6. Percakapan antara Raja Habsyi (Najasyi) dengan kaum Muslimin
Raja Habsyi mengemukakan beberapa pertanyaan kepada kaum Muslimin, tanyanya : "Mengapa kamu sekalian tidak bersujud kepada raja ?"
Shahabat Ja'far selaku kepala rombongan menjawab : "Sesungguhnya kami tidak bersujud melainkan kepada Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi".
Amr bin Ash (utusan Quraisy) berkata kepada raja : "Wahai
tuanku raja : Tidakkah tuanku melihat bahwa mereka itu begitu sombong,
dan mereka tidak mau menghormat kepada tuanku raja dengan penghormatan cara tuanku !".
Raja Najasyi lalu bertanya kepada kaum Muslimin : "Apa
yang menghalangi kalian untuk bersujud kepadaku dan memberi
penghormatan kepadaku dengan penghormatan yang telah biasa dilakukan
orang kepadaku ?".
Ja'far bin Abu Thalib menjawab dengan tegas : "Demi Allah sesungguhnya kami tidak bersujud melainkan kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi".
Kemudian utusan Quraisy berkata lagi kepada raja Habsyi dengan hasutan : "Wahai tuanku raja, sesungguhnya mereka itu akan mengganggu keamanan negeri tuanku, karena mereka itu adalah orang-orang yang bodoh-bodoh. Mereka di kota Makkah
selalu menimbulkan perselisihan, pertengkaran dan permusuhan di antara
golongan dan bangsa sendiri. Karena mereka tidak mau mengikut agama
nenek moyang mereka, mereka mengikut agama baru yang didatangkan oleh
seorang pemuda, pendusta lagi papa
sengsara, yang mengaku menjadi Nabi dan Rasul Allah. Agama itu sama
sekali belum pernah diketahui dan dipeluk oleh nenek moyang mereka. Di
kota Makkah tidak ada orang yang mengikut agama baru itu melainkan
orang-orang yang tidak mempunyai fikiran, orang-orang bodoh dan tolol,
orang-orang yang papa sengsara dan budak belian. Hamba berdua diutus
oleh pembesar-pembesar dan kepala-kepala mereka, supaya menghadap kepada
tuanku raja, untuk memohon kepada tuanku, supaya mereka segera
dikembalikan ke Makkah atau lekas-lekas diusir dari wilayah negeri
tuanku yang aman dan sejahtera ini. Pembesar-pembesar dan kepala-kepala
mereka ingin supaya negeri tuanku senantiasa dalam keadaan aman dan
sejahtera, sebagaimana yang sudah-sudah, dan jangan sampai timbul
keonaran dan kerusuhan yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatan mereka.
Ya tuanku raja, pembesar-pembesar dan kepala-kepala mereka itu lebih
mengetahui tentang kejahatan mereka masing-masing !".
7. Penjelasan Ja'far Kepada Raja Habsyi (Najasyi)
Setelah adanya hasutan utusan Quraisy itu tadi, maka raja Habsyi bertanya lagi kepada kaum Muslimin :
"Agama apa yang di dalamnya kalian mencerai-beraikan persaudaraan kaummu, dan mengapa kalian tidak mengikut agamaku dan tidak pula masuk pada salah satu agama yang sudah ada ?"
Pertanyaan ini dijawab oleh shahabat Ja'far dengan tangkas, tegas dan jelas :
اَيـُّهَا
اْلمَلِكُ! كُـنَّا قُوْمًا اَهْلَ جَاهِلِـيَّةٍ نَـعْبُدُ اْلاَصْنَامَ
وَ نَأْكُلُ اْلمَيْتَةَ وَ نَأْتِى اْلفَوَاحِشَ وَ نَـقْطَعُ
اْلاَرْحَامَ وَ نُسِيْءُ اْلجـِوَارَ وَ يَأْكُلُ اْلـقَـوِّيُّ مِنَّا
الضَّعِيْفَ فَكُـنَّا عَلَى ذَالِكَ، حَتَّى بَـعَثَ اللهُ اِلَـيْنَا
رَسُوْلاً مِنَّا نَـعْرِفُ نَـسَبَهُ وَ صِدْقَهُ وَاَمَانَـتَهُ وَ
عَفَافَهُ. فَدَعَانَا اِلىَ اللهِ لِـنُـوَحِّدَهُ وَ نَـعْبُدَهُ وَ
نَخـْلَعَ مَا كُـنَّا نَـعْبُدُ نَحْنُ وَ آَبَاؤُنَـا مِنَ الْحِجَارَةِ
وَ اْلاَوْثَـانِ وَ اَمَرَنَا بِصِدْقِ اْلحَدِيـْثِ وَ اَدَآءِ
اْلاَمَانَةِ وَ صِلَةِ اْلـرَّحِمِ وَ حُسْنِ اْلجـِوَارِ وَ اْلكَـفِّ
عَنِ اْلمَحَارِمِ وَ الدِّمَآءِ، وَ نَـهَانَـا عَنِ اْلـفَـوَاحِشِ وَ
قَوْلِ الزُّوْرِ وَاَكْلِ مَالِ اْلـيَـتِـيْمِ وَقَذْفِ
اْلمُحْصَنَاتِ.وَ اَمَرَ نَا اَنْ نَـعْبُدَ اللهَ وَحْدَهُ لاَ نُـشْرِكَ
بِهِ شَيْئًا، وَ اَمَرَنـَا بِالصَّلاَةِ وَ الـزَّكَاةِ وَ الصِّيَامِ،
(فَعَدَّدَ عَلَـيْهِ اُمُوْرَ اْلاِسْلاَمِ) فَصَدَّقْنَاهُ وَآَمنَّابِهِ
وَ اتَّـبَـعْنَاهُ عَلَى مَا جَآءَ بِهِ مِنَ اللهِ، فَـعَبَدْنـَا اللهَ
وَحْدَهُ فَلَمْ نُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا وَ حَرَّمْنَا مَا حَرَّمَ
عَلَـيْنَا وَ اَحْلَـلْنَا مَا اَحَلَّ لَنَا، فَعَدَا عَلَـيْنَا
قَوْمُنَا فَعَذَّبُـوْنَـا وَ فَـتَـنُـوْنَـا عَنْ دِيـْنِنَا
لِيَرُدُّوْنَـا اِلىَ عِبَادَةِ اْلاَوْثَـانِ مِنْ عِبَادَةِ اللهِ
تَـعَالىَ وَ اَنْ نَـسِتَحِلَّ مِنَ اْلخَبَائِثِ. فَـلَمَّا
قَـهَرُوْنَـا وَ ظَـلَمُوْنَـا وَ ضَيَّقُوْا عَلَـيْنَا وَ حَالُـوْا
بَيْنَنَا وَ بَـيْنَ دِيـْنِنَا.خَرَجْنَا اِلىَ بِلاَدِكَ وَ
اخـْتَرْنَـاكَ عَلَى مَنْ سِوَاكَ وَ رَغِبْنَا فِى جـِوَارِكَ وَ
رَجـَوْنَـا اَنْ لاَ نُـظْـلَـمَ عِنْدَكَ. اَيــُّهَا اْلمَلِكُ!
"Wahai
raja ! Kami ini tadinya adalah golongan orang-orang yang dalam
kebodohan, menyembah berhala, memakan bangkai, gemar melakukan
kejahatan, gemar memutus persaudaraan, jahat kepada tetangga, dan yang
kuat diantara kami makan hak yang lemah, dan demikianlah keadaan kami,
sehingga Allah mengutus kepada kami seorang utusan dari bangsa kami.
Kami mengetahui tentang nasabnya, kejujurannya, amanahnya dan
keperwiraannya. Lalu dia berseru (mengajak) kepada kami kepada Allah
untuk meng-Esakan-Nya dan menyembah kepada-Nya, dan supaya kami
melepaskan apa-apa yang kami sembah dan yang disembah oleh orang-orang
tua kami dahulu yaitu barang sembahan berupa batu-batu dan arca-arca.
Dan ia memerintahkan kepada kami supaya berkata jujur, menunaikan amanah
orang lain, menyambung persaudaraan, berbuat baik kepada tetangga,
memelihara diri dari perbuatan yang merusakkan dan menumpahkan darah.
Dan ia melarang kami dari semua perbuatan yang jelek, perkataan bohong,
makan harta anak yatim, dan kami dilarang menuduh jahat pada wanita yang
jujur perbuatannya. Dan memerintahkan kami supaya menyembah Allah Yang
Maha Esa, supaya kami tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, dan
menyuruh kami melaksanakan shalat, membayar zakat, berpuasa (lalu Ja'far
menyebutkan beberapa urusan Islam lagi kepada raja). Oleh sebab itu,
kami lalu membenarkannya dan kami beriman kepadanya serta mengikuti
apa-apa yang telah didatangkan olehnya dari Allah. Lalu kami menyembah
Allah yang Maha Esa, tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, kami
mengharamkan apa-apa yang Allah haramkan kepada kami, dan kami
menghalalkan apa-apa yang Allah halalkan kepada kami. Lalu kaum kami
memusuhi kami, mereka menyiksa kami, dan menyesatkan kami dari agama
kami supaya kami kembali menyembah kepada berhala lagi dan tidak
menyembah Allah, dan membolehkan semua perbutaan yang jahat-jahat,
setelah mereka itu memaksa kami dan menganiaya kami serta menyempitkan
kehidupan kami, dan mereka senantiasa berupaya memisahkan kami dari
agama kami, maka kami keluar (pindah) ke negeri tuan; dan kami memilih
tuan bukan orang yang selain tuan, serta kami senang dibawah
perlindungan tuan; dan kami mengharapkan agar kami jangan sampai
teraniaya dihadapan tuan, wahai baginda raja !".
Demikianlah penjelasan Ja'far bin Abu Thalib tentang agama yang dibawa oleh Nabi SAW ketika dihadapan raja Habsyi.
8. Islamnya Raja Habsyi ( Najasyi )
Setelah raja Najasyi mendengar dan memperhatikan penjelasan Ja'far bin Abu Thalib demikian tadi, maka ia bertanya lagi : "Apakah kamu mempunyai sesuatu dari apa yang didatangkan oleh Rasul itu ?"
Ja'far menjawab : "Ya".
Baginda raja berkata : "Coba bacakan kepadaku !" Lantas
Ja'far bin Abu Thalib membaca beberapa ayat firman Allah yang telah
diturunkan kepada Nabi SAW, yang sudah dihafalnya dengan lancar : Yaitu
surat Maryam ayat 1 s/d 36, yang artinya sebagai berikut :
1. Kaaf Haa Yaa 'Ain Shaad.
2. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria,
3. yaitu tatkala ia berdo'a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
4. Ia
berkata : "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku
telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a, kepada
Engkau, ya Tuhanku.
5. Dan
sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang
isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi
Engkau seorang putera,
6. yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridlai".
7. Hai
Zakaria, sesungguhnya Kami memberi khabar gembira kepadamu akan
(beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum
pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
8. Zakaria berkata : "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua",
9. Tuhan
berfirman : "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah
bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal
kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali".
10. Zakaria
berkata : "Ya Tuhanku, berilahaku suatu tanda". Tuhan berfirman :
"Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia
selama tiga malam, padahal kamu sehat".
11. Maka
ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada
mereka, hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.
12. Hai
Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami
berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak,
13. dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertaqwa,
14. dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
15. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
16. Dan
ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur'an, yaitu ketika ia
menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat disebelah timur,
17. maka
ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami
mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma dihadapannya (dalam
bentuk) manusia yang sempurna.
18. Maryam berkata : "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa".
19. Ia
(Jibril) berkata : "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan
Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".
20. Maryam
berkata : "Bagaimana akan ada bagiku sorang anak laki-laki, sedang
tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang
pezina !"
21. Jibril
berkata : "Demikianlah". Tuhanmu berfirman : "Hal itu adalah mudah
bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi masnusia dan
sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah
diputuskan".
22. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
23. Maka
rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal
pohon kurma, dia berkata : "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum
ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".
24 Maka
Jibril menyerunya dari tempat yang rendah : "Janganlah kamu bersedih
hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.
25. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
26. maka
makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang
manusia, maka katakanlah : "Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa
untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan
seorang manusiapun pada hari ini".
27 Maka
Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya
berkata : "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang
amat mungkar".
28. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",
29. maka
Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata : "Bagaimana kami akan
berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan ?"
30. Berkata Isa : "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,
31. dan
Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan
Dia memerinahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat
selama aku hidup;
32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
33. Dan
kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan,
pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
34. Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
35. Tidak
layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah
menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya : "Jadilah", maka
jadilah ia.
36. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan-ku dan Tuhan-mu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
[Maryam : 1 - 36]
Kemudian,
setelah raja Habsyi dan para pendeta yang ada dihadapannya mendengar
ayat-ayat yang dibaca oleh shahabat Ja'far tadi, maka tiba-tiba
bercucuranlah air mata baginda raja sehingga janggutnya basah; demikian
juga halnya dengan para pendeta yang ada dihadapannya, mereka juga
mencucurkan air mata. Dan mereka serempak berakata : "Kalimah ini sesungguhnya berasal dari sumber yang menjadi asal Kalimah junjungan kita Nabi Isa".
Kemudian raja sendiri berkata pula : "Demi Allah sesungguhnya ini dan yang dibawa oleh 'Isa, sungguh keluar dari satu sumber".
Selanjutnya raja Najasyi bersaksi dan mengatakan :
مَرْحَبًا
بِكُمْ وَ بِمَنْ جِئْتُمْ مِنْ عِنْدِهِ. وَ اَنــَا اَشْهَدُ اَنــَّهُ
رَسُوْلُ اللهِ، وَ اَنــَّهُ الَّذِيْ بَشَّرَ بِهِ عِيْسَى. وَ لَـوْلاَ
اَنــَا فِيْهِ مِنَ اْلمُـلْكِ لاتِـيَنَّهُ حَتَّى اُقَـبِّلَ نَـعْلَهُ.
"Berbahagialah kalian dan orang yang dari sisinya kalian datang. Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya dia itu adalah Rasul Allah, dan sesungguhnya dialah yang diberitakan dengan kegembiraan oleh Isa. Dan seandainya aku tidak di dalam tugas kerajaan, sungguh aku akan datang kepadanya sehingga aku bisa mencium sandalnya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar