Jihad fi Sabilillah 2
Syekh Thanthawi Jauhari di dalam kitabnya "Al-Qur'an wal 'Ulumul 'Ashriyah", beliau berkata : "Orang-orang
yang kurang mengerti banyaklah yang menyangka bahwa jihad itu tidak
lain melainkan memerangi orang-orang kafir belaka. Sekali-kali tidak
begitu! Sebagaimana ulama-ulama ahli hukum agama yang benar-benar telah
mengerti telah menetapkan, jihad itu tidaklah terbatas memerangi musuh
belaka, tetapi mengandung arti, maksud dan tujuan yang seluas-luasnya.
Memajukan pertukangan, kerajinan, pertanian, membangun negara,
mengusahakan ketinggian budi pekerti, dan memuliakan serta meninggikan
derajat suatu ummat, itu semuanya termasuk perbuatan "Jihad" juga, yang
tidak kurang kepentingannya dan jasanya dari pada orang-orang yang
mengangkat senjata melawan musuh".
Lebih lanjut beliau berkata : "Sesungguhnya
barisan balatentara yang berhadap-hadapan dengan musuh, tidak akan kuat
dan kuasa bertahan di atas kedudukannya, kecuali jika di belakang bala
tentara itu ada pemerintahan yang teratur rapi, yang mempunyai
pabrik-pabrik senjata lengkap, mempunyai persediaan makanan yang cukup,
untuk dikirimkan ke medan peperangan. Maka dari itu, barangsiapa
menyangka bahwa kaum petani yang mengolah sawah ladangnya, yang berusaha
mengeluarkan segala apa yang ada, tukang-tukang besi dan
pembuat-pembuat senjata dan alat-alat pengangkutan serta tukang-tukang
kayu yang melengkapkan alat-alat itu, dan ahli-ahli pembuat makanan
untuk persediaan makanan bala tentara itu lebih rendah dan lebih sedikit
pahalanya di akhirat daripada bala tentara yang berjuang dan bertempur
di medan pertempuran, maka ia adalah orang yang tolol tentang urusan
agama dan tersesatlah pendapatnya, dan dia adalah orang yang lalai
tentang Islam yang sebenarnya. Padahal Nabi Muhammad SAW sendiri tatkala
kembali dari salah satu peperangannya pernah bersabda : "Kita telah
kembali dari perang yang kecil ke perang yang besar, ialah perang
terhadap nafsu".
Apakah
hal itu bukan suatu petunjuk bagi kaum Muslimin, bahwa berperang
terhadap hawa nafsu itu lebih tinggi derajatnya daripada memerangi musuh
(orang-orang kafir) ?
Adapun
berperang terhadap hawa nafsu ialah meninggalkan sifat dan kebiasaan
malas, berusaha mengerjakan pembangunan-pembangunan, meninggikan derajat
ummat, menjelajahi bumi untuk menuntut pengetahuan, mendidik ketinggian
budi pekerti dan sebagainya. Maka dari itu, orang yang mendidik dirinya
sendiri supaya baik dan benar itu termasuk mujahid (orang yang
berjihad). Berusaha menjalankan pembangunan-pembangunan itu juga
berjihad. Mengembara di muka bumi untuk mengetahui hal-hal yang berguna
bagi kaum Muslimin itu juga berjihad. Dan orang 'alim yang
pengetahuannya berguna bagi kaum Muslimin itu pun berjihad pula.
Di
samping uraian tersebut, baiklah di bawah ini kami kutipkan lagi satu
riwayat dari Nabi SAW yang menunjukkan bahwa arti "jihad" itu tidak
hanya berperang untuk memerangi orang kafir atau musyrik.
عَنْ
كَعْبِ ابْنِ عُجْرَةَ رض قَالَ: مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ ص رَجُلٌ فَرَأَى
اَصْحَابَ رَسُوْلِ اللهِ ص مِنْ جَلَدِهِ وَ نَشَاطِهِ. فَقَالُوْا: يَا
رَسُوْلَ اللهِ لَوْ كَانَ هذَا فِى سَبِيْلِ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: اِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا فَهُوَ فِى
سَبِيْلِ اللهِ، وَ اِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى اَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ
كَبِيْرَيْنِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَ اِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى
عَلَى نَفْسِهِ يُعِفُّهَا فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَ اِنْ كَانَ
خَرَجَ يَسْعَى رِيَاءً وَ مَفَاخَرَةً فَهُوَ فِى سَبِيْلِ الشَّيْطَانِ.
الطبرانى
Dari
Ka'ab bin 'Ujrah RA ia berkata, telah berlalu seorang laki-laki di
hadapan Nabi SAW lalu para sahabat Rasulullah SAW melihat kekuatan dan
ketangkasan orang itu, maka mereka berkata : Alangkah baik dan hebatnya
jika orang ini berperang pada jalan Allah? Maka Rasulullah SAW bersabda :
Jika ia keluar berusaha untuk anaknya yang masih kecil-kecil, maka ia
pada jalan Allah, jika ia keluar berusaha untuk keperluan orang tuanya
yang telah lanjut usianya, maka ia pada jalan Allah. Dan jika ia keluar
berusaha untuk dirinya agar terpelihara kehormatannya, maka ia pada
jalan Allah. Dan jika ia keluar berusaha karena riya dan bermegah diri,
maka ia pada jalan syaithan. [HR. Thabrani dengan rijal shahih]
Dengan hadits ini bertambah jelaslah, bahwa arti jihad menurut Islam itu luas sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar