itu beberapa hari
kemudian beliau dilepaskan dari pasungan tadi dan dianiaya dengan cara
yang lain lagi yaitu dengan diikat dan diberi asap panas oleh pamannya.
Kendatipun dianiaya semacam itu, tetapi beliau tetap beriman kepada
Allah dan kepada seruan Nabi SAW dengan sungguh-sungguh. Akhirnya beliau
dilepaskan dari penganiayaan itu dan tidak lagi diakui sebagai anggota
keluarga oleh paman beliau beserta saudara-saudaranya
3. Masuk Islamnya Bilal bin Rabah.
Bilal bin
Rabah RA semula adalah seorang budak belian Umayyah bin Khalaf, seorang
pemuka bangsa Quraisy musyrikin. Setelah diketahui oleh tuannya bahwa
ia sudah menjadi pengikut Nabi SAW, maka iapun dianiaya oleh tuannya
dengan cara yang sangat kejam.
Lehernya
diikat dengan tali yang panjang, lalu ikatan itu diberikan kepada
anak-anak yang sedang bermain-main di tengah jalan untuk ditarik-tarik
dan dipermainkan oleh mereka. Dan ketika ia diperlakukan sedemikian rupa
di tengah jalan, ia selalu mengucapkan perkataan dengan suara nyaring :
اَحَدٌ، اَحَدٌ، اَحَدٌ ( Satu ! Satu ! Satu ! )
Maksudnya : "Tuhan hanya satu ! Tuhan yang sebenarnya hanya satu !".
Maksud Umayyah bin Khalaf menganiaya atas
diri Bilal seperti itu tidak lain dan tidak bukan, melainkan supaya ia
takut lalu kembali memeluk agamanya yang lama, yaitu menyembah berhala,
tetapi sungguhpun demikian ia tidak gentar sedikitpun, dan ia tetap
mengikut seruan Nabi SAW dengan setia. Oleh sebab itu, penganiayaan yang
dilakukan oleh tuannya itu ditambah lagi dengan yang lebih berat, yaitu
pada suatu hari lehernya diikat kuat-kuat dengan tali dan tangannya
diikat, lalu dikeluarkan dari rumah dan dibawa oleh tuannya ke padang
pasir yang luas pada tengah hari yang sangat panas terik.
Pada
waktu itu, seandainya ada sepotong daging diletakkan di padang pasir
itu, niscaya sesaat kemudian daging itu menjadi kering, karena dari
sangat panasnya. Di padang pasir itu, ia ditelentangkan menatap matahari
yang sangat panas, lantas di atas dadanya diletakkan sebuah batu besar,
lalu tuannya berkata kepadanya : "Kamu tidak akan kulepaskan dari
siksaan ini, melainkan jika kamu mau mendustakan Muhammad dan kembali
mengikut agama yang dahulu, menyembah berhala Lata dan 'Uzza !". Bilal menjawab dengan tegas dan tidak gentar sedikitpun :
اَحَدٌ، اَحَدٌ، اَحَدٌ ( Satu ! Satu ! Satu ! )
"Tuhan yang Maha Esa ! Tuhan yang sebenarnya itu hanya satu ! Tuhan yang sebenarnya itu Maha Esa !".
Jadi walaupun dengan siksaan yang amat berat itu, bukannya Bilal menjadi luntur imannya, tetapi malah bertambah kuat.
Dengan
taqdir Allah yang Maha Esa kebetulan pada waktu itu shahabat Abu Bakar
RA berjalan melalui tempat itu dan beliau melihat bahwa Bilal sedang
dianiaya begitu kejam oleh tuannya. Maka beliau pun menegur Umayyah : "Hai
Umayyah ! Tidakkah engkau takut kepada Tuhan yang menjadikan kamu
dengan perbuatanmu menyiksa orang yang kamu anggap rendah ini ?
Sampai kapankah keinginanmu menyiksa orang ini ?".
Umayyah menjawab : "Kamulah yang mula-mula merusak orang ini".
Abu Bakar berkata : "Jadi, aku yang mula-mula merusak orang ini ?".
Umayyah menyahut : "Ya, orang ini adalah budakku, mengapa kamu suruh dia mengikut Muhammad ?".
Setelah
Abu Bakar mendapat jawaban seperti itu, beliau sanggup mengganti harga
Bilal waktu dibeli oleh Umayyah. Maka berundinglah Umayyah dengan Abu
Bakar mengenai hal itu. Dan akhirnya Abu Bakar RA mengganti harga Bilal
kepada Umayyah dengan tunai pada saat itu juga. Dengan demikian
terlepaslah Bilal dari penganiayaan yang sangat kejam tadi, lalu dia
diajak oleh Abu Bakar ke rumah beliau dengan menderita kesakitan. Pada
saat itu turunlah wahyu dari Allah kepada Nabi SAW :
وَالَّيْلِ
اِذَا يَغْشى، وَالنَّهَارِاِذَا تَجَلّى، وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ
وَاْلاُنـْثى، اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّى، فَاَمَّا مَنْ اَعْطى وَاتَّقى،
وَصَدَّقَ بِاْلحُسْنى، فَسَنُيَسِّرُه لِلْيُسْرى، وَاَماَّ مَنْ بَخِلَ
وَاسْتَغْنى، وَكَذَّبَ بِاْلحُسْنى، فَسَنُيَسِّرُه لِلْعُسْرى، وَمَا
يُغْنِى عَنْهُ مَالُه اِذَا تَرَدّى، اِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدى، وَاِنَّ
لَنَا لَلاخِرَةَ وَاْلاُوْلى، فَاَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظّى، لاَ
يَصْلـهَا اِلاَّ اْلاَشْقى، اَلَّذِى كَذَّبَ وَتَوَلىّ، وَسَيُجَنَّبُهَا
اْلاَتْـقى، اَلَّذِى يُؤْتى مَالَه يَتَزَكّى، وَمَا ِلاَحَدٍ عِنْدَه
مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزى، اِلاَّ ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ اْلاَعْلى،
وَلَسَوْفَ يَرْضى.الليل:1-21
Demi
malam, apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang
benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha
kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di
jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik
(surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta
mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya
(jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia
telah binasa. Sesungguhnya kewajiban Kami-lah memberi petunjuk, dan
sesungguhnya kepunyaan Kami-lah akhirat dan dunia. Maka, Kami
memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang
masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan
(kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan orang
yang paling taqwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan
Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seseorangpun memberikan
suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu
semata-mata) karena mencari keridlaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan
kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. [Al-Lail : 1 - 21].
Setelah
dalam perawatan Abu Bakar RA, Bilal segera sembuh dari sakit yang
disebabkan penganiayaan tadi dan sehat kembali. Akhirnya Bilal bin Rabah
dimerdekakan oleh beliau. Selanjutnya ia tetap menjadi pengikut Nabi
SAW serta pemeluk Islam yang setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar