12. Masuk Islamnya Zunairah
Zunairah,
adalah seorang perempuan yang menjadi budak belian Abu Jahal. Setelah
diketahui oleh tuannya bahwa ia telah mengikut seruan Nabi SAW dan masuk
Islam, ia dianiaya dan disiksa oleh Abu Jahal dengan cara
yang sangat kejam. Meskipun demikian dia sangat kuat pendiriannya dan
kokoh tauhidnya kepada Allah. Dan Abu Jahal mendatangkan para pemuka
Quraisy musyrikin, lalu Abu Jahal berkata kepada Zunairah : "Betulkah kamu sekarang telah mengikut seruan Muhammad yang celaka itu ?".
Ia menjawab dengan tegas : "Ya, saya betul-betul mengikut seruan Nabi Muhammad, saya percaya kepada seruannya dan saya benar-benar mengikut pimpinannya !".
Abu Jahal berkata kepada kawan-kawannya : "Hai kawan-kawan Quraisy ! Adakah engkau mengikut apa-apa yang didatangkan oleh Muhammad ?".
Mereka menyahut : "Tidak ! sekali-kali kami tidak akan mengikut Muhammad orang celaka itu !".
Abu Jahal berkata lagi : "Seandainya apa-apa yang didatangkan oleh Muhammad itu benar lagi baik, tentunya kita lebih dulu mengikut kepadanya daripada Zunairah itu, bukannya dia yang terlebih dulu mendapat petunjuk daripada kita ?".
Kemudian
Zunairah dipukul lagi dengan sekeras-kerasnya, dan setiap hari ia selalu
dipukuli, hingga matanya menjadi buta. Setelah matanya buta, Abu Jahal
dan kawan-kawannya berkata kepadanya : "Kamu menjadi buta itu tidak lain karena kamu dimurkai oleh Al-Lata dan Al-'Uzza !".
Perkataan itu dijawab oleh Zunairah : "Mereka berdusta ! Al-Lata dan Al-'Uzza tidak akan bisa memberi madlarat dan tidak pula memberi manfaat kepada kita !".
Kemudian Abu Jahal berkata : "Zunairah
! Ingatlah kamu kepada Al-Lata dan Al-'Uzza ! Karena dialah
berhala-berhala nenek moyangmu dahulu ! Tidakkah kamu takut kepadanya,
kalau ia nanti murka kepadamu ? Engkau sekarang telah buta itu tidak
lain karena engkau sudah sekian hari tidak pernah melihat dan memuja
Al-Lata dan Al-'Uzza. Ingatlah hai Zunairah, jangan kamu terus menerus
mengikut Muhammad !".
Zunairah menjawab : "Berhala-berhala
Lata dan 'Uzza itulah yang lebih buta daripada saya. Apa gunanya kedua
berhala itu engkau puja dan aku disuruh memujanya ? Aku sekarang menjadi
buta ini ialah suatu
perkara dari Tuhan-ku sendiri yang menjadikan aku dan kamu semua. Dan
Tuhan-ku lebih kuasa menjadikan aku dapat melihat kembali dan awas lagi
seperti semula, sebab Dialah yang menciptakan aku".
Kemudian
pada malam harinya, Allah SWT menyembuhkan kebutaan Zunairah dan ia
kembali dapat melihat seperti semula. Dan pada pagi harinya ketika Abu
Jahal dan kawan-kawannya menengoknya, mereka terperanjat melihat
Zunairah telah dapat melihat dan awas kembali. Kemudian mereka berkata :
"Ini dari sihir Muhammad ! itulah sihir Muhammad !".
Dan
Zunairah masih terus menerus dianiaya oleh Abu Jahal, sehingga ia dibeli
oleh Abu Bakar, dan beberapa hari kemudian Abu Bakar memerdekakannya
karena Allah semata.
Dan pada waktu itu Nabi SAW menerima wahyu dari Allah :
وَقَالَ
الَّذِيـْنَ كَـفَرُوْا لِلَّذِيـْنَ امَنُوْا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا
سَبَقُوْنَـآ اِلَـيْهِ وَ اِذْ لَمْ يَـهْتَدُوْا بِه فَسَيَـقُوْلُـوْنَ
هذَآ اِفْكٌ قَدِيـْمٌ. الاحقاف:11
Dan
orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman : "Kalau
sekiranya Al-Qur'an suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului
kami (beriman) kepadanya". Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk
dengannya maka mereka berkata : "Ini adalah dusta yang lama" [Al-Ahqaaf : 11]
13. Masuk Islamnya Khabbab bin Al-Aratt.
Shahabat
Khabbab bin Al-Aratt, ialah seorang tukang besi, dan ketika itu menjadi
budak belian seorang perempuan bernama Ummu Anmar. Setelah diketahui
bahwa ia telah menjadi pengikut seruan Nabi Muhammad SAW maka oleh Ummu
Anmar dia dianiaya dengan cara yang kejam dan ganas. Badannya diikat
pada tiang, dan disekeliling tubuhnya dinyalakan api. Dalam keadaan
seperti itu lalu ditanya : "Maukah kamu kembali memeluk agamamu yang lama, agama yang telah diikut oleh nenek moyangmu dahulu ?".
Ia menjawab : "Saya tetap menjadi pengikut agama Muhammad".
Oleh
sebab itu lalu dia disiksa dengan siksaan yang lebih berat lagi.
Punggungnya diseterika dengan besi yang dibakar sampai pijar, dan besi
yang seperti itu digosokkan pula di atas kepalanya. Namun sekalipun ia
disiksa sekejam itu, ia tetap teguh beriman kepada seruan Nabi SAW.
Dan
karena setiap hari ia terus menerus menderita siksaan yang seberat dan
seganas itu, maka pada suatu hari ia datang kepada Nabi SAW untuk
mengadukan halnya yang sangat menderita itu. Pada waktu itu beliau
sedang berbaring di samping Ka'bah. Ia berkata : "Ya Rasulullah, mengapa tidak tuan do'akan kepada Allah untukku, karena aku sedang diperlakukan sedemikian rupa ?".
Nabi SAW seketika itu lalu duduk dan wajahnya kelihatan merah, lalu beliau bersabda :
لَقَدْ
كَانَ مَنْ قَـبْلَكُمْ لَـيُمْشَطُ بِمَشَاطِ اْلحَدِيـْدِ مَا دُوْنَ
عِظَامِهِ مِنْ لَحْمٍ اَوْ عَصَبٍ مَا يَصْرِفُهُ ذلِكَ عَنْ دِيـْـنِهِ.
وَيــُوْضَعُ اْلمِنْشَارُ عَلَى مَفْرِقِ رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَيـْنِ
مَا يَصْرِفُهُ ذلِكَ عَنْ دِيــْنِهِ.
"Sesungguhnya
orang yang sebelum kamu dahulu ada yang disisir dengan sisir besi
diantara tulang-tulangnya dari daging atau uratnya, yang demikian itu
tidaklah memalingkan dia dari agamanya; dan ada pula yang diletakkan
gergaji pada ujung kepalanya, lalu ia dibelah menjadi dua, yang demikian
itu tidaklah dapat memalingkan dia dari agamanya".
Kemudian pada waktu itu Nabi SAW menerima wahyu dari hadhirat Allah :
الـمّ.
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُتْرَكُوْآ اَنْ يـَّقُوْلُوْآ امَنَّا وَهُمْ
لاَ يُـفْتَـنُوْنَ. وَلَـقَدْ فَـتَنَّا الَّذِيـْنَ مِنْ قَـبْلـِهِمْ
فَلَـيَعْلَـمَـنَّ اللهُ الَّذِيـْنَ صَدَقُوْا وَلَـيَعْلَمَنَّ
الْكذِبـِيـْنَ.العنكبوت:1-3
Alif
laam mieem ! Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ?. Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelumnya, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya
Dia mengetahui orang-orang yang berdusta. [Al-Ankabut : 1-3]
14. Masuk Islamnya Abdullah bin Mas'ud RA.
Pada suatu hari para shahabat Nabi SAW mengadakan pertemuan untuk membicarakan, siapakah di antara
mereka (pengikut Nabi SAW) yang sanggup membacakan ayat-ayat Al-Qur'an
yang sudah diajarkan oleh Nabi SAW di masjid, untuk diperdengarkan
kepada kaum Musyrikin Quraisy. Pada waktu itu Abdullah bin Mas'udlah
yang dengan ikhlas hati sanggup mengerjakannya. Tetapi ada seorang
shahabat yang tidak menyetujui kesanggupannya itu, karena ia adalah
seorang yang tidak punya perlindungan dari seorang yang berpengaruh
untuk menjamin dirinya, yaitu jika ia mengerjakan kesanggupannya itu
lalu dianiaya oleh fihak musyrikin Quraisy, tidak ada orang yang akan
melindunginya. Padahal fihak lawan itu, pasti akan merintangi siapasaja
yang berani membaca ayat-ayat Al-Qur'an di masjid. Alasan ini dijawab
oleh Abdullah bin Mas'ud : "Allah sendirilah yang melindungi diriku !".
Lalu
diputuskanlah dengan suara bulat, bahwa Abdullah bin Mas'ud-lah yang
akan membacakan beberapa ayat-ayat Al-Qur'an di masjid dengan suara
nyaring, untuk diperdengarkan kepada kaum Musyrikin Quraisy.
Pada
keesokan harinya Abdullah bin Mas'ud datang ke masjid dan duduk di Maqam
Ibrahim (satu tempat di dekat Ka'bah), lalu dengan suara nyaring serta
merdu ia membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Pada waktu itu para pemuka dan
pembesar Quraisy sedang berkumpul di balai pertemuan merundingkan
bagaimana caranya merintangi gerakan Muhammad dan penerangan-penerangan
yang selalu disiarkannya.
Ketika mereka mendengar suara Abdullah bin Mas'ud yang keras dan nyaring, seorang di antara mereka berkata kepada lainnya : "Itu adalah suara Ibnu Ummi 'Abdin !" Seorang lainnya berkata : "Apa yang ia suarakan itu ?".
Seketika
itu juga pertemuan mereka menjadi gaduh, lalu dihentikan oleh pimpinan
dan mereka lalu mendengarkan suara Abdullah bin Mas'ud itu.
Setelah jelas kepada mereka bahwa bacaan itu berisi apa-apa yang didatangkan oleh Nabi SAW, maka ketua pertemuan itu berkata : "Itu
adalah suara Ibnu Ummi 'Abdin, sedang membaca sesuatu yang didatangkan
oleh Muhammad. Sebaiknya pertemuan ini kita tutup saja dan marilah kita
datang bersama-sama ke masjid, kalau nanti ternyata betul bahwa dia itu
anak Ummi 'Abdin, lebih baik kita pukuli bersama-sama !".
Mereka
serentak menyetujui usul dari ketua pertemuan itu. Lalu pertemuan itu
dibubarkan, terus mereka bersama-sama ke masjid. Setelah diketahui bahwa
yang bersuara itu ternyata Ibnu Ummi 'Abdin (Abdullah bin Mas'ud),
dengan segera mereka mengeroyok dan memukulinya dengan sekeras-kerasnya !
Akhirnya
Abdullah bin Mas'ud berlumuran darah dan nafasnya terengah-engah.
Kemudian ia kembali ke rumahnya dengan kepala dan mukanya
bengkak-bengkak dan berlumuran darah.
Setelah
ia tiba di rumah, datanglah para shahabat Nabi SAW kepadanya, untuk
mengetahui hasil kesanggupannya. Setelah mereka melihat keadaan dirinya
begitu menyedihkan, maka di antara mereka ada yang berkata : "Inilah yang saya khawatirkan, dan itulah sebabnya maka saya kurang setuju dengan kesanggupanmu !".
Abdullah bin Mas'ud menjawab dengan tegas : "Seandainya
kamu hari ini menetapkan lagi supaya saya besok pagi membacakan
ayat-ayat Al-Qur'an di masjid, niscaya akan saya kerjakan lagi
sebagaimana mestinya !". Para shahabat berkata, "Jangan wahai
Ibnu Ummi 'Abdin ! Jangan ! Karena mereka sekarang telah mendengar
ayat-ayat Al-Qur'an yang didatangkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang
menjadi seteru mereka !".
Demikianlah di antara riwayat Abdullah bin Mas'ud ketika dianiaya oleh orang musyrikin Quraisy.
15. Masuk Islamnya Sa'ad bin Abi Waqqash
Shahabat Sa'ad bin Abi Waqqash itu adalah anak laki-lakinya Abu Waqqash, dan ibunya bernama Hamnah binti Sufyan.
Pada
waktu itu ia sedang remaja. Setelah ibunya mengetahui bahwa ia sudah
menjadi pengikut Nabi SAW, maka ibunya mengancam demikian : "Hai
Sa'ad ! Aku mendengar, sekarang kamu menjadi orang celaka. Demi Allah,
demi Al-Lata dan Al-'Uzza ! Tidak diperkenankan bagi orang yang telah
menjadi pengikut Muhammad berteduh di atas rumahku,meskipun diwaktu
hujan maupun pada waktu panas. Dan sekarang kamu sudah mengikut
Muhammad, maka haram kamu masuk rumahku ini, haram kamu memakan
makananku, dan haram kamu meminum airku !".
Pendek
kata pada waktu itu ia diasingkan dan tidak diakui lagi sebagai anggota
keluarga oleh ibunya, famili dan para sanak saudaranya. Oleh sebab itu,
ia lalu datang kepada Nabi SAW dan mengadukan hal yang sedang dialaminya
itu.
Lalu turunlah wahyu dari hadhirat Allah kepada Nabi SAW :
وَوَصَّيْنَا
اْلاِنْسَانَ بِوَالِدَيــْهِ حُسْنًا، وَ اِنْ جَاهَدكَ لِـتُشْرِكَ بِيْ
مَا لَـيْسَ لَكَ بِه عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا، اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنــَبِّئُكُمْ بِمَا كُـنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. العنكبوت:8
Dan
Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Hanya kepada-KU-lah kembalimu, lalu Aku beritakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan. [Al Ankabut : 8]
Maka
Sa'ad-pun berbuat baik kepada ibunya, tetapi ia sama sekali tidaklah
mengikut apa yang menjadi kehendak atau keinginan ibunya, yaitu supaya
ia kembali menjadi musyrik. Ia tetap menjadi seorang yang beriman kepada
Allah dan Nabi SAW. Lantaran itu selanjutnya dia menumpang makan dan
tidur dengan seadanya pada saudara-saudaranya kaum Muslimin.
[BERSAMBUNG]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar