15. Pada suatu malam Abu Jahal keluar dari rumahnya dengan tujuan akan mendengarkan bacaan Nabi SAWdengan sembunyi-sembunyi, agar
tidak diketahui oleh orang lain. Karena pada umumnya para ketua
musyrikin Quraisy mengerti, bahwa Nabi SAW biasa mengerjakan shalat
setelah jauh malam dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang telah
diturunkan kepada beliau dengan suaranya yang enak didengar oleh siapa
saja yang mendengarnya. Dan pada malam itu juga Abu Sufyan bin Harb dan
Akhnas bin Syuraiq dengan diam-diam juga keluar dari rumah mereka dengan
tujuan yang sama hendak mendengarkan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi
SAW dengan cara sembunyi-sembunyi.
Maka
dengan tidak tahu-menahu, karena memang tidak dengan kesepakatan lebih
dahulu, mereka datang menuju ke tempat Nabi SAW dengan
sembunyi-sembunyi, dan Nabi SAW sendiripun tidak tahu bahwa mereka itu
mendengarkan bacaannya.
Dengan
duduk terpaku di samping rumah Nabi SAW mereka masing-masing
mendengarkan dengan tenang ayat-ayat suci yang dibaca oleh Nabi SAW di
dalam shalatnya sehingga hampir waktu fajar menyingsing. Maka setelah
hampir fajar, merekapun kembali dengan melalui jalan yang berbeda.
Tiba-tiba mereka bertemu di tengah jalan yang akan menuju ke satu jalan,
dan akhirnya mereka berjalan bersama-sama. Ketika itulah mereka saling
tanya-menanya tentang dari mana mereka masing-masing itu. Lalu
masing-masingpun menerangkan bahwa mereka sehabis dari rumah Nabi SAW
untuk mendengarkan bacaan beliau. Kemudian mereka berjanji di waktu yang
akan datang tidak akan mengerjakan demikian lagi, karena khawatir
kalau-kalau perbuatan itu didengar dan diketahui oleh pemuda-pemuda
Quraisy.
Pada
malam kedua, mereka sama datang lagi ke tempat itu juga, karena
masing-masing menyangka bahwa kawannya tidak akan datang lagi ke tempat
itu untuk mendengarkan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi SAW Dan pada
waktu paginya dengan tidak disangka-sangka mereka bertemu lagi ditengah
jalan, lalu mereka berjanji lagi, tidak akan berbuat sekali lagi pada
waktu yang lain, karena khawati kalau-kalau didengar dan diketahui oleh
para pemuda Quraisy, yang akhirnya akan membawa akibat yang tidak
diinginkan oleh mereka masing-masing.
Kemudian
pada malam ketiga, dengan tidak tahu-menahu, mereka datang lagi
sebagaimana yang terjadi pada dua malam yang lalu dan setelah mereka
masing-masing bertemu, lalu mengadakan perjanjian antara satu dengan yang lain, bahwa masing-masing tidak akan mengerjakan seperti itu lagi, karena sangat membahayakan atas diri mereka masing-masing.
Setelah matahari akan memancarkan sinarnya, Akhnas bin Syuraiq mengambil tongkatnya lalu datang ke rumah Abu Sufyan. Setelah bertemu, Akhnas berkata kepada Abu Sufyan : "Coba beritahukan kepadaku, hai Abu Handhalah bagaimana pendapatmu tentang apa yang telah engkau dengar dari Muhammad".
Abu Sufyan berkata dengan jujur : "Sesungguhnya, wahai Abu Tsa'labah, aku telah mendengar beberapa perkara dari Muhammad, ada yang aku ketahui maksudnya; dan ada juga yang tidak aku ketahui arti dan maksudnya".
Akhnas bin Syuraiq berkata : "Akupun sependapat denganmu juga".
Kemudian
Akhnas keluar dari rumah Abu Sufyan dan terus pergi ke rumah Abu Jahal.
Setelah masuk dan mendapatkan Abu Jahal di rumahnya, ia bertanya kepada
Abu Jahal : "Wahai Abu Hakam, bagaimana pendapatmu tentang yang telah kamu dengar dari Muhammad itu ?"
Abu Jahal diam, tidak terburu menjawab, akhirnya ia menjawab dengan serupa pertanyaan : "Apa yang telah engkau dengar ?" Demikianlah sahut Abu Jahal.
Kemudian Abu Jahal berkata yang bukan-bukan, tidak sesuai dengan yang ditanyakan oleh Akhnas, dan akhirnya ia menjawab : "Demi
Tuhan, sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa ia (Muhammad) itu
seorang yang benar, tetapi bagaimana kami disuruh menjadi pengikut
keturunan Abdu Manaf ?"
Kemudian Akhnas berdiri lalu keluar meninggalkan rumah Abu Jahal.
Demikianlah
diantara sikap sebagian ketua-ketua musyrikin Quraisy di kala mendengar
ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca oleh Nabi SAW. Bahkan di dalam suatu
riwayat dikemukakan bahwa Abu Jahal berkata kepada Nabi SAW : "Kami bukan tidak mempercayaimu akan tetapi kami tidak percaya kepada apa yang kau bawa". Maka Allah SWT menurunkan ayat :
قَدْنَـعْلَمُ
اِنَّه لَـيَحْزُنُكَ الَّذِيْ يَـقُوْلُـوْنَ فَاِنَّـهُمْ لاَ
يُكَذِّبـُوْنَكَ وَلكِـنَّ الظـلِمِيْنَ بِايتِ اللهِ يَـجـْحـَدُوْنَ.
الانعام:33
Sesungguhnya,
Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan
hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan
mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang dhalim itu mengingkari
ayat-ayat Allah. [Al-An'am : 33]
16. Dan
pada sutu waktu Abu Jahal dan para kawannya, lantaran kebencian dan
kingkaran mereka kepada ayat-ayat firman Allah yang telah diwahyukan
kepada Nabi SAW, mereka bersikap sangat sombong dan congkak lagi. Dan
karena kesombongan mereka itu sehingga mereka mengeluarkan kata-kata
yang berisi tantangan yang dihadapkan kepada Allah. Kata mereka : "Ya
Allah. Jikalau yang didatangkan oleh Muhammad itu benar dan nyata dari
sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau
turunkanlah adzab yang pedih atas kami".
Oleh sebab itu, maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
وَ
اِذْ قَالُـوا اللّـهُمَّ اِنْ كَانَ هذَا هُوَ اْلحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ
فَاَمْطِرْ عَلَـيْنَا حِجَارَةً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائْـتِـنَا
بِـعَذَابٍ اَلِـيْمٍ. وَ مَا كَانَ اللهُ لِـيُعَذِّبـَهُمْ وَ اَنــْتَ
فِـيْـهِمْ، وَ مَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبـَهُمْ وَ هُمْ
يَـسْتَـغْـفِـرُوْنَ. الانفال:32-33
Dan
ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata : "Ya Allah, jika betul
(Al-Qur'an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami
dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami adzab yang
pedih". Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu
berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka,
sedang mereka meminta ampun. [Al-Anfal : 32-33].
17. Pada suatu waktu ketua-ketua musyrikin Quraisy mengejek ayat-ayat dan seruan Nabi SAW : "Muhammad,
hati kami tertutup rapat dari apa yang engkau serukan kepada kami, kami
tidak mengerti apa yang engkau katakan itu; antara kami dan engkau ada
tabir yang menghalang-halangi; maka silahkan engkau melakukan segala apa
yang engkau lakukan, dan kami akan tetap melakukan segala apa yang
biasa kami lakukan, karena kami tidak akan dapat pengertian sedikitpun
dari engkau".
Terhadap ejekan mereka itu, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
وَ
اِذَا قَرَأْتَ اْلـقُرْانَ جَعَلْنَا بَـيْنَكَ وَ بَـيْنَ الَّذِيـْنَ
لاَ يُـؤْمـِنُـوْنَ بِاْلاخِرَةِ حِجَابًا مَّسْتُـوْرًا. وَ جَعَلْنَا
عَلى قُـلُـوْبِـهِمْ اَكِـنَّةً اَنْ يَّـفْـقَـهُوْهُ وَ فِيْ
اذَانـِهِمْ وَقْرًا، وَ اِذَا ذَكَرْتَ رَبـَّكَ فِى اْلـقُرْانِ وَحْدَه
وَلَّوْا عَلى اَدْبَارِهِمْ نُـفُوْرًا. نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا
يَـسْتَـمِعُوْنَ بِه اِذْ يَـسْتَمِعُوْنَ اِلَـيْكَ وَ اِذْ هُمْ نَجْوى
اِذْ يَـقُوْلُ الظّـلِـمُوْنَ اِنْ تَـتَّبِعُوْنَ اِلاَّ رَجُلاً
مَّسْحُوْرًا. اُنـــْظُرْ كَـيْفَ ضَرَبـُوْا لَكَ اْلاَمْثَالَ
فَضَلُّوْا فَلاَ يَـسْتَطِـيْعُوْنَ سَبِـيْلاً. الاسراء:45-48
Dan
apabila kamu membaca Al-Qur'an niscaya kami adakan antara kamu dan
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding
yang menutupi, dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan
di telinga mereka agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu
menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Qur'an, niscaya mereka berpaling ke
belakang karena bencinya. Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana
mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka
berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang dhalim itu berkata : "Kamu
tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir".
Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu;
karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan
(yang benar). [Al-Israa' : 45-48]
18. Pada
suatu hari Nabi SAW duduk di masjid dan di situ ada Walid bin Mughirah
(seorang ketua dan hartawan musyrikin Quraisy). Tiba-tiba datanglah
Nadlar bin Al-Harits ke tempat tersebut lalu duduk bersama-sama mereka,
sedangkan di majlis itu ada juga beberapa orang musyrikin Quraisy yang
terkemuka. Sebagaimana biasa Nabi SAW dalam pertemuan-pertemuan dengan
kaum Quraisy yang seperti demikian mesti menyampaikan da'wahnya kepada
mereka supaya mengikut Islam. Setelah Nadlar mendengar seruan Nabi SAW,
dengan segera dia menyahut dengan perkataan-perkataan yang tidak sopan
dan membantah seruan Nabi SAW. Nabi SAW dikala itu lalu membacakan
ayat-ayat Al-Qur'an kepada mereka, antara lain ayat yang berbunyi :
اِنَّكُمْ
وَ مَا تَـعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ، اَنــْتُمْ
لَـهَا وَارِدُوْنَ. لَوْ كَانَ هؤُلآءِ الِـهَةً مَّا وَرَدُوْهَا،
وَكُلٌّ فِيْهَا خلِدُوْنَ. لَـهُمْ فِيْهَا زَفـِيْرٌ وَّ هُمْ فِيْهَا
لاَ يَـسْمَعُوْنَ. الانبياء:98-100
Sesungguhnya
kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah kayu bakar Jahannam,
kamu pasti masuk ke dalamnya. Andaikata berhala-berhala itu Tuhan,
tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya kekal di dalamnya.
Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. [Al-Anbiyaa' : 98 - 100]
Kemudian
Nabi SAW bangun dan pergi dari tempat pertemuan tersebut, sedang Nadlar
tidak berkata sepatah katapun. Kemudian datanglah seorang gembong
musyrikin Quraisy yang terkenal sastrawan, yaitu Abdullah bin
Az-Ziba'ra ke tempat tersebut lalu duduk. Oleh karena ia termasuk
seorang yang terkemuka dikalangan kaum Quraisy, maka peristiwa yang
terjadi antara Nadlar dengan Nabi SAW tadi diberitahukan oleh Walid bin
Mughirah kepadanya. Kata Walid : "Nadlar bin Al-Harits tidak bisa
berdiri dan tidak bisa duduk dalam menghadapi anak Abdul Muththalib
(Muhammad) tadi. Muhammad menganggap bahwa kita dan apa-apa yang kita
sembah, yaitu tuhan-tuhan kita akan menjadi kayu bakar di neraka
jahannam".
Abdullah bin Az-Ziba'ra mendengar laporan Walid yang demikian lalu berkata : "Demi
Allah, jika tadi saya mengetahuinya, tentu Muhammad saya bantah dan
saya kalahkan. Cobalah kamu tanyakan kepada Muhammad, apakah semua
barang yang disembah selain dari Allah itu akan masuk ke dalam neraka
bersama orang yang menyembahnya ? Padahal kami menyembah Malaikat,
orang Yahudi menyembah 'Uzair dan orang Nashrani menyembah 'Isa bin
Maryam. Apakah mereka itu juga akan masuk neraka ?"
Walid bin
Mughirah mendengar omongan Abdullah bin Az-Ziba'ra yang demikian itu
sangat tertarik hatinya, dan para ketua Quraisy yang lain pun sangat
tertarik juga. Dengan demikian mereka berpendapat, bahwa mereka apabila
berbicara dan berbantah dengan Muhammad tentu mendapat kemenangan.
Kemudian
perkataan Abdullah bin Az-Ziba'ra tadi disampaikan oleh sebagian
shahabat kepada Nabi SAW. Setelah beliau mendengar laporan tersebut,
lalu bersabda :
كُلُّ
مَنْ اَحَبَّ اَنْ يُـعْبَدَ مِنْ دُوْنِ اللهِ فَـهُوَ مَعَ مَنْ
عَبَدَهُ اِنـَّهُمْ اِنَّمَا يَـعْبُدُوْنَ الشَّيَاطِيْنَ وَ مَنْ
اَمَرَتْـهُمْ بِـعِبَادَتِهِ.
Tiap-tiap
orang yang suka disembah orang selain dari pada Allah, maka ia akan
bersama-sama orang yang menyembahnya. Sesungguhnya mereka itu hanya
menyembah kepada syaithan-syaithan dan menyembah orang yang syetan
memerintahkan mereka supaya disembahnya.
Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu-Nya :
اِنَّ
الَّذِيـْنَ سَبَقَتْ لَـهُمْ مِّنَّا اْلحُسْنى اُولـئِكَ عَنْهَا
مُبْعَدُوْنَ. لاَ يَـسْمَعُوْنَ حَسِيْـسَهَا وَ هُمْ فِيْ مَا اشْتَهَتْ
اَنــْفُسُهُمْ خلِدُوْنَ. الانبياء:100-101
Bahwasanya
orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami,
mereka itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikitpun
suara api neraka, dan mereka kekal menikmati apa yang diingini oleh
mereka". [Al-Anbiya' : 101-102]
Maksud
ayat tersebut ialah : Orang-orang yang sudah lebih dahulu menerima
kebaikan dan kebahagiaan dari Allah, seperti 'Uzair, 'Isa bin Maryam
dan lain-lainnya dari golongan para pendeta dan ulama yang benar-benar
thaat kepada Allah, yang sekali-kali tidak memerintahkan kepada manusia
supaya mereka itu disembah, walaupun mereka itu dijadikan sebagai
tuhan-tuhan, mereka itu dijauhkan dari api neraka. Mereka tidak akan
mendengar desir atau suara neraka, dan selanjutnya mereka tetap
selamanya di tempat ni'mat yang disenangi oleh jiwa mereka, yaitu di
surga.
Kemudian
terhadap orang-orang yang mengatakan, bahwa mereka itu menyembah
Malaikat, dan menganggap Malaikat itu sebagai puteri-puteri Allah, maka
Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Nabi SAW :
وَقَـالُـوا
اتَّخَذَ الـرَّحْمنُ وَلَدًا سُبْحنَه، بَـلْ عِبَادٌ مُّكْـرَمُوْنَ.
لاَ يَـسْبِقُـوْنَه بِاْلـقَوْلِ وَ هُمْ بِاَمْرِه يَـعْمَلُـوْنَ.
يَـعْلَمُ مَا بَـيْنَ اَيـْدِيـْهِمْ وَ مَا خَلْـفَهُمْ وَلاَ
يَـشْفَـعُوْنَ اِلاَّ لـِمَنِ ارْتَضى وَهُمْ مِنْ خَشْيَـتِه
مُشْفِـقُـوْنَ. وَ مَنْ يَّـقُلْ مِنْـهُمْ اِنـِّيْ اِلهٌ مِنْ دُوْنـِه
فَذلِكَ نَجْزِيـْهِ جَـهَنَّمَ، كَذلِكَ نَجْزِى الظّـلِمِـيْنَ.
الانبياء:26-29
Dan
mereka berkata : "Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak". Maha Suci
Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) hanyalah hamba-hamba yang
dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya berbicara dan mengerjakan semua
perintah-Nya". Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan
malaikat itu dan yang di belakangnya, dan mereka tiada memberi syafaat
melainkan kepada orang yang diridlai Allah, dan mereka itu selalu
berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barangsiapa diantara mereka
mengatakan : "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain Allah", maka orang
itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan
pembalasan kepada orang-orang dhalim". [Al-Anbiya' : 26 - 29]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar